Gedung Pancasila, Saksi Sejarah Lahirnya Dasar Negara Indonesia
Sabtu, 04 September 2021 - 07:01 WIB
Pada masa pemerintahan Hindia Belanda berkuasa di Indonesia, sejumlah bangunan gedung pemerintahan didirikan di sekitar kawasan yang kini disebut sebagai Taman Pejambon dan Lapangan Banteng di Jakarta. Nama Gedung Pancasila semakin dikenal ketika pada tanggal 1 Juni 1964 di Departemen Luar Negeri diperingati secara nasional hari lahirnya Pancasila yang dihadiri oleh Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta.
Gedung Pancasila dalam dasawarsa 1960-an dipergunakan juga untuk mendidik calon-calon diplomat Indonesia melalui kursus Atase Pers, kursus Caraka dan Susdubat I yaitu Kursus Dasar Umum Pejabat Dinas Luar Negeri. Selain itu, Gedung Pancasila menjelang Konferensi Asia-Afrika tahun 1955 menjadi pusat kegiatan Sekretariat Bersama Konferensi yang diketuai oleh Sekretaris Jenderal Departemen Luar Negeri dengan anggota-anggotanya terdiri dari para Duta Besar Birma, India, Pakistan, dan Sri Lanka di Jakarta.
Gedung Pancasila tidak hanya menjadi saksi bisu menjelang runtuhnya Orde Lama dan lahirnya Orde Baru. Gedung Pancasila selama pergolakan politik di penghujung 1965 dan awal 1966 pernah menjadi sasaran demonstrasi Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) yang menentang komunis. Saat itu, massa pelajar dan mahasiswa yang marah tersebut telah menyebabkan kerusakan di beberapa bagian gedung tambahan dan tidak terkecuali Gedung Pancasila.
Pemugaran terhadap Gedung Pancasila pernah dilakukan oleh Departemen Luar Negeri pada tahun 1973 sampai 1975 dalam rangka memenuhi harapan bangsa Indonesia terhadap pemeliharaan dan perbaikan warisan budaya yang bersejarah. Selesai dipugar, Presiden Soeharto membuka selubung prasasti sebagai pertanda peresmian gedung itu sebagai Gedung Pancasila, saat itu bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Departemen Luar Negeri ke-30 pada tanggal 19 Agustus 1975.
Gedung Pancasila dalam dasawarsa 1960-an dipergunakan juga untuk mendidik calon-calon diplomat Indonesia melalui kursus Atase Pers, kursus Caraka dan Susdubat I yaitu Kursus Dasar Umum Pejabat Dinas Luar Negeri. Selain itu, Gedung Pancasila menjelang Konferensi Asia-Afrika tahun 1955 menjadi pusat kegiatan Sekretariat Bersama Konferensi yang diketuai oleh Sekretaris Jenderal Departemen Luar Negeri dengan anggota-anggotanya terdiri dari para Duta Besar Birma, India, Pakistan, dan Sri Lanka di Jakarta.
Gedung Pancasila tidak hanya menjadi saksi bisu menjelang runtuhnya Orde Lama dan lahirnya Orde Baru. Gedung Pancasila selama pergolakan politik di penghujung 1965 dan awal 1966 pernah menjadi sasaran demonstrasi Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) yang menentang komunis. Saat itu, massa pelajar dan mahasiswa yang marah tersebut telah menyebabkan kerusakan di beberapa bagian gedung tambahan dan tidak terkecuali Gedung Pancasila.
Pemugaran terhadap Gedung Pancasila pernah dilakukan oleh Departemen Luar Negeri pada tahun 1973 sampai 1975 dalam rangka memenuhi harapan bangsa Indonesia terhadap pemeliharaan dan perbaikan warisan budaya yang bersejarah. Selesai dipugar, Presiden Soeharto membuka selubung prasasti sebagai pertanda peresmian gedung itu sebagai Gedung Pancasila, saat itu bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Departemen Luar Negeri ke-30 pada tanggal 19 Agustus 1975.
(cip)
Lihat Juga :
tulis komentar anda