Elektabilitas Sama-sama Berubah 3%, PDIP Melorot Gerindra Naik
Rabu, 25 Agustus 2021 - 19:11 WIB
JAKARTA - Elektabilitas PDIP dalam hasil Indikator Politik Indonesia masih tertinggi di antara seluruh parpol. Tetapi angkanya makin tergerus. Pada April 2021, elektabilitas PDIP tercatat masih 27,5%, kemudian pada Juli 2021 menjadi 24,4%.
Partai Gerindra elektabilitasnya justru meningkat dari 9,7% pada Februari 2020 menjadi 12,8% pada Juli 2021. Sementara Golkar juga mengalami penurunan dari 10,7% pada April 2021 menjadi 9,0% pada Juli 2021.
"PDIP meskipun tingkat pertama tapi trendnya turun. Hal ini disebabkan karena pemerintah saat dilakukan survei pada akhir Juli (2021) saat angka Covid-19 sedang tinggi-tingginya," ujar Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, Rabu (25/8/2021).
Ia menyebutkan hal yang unik justru ada di Partai Gerindra di mana elektabilitas cenderung meningkat. "Ada dampak juga ke partai koalisi pemerintah. Paling terdampak PDIP wajar karena approvalnya dari Jokowi. Gerindra di saat trend pemerintah menurun, tapi elektabilitas meningkat. Hal ini dikarenakan di mata memori publik Gerindra belum dianggap partai pendukung pemerintah. Meskipun dalam kebijakan publik," jelas Burhanuddin Muhtadi.
Dalam survei Indikator tersebut apabila Pemilu Legislatif diadakan sekarang, PDIP memperoleh suara teratas dengan 24.4%. Menyusul Gerindra 12.8%, Golkar 9%, Demokrat 9%. Kemudian PKB 8.2%, PKS 7%, PPP 3.9%, Nasdem 3.5%, dan PAN 2.2%.
"Tingkat kedekatan pemilih terhadap partai sangat rendah hanya 11%. Hal ini membuat volatilitas dukungan electoral partai politik sangat dinamis," tandas Burhanuddin.
Sebagaimana diketahui, Survei Indikator Politik Indonesia dilaksanakan pada 30 Juli - 4 Agustus 2021 dengan metode survei tatap muka pada WNI dengan hak pilih, jumlah responden 1.220 orang dengan toleransi margin of error statistik kurang lebih 2,9%.
Partai Gerindra elektabilitasnya justru meningkat dari 9,7% pada Februari 2020 menjadi 12,8% pada Juli 2021. Sementara Golkar juga mengalami penurunan dari 10,7% pada April 2021 menjadi 9,0% pada Juli 2021.
"PDIP meskipun tingkat pertama tapi trendnya turun. Hal ini disebabkan karena pemerintah saat dilakukan survei pada akhir Juli (2021) saat angka Covid-19 sedang tinggi-tingginya," ujar Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, Rabu (25/8/2021).
Baca Juga
Ia menyebutkan hal yang unik justru ada di Partai Gerindra di mana elektabilitas cenderung meningkat. "Ada dampak juga ke partai koalisi pemerintah. Paling terdampak PDIP wajar karena approvalnya dari Jokowi. Gerindra di saat trend pemerintah menurun, tapi elektabilitas meningkat. Hal ini dikarenakan di mata memori publik Gerindra belum dianggap partai pendukung pemerintah. Meskipun dalam kebijakan publik," jelas Burhanuddin Muhtadi.
Dalam survei Indikator tersebut apabila Pemilu Legislatif diadakan sekarang, PDIP memperoleh suara teratas dengan 24.4%. Menyusul Gerindra 12.8%, Golkar 9%, Demokrat 9%. Kemudian PKB 8.2%, PKS 7%, PPP 3.9%, Nasdem 3.5%, dan PAN 2.2%.
"Tingkat kedekatan pemilih terhadap partai sangat rendah hanya 11%. Hal ini membuat volatilitas dukungan electoral partai politik sangat dinamis," tandas Burhanuddin.
Sebagaimana diketahui, Survei Indikator Politik Indonesia dilaksanakan pada 30 Juli - 4 Agustus 2021 dengan metode survei tatap muka pada WNI dengan hak pilih, jumlah responden 1.220 orang dengan toleransi margin of error statistik kurang lebih 2,9%.
(muh)
tulis komentar anda