BMKG: Gempa Alaska Tidak Berpotensi Picu Tsunami di Indonesia
Sabtu, 14 Agustus 2021 - 23:36 WIB
JAKARTA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mendeteksi Pantai Alaska diguncang gempa tektonik parameter dengan magnitudo 6,8 pada Sabtu (14/8/2021) pukul 18.57 WIB. Adapun gempa Alaska tersebut dipastikan tidak berpotensi menimbulkan dampak tsunami pada wilayah Indonesia.
Gempa tektonik di Pantai Alaska tersebut terjadi pada koordinat 55,36° LU ; 157,69° BB, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 110 km arah Tenggara Perryville, Alaska pada kedalaman 44 km.
Baca juga: Empat Tahun Lalu, Gempa Besar dan Merusak Mengguncang Bumi Rafflesia
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Bambang Setiyo Prayitno, mengungkapkan, bila dilihat dari lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas pada lempeng Alaska.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi ini memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).
"Berdasarkan hasil pemodelan tsunami, gempa ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami di wilayah Indonesia, sehingga BMKG tidak mengeluarkan peringatan dini tsunami," kata Bambang Setiyo Prayitno.
Hingga pukul 20:40 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock).
"Masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," tandas Bambang Setiyo Prayitno.
Gempa tektonik di Pantai Alaska tersebut terjadi pada koordinat 55,36° LU ; 157,69° BB, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 110 km arah Tenggara Perryville, Alaska pada kedalaman 44 km.
Baca juga: Empat Tahun Lalu, Gempa Besar dan Merusak Mengguncang Bumi Rafflesia
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Bambang Setiyo Prayitno, mengungkapkan, bila dilihat dari lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas pada lempeng Alaska.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi ini memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).
"Berdasarkan hasil pemodelan tsunami, gempa ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami di wilayah Indonesia, sehingga BMKG tidak mengeluarkan peringatan dini tsunami," kata Bambang Setiyo Prayitno.
Hingga pukul 20:40 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock).
"Masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," tandas Bambang Setiyo Prayitno.
(thm)
Lihat Juga :
tulis komentar anda