Ancaman Megathrust di Selatan Jawa Simpan Energi yang Bisa Sebabkan Gempa M 9,1

Kamis, 02 Januari 2025 - 11:49 WIB
loading...
Ancaman Megathrust di...
BRIN mengungkap ancaman megathrust berpotensi terjadi di Selatan Jawa. Megathrust ini bahkan disebut-sebut berpotensi membuat gempa berkekuatan M 9,1. Foto: Ilustrasi/Dok SINDOnews
A A A
JAKARTA - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkap ancaman megathrust berpotensi terjadi di Selatan Jawa. Megathrust ini bahkan disebut-sebut berpotensi membuat gempa berkekuatan M 9,1.

Hal itu diungkapkan Peneliti dari Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN Nuraini Rahma Hanifa. Dia menilai gempa berkekuatan sangat masif itu juga akan memancing bencana baru yaitu tsunami yang bisa mencapai Jakarta dalam waktu singkat.



"Potensi megathrust ini dapat memicu goncangan gempa yang besar dan tsunami yang menjalar melalui Selat Sunda hingga Jakarta dengan waktu tiba sekitar 2,5 jam," ujar Rahma, Kamis (2/1/2025).

Dalam penelitian BRIN, gempa megathrust dapat membuat tsunami terjadi dengan ketinggian diperkirakan mencapai 20 meter di pesisir selatan Jawa, 3-15 meter di Selat Sunda, serta sekitar 1,8 meter di pesisir utara Jakarta. Belum lagi gempa megathrust juga berpotensi mengeluarkan energi yang lebih besar seiring berjalannya waktu.

"Energi yang terkunci di zona subduksi selatan Jawa terus bertambah seiring waktu. Jika dilepaskan sekaligus goncangan memicu tsunami tinggi yang berdampak luas. Tidak hanya di selatan Jawa, tetapi juga wilayah pesisir lainnya," tuturnya.

Melalui penelitian paleotsunami, BRIN juga menemukan gempa megathrust di selatan Jawa memiliki periode ulang sekitar 400-600 tahun. Gempa megathrust yang terakhir terjadi diperkirakan pada tahun 1699.

BRIN menilai saat ini energi yang tersimpan sudah mencapai titik kritis. "Bencana seperti tsunami Aceh mengajarkan kita bahwa kesiapsiagaan dan mitigasi bencana adalah kunci untuk menyelamatkan nyawa," katanya.

BRIN menekankan pentingnya mitigasi melalui pendekatan struktural dan nonstruktural. Pendekatan struktural meliputi pembangunan tanggul penahan tsunami, pemecah ombak, serta penataan ruang di kawasan pesisir dengan memperhatikan jarak aman 250 meter dari bibir pantai.

"Pembangunan hutan pesisir atau vegetasi alami seperti pandan laut dan mangrove juga menjadi solusi berbasis ekosistem untuk meredam energi gelombang tsunami," ucapnya.
(jon)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1208 seconds (0.1#10.140)