Penjelasan Golkar tentang Maraknya Baliho Airlangga Hartarto
Sabtu, 14 Agustus 2021 - 19:51 WIB
JAKARTA - Ketua DPP Partai Golkar Emmanuel Melkiades Laka Lena dapat memahami jika Prabowo Subianto merasa risih dianggap sebagai menteri berkinerja terbaik, karena memang semua menteri Joko Widodo (Jokowi) ini ingim kerja saja, membantu masyarakat, soal politik itu urusan nanti.
"Cara-cara tersendiri itu merupakan hak dari masing-masing partai bagaimana merumuskan kerja dia terutama di era pandemi ini," kata Melki dalam Polemik Trijaya FM yang bertajuk "Pandemi dan Konstelasi Politik 2024" secara daring, Sabtu (14/8/2021).
Bagi Golkar misalnya, Melki menjelaslan bahwa Golkar telah memutuskan Ketua Umumnya (Ketum) Airlangga Hartarto sebagai calon presiden (capres) di Munas Golkar tahun 2019 atau sebelum ada pandemi.
Lalu setelah diputuskan, ternyata ada pandemi tapi keputusan itu tidak berubah, Golkar juga memutuskan dalam rapat-rapat di tingkatan partai untuk segera memperkenalkan Airlangga Hartarto kepada masyarakat.
"Tapi kami juga ditahan oleh pak Airlangga sendiri. Justru pak airlangga meminta agar kita jangan dulu berbicara capres karena beliau lagi konsentrasi penanganan pandemi Covid-19," akunya.
Karena keputusan partai harus dikerjakan dan waktu terus berjalan, dia melanjutkan, akhirnya itu menjadi keputusan bersama yang semua kader Partai Golkar akhirnya bekerja dengan caranya untuk memperkenalkan Airlangga Hartarto sebagai capres yang sudah diputuskan di Munas 2019, salah satunya lewat pemasangan baliho. Tapi, sampai saat ini Airlangga sendiri tidak pernah bicara capres ataupun cawapres.
"Tapi sebagai kader Partai Golkar yang sudah memutuskan itu dalam forum partai, kami mesti mengerjakan salah satunya melalui baliho. Banyak cara lah, jangan seolah-olah melalui baliho saja, banyak cara orang memperkenalkan siapa yang menjadi calon yang diajukan salah satunya melalui baliho. Tapi kan kerja-kerja politik, kerja-kerja kemanusiaan, untuk pandemi covid selalu berjalan," ujar Wakil Ketua Komisi IX DPR itu.
Menurut legislator Dapil Nusa Tenggara Timur (NTT) ini, kader Golkar juga melakukan kerja kemanusiaan seperti membuat 1.000 Posko Karya Peduli Sesama di NTT, ini adalah perintah langsung Airlangga. Provinsi lain pun akan membuat posko serupa.
Soal apakah Golkar dianggap "sambil menyelam minum air" untuk Pemilu 2024, Melki menjawab bahwa semua parpol memiliki caranya sendiri. Saat ini bekerja membantu rakyat dan tidak memikirkan politik, nanti pasti akan ada dampak elektoralnya.
"Ya kan tadi itu saya bilang semua Partai punya cara, kita bantu rakyat, kita kerja kemanusiaan dulu, soal politik itu jangan dipikirkan sekarang dulu deh, pasti nanti ada dampaknya," tandasnya.
"Cara-cara tersendiri itu merupakan hak dari masing-masing partai bagaimana merumuskan kerja dia terutama di era pandemi ini," kata Melki dalam Polemik Trijaya FM yang bertajuk "Pandemi dan Konstelasi Politik 2024" secara daring, Sabtu (14/8/2021).
Bagi Golkar misalnya, Melki menjelaslan bahwa Golkar telah memutuskan Ketua Umumnya (Ketum) Airlangga Hartarto sebagai calon presiden (capres) di Munas Golkar tahun 2019 atau sebelum ada pandemi.
Lalu setelah diputuskan, ternyata ada pandemi tapi keputusan itu tidak berubah, Golkar juga memutuskan dalam rapat-rapat di tingkatan partai untuk segera memperkenalkan Airlangga Hartarto kepada masyarakat.
"Tapi kami juga ditahan oleh pak Airlangga sendiri. Justru pak airlangga meminta agar kita jangan dulu berbicara capres karena beliau lagi konsentrasi penanganan pandemi Covid-19," akunya.
Karena keputusan partai harus dikerjakan dan waktu terus berjalan, dia melanjutkan, akhirnya itu menjadi keputusan bersama yang semua kader Partai Golkar akhirnya bekerja dengan caranya untuk memperkenalkan Airlangga Hartarto sebagai capres yang sudah diputuskan di Munas 2019, salah satunya lewat pemasangan baliho. Tapi, sampai saat ini Airlangga sendiri tidak pernah bicara capres ataupun cawapres.
"Tapi sebagai kader Partai Golkar yang sudah memutuskan itu dalam forum partai, kami mesti mengerjakan salah satunya melalui baliho. Banyak cara lah, jangan seolah-olah melalui baliho saja, banyak cara orang memperkenalkan siapa yang menjadi calon yang diajukan salah satunya melalui baliho. Tapi kan kerja-kerja politik, kerja-kerja kemanusiaan, untuk pandemi covid selalu berjalan," ujar Wakil Ketua Komisi IX DPR itu.
Menurut legislator Dapil Nusa Tenggara Timur (NTT) ini, kader Golkar juga melakukan kerja kemanusiaan seperti membuat 1.000 Posko Karya Peduli Sesama di NTT, ini adalah perintah langsung Airlangga. Provinsi lain pun akan membuat posko serupa.
Soal apakah Golkar dianggap "sambil menyelam minum air" untuk Pemilu 2024, Melki menjawab bahwa semua parpol memiliki caranya sendiri. Saat ini bekerja membantu rakyat dan tidak memikirkan politik, nanti pasti akan ada dampak elektoralnya.
"Ya kan tadi itu saya bilang semua Partai punya cara, kita bantu rakyat, kita kerja kemanusiaan dulu, soal politik itu jangan dipikirkan sekarang dulu deh, pasti nanti ada dampaknya," tandasnya.
(maf)
tulis komentar anda