Mahfud MD: Tidak Mudah Jadi Politisi dan Parpol Bersih
Sabtu, 07 Agustus 2021 - 23:31 WIB
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menyebut tidak mudah menjadi politisi dan partai politik (Parpol) yang bersih. Karena kadang dihadapkan pada dua pilihan yang sulit.
"Pertama, parpol didirikan untuk memperjuangkan kebaikan bagi bangsa dan negara, oleh sebab itu orang-orangnya harus baik. Kedua, untuk bisa berjuang parpol itu harus punya banyak pengikut,” jelas Mahfud Sabtu, (7/8/2021).
Ditambah dengan banyaknya kader partai politik yang tersandung kasus korupsi membuat publik pesimistis dengan partai politik. Namun menurutnya, negara demokrasi konstitusional, tetap harus memiliki lembaga perwakilan atau parlemen, dan parlemen yang baik itu harus diisi oleh partai politik.
"Partai politik kerap dituding menjadi sarang koruptor dan penyebab carut marut situasi politik. Karena itu, munculah suara-suara yang menginginkan Indonesia tanpa partai politik. Tapi bagaimanapun, partai politik tetap diperlukan untuk melakukan kontrol terhadap kekuasaan itu jauh lebih baik dibandingkan dengan negara yang tidak punya parpol,"ujar Mahfud.
Oleh karena itu, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) saat memberikan pengarahan pada 1.200 orang dalam Sekolah Kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI) angkatan kedua berharap PSI bisa mempertahankan idealisme sebagai partai politik, misalnya tetap melakukan perekrutan calon anggota legislatif secara terbuka, tanpa mahar, dan melibatkan ahli sebagai tim panelis independen.
“Tolong, jaga idealisme ini. Saya dulu ikut mendorong berdirinya PSI, saya akan dukung dan turut mendoakan agar partai ini mencetak calon-calon anggota legislatif yang kompeten dan berintegritas. Kompeten, dia mampu bekerja, mengerti masalah ketatanegaraan, mengerti politik, sosiologi dan kebutuhan rakyat. Lalu berintegritas, dia jujur, niatnya baik, dan tidak koruptif,” harapanya.
"Pertama, parpol didirikan untuk memperjuangkan kebaikan bagi bangsa dan negara, oleh sebab itu orang-orangnya harus baik. Kedua, untuk bisa berjuang parpol itu harus punya banyak pengikut,” jelas Mahfud Sabtu, (7/8/2021).
Ditambah dengan banyaknya kader partai politik yang tersandung kasus korupsi membuat publik pesimistis dengan partai politik. Namun menurutnya, negara demokrasi konstitusional, tetap harus memiliki lembaga perwakilan atau parlemen, dan parlemen yang baik itu harus diisi oleh partai politik.
"Partai politik kerap dituding menjadi sarang koruptor dan penyebab carut marut situasi politik. Karena itu, munculah suara-suara yang menginginkan Indonesia tanpa partai politik. Tapi bagaimanapun, partai politik tetap diperlukan untuk melakukan kontrol terhadap kekuasaan itu jauh lebih baik dibandingkan dengan negara yang tidak punya parpol,"ujar Mahfud.
Oleh karena itu, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) saat memberikan pengarahan pada 1.200 orang dalam Sekolah Kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI) angkatan kedua berharap PSI bisa mempertahankan idealisme sebagai partai politik, misalnya tetap melakukan perekrutan calon anggota legislatif secara terbuka, tanpa mahar, dan melibatkan ahli sebagai tim panelis independen.
“Tolong, jaga idealisme ini. Saya dulu ikut mendorong berdirinya PSI, saya akan dukung dan turut mendoakan agar partai ini mencetak calon-calon anggota legislatif yang kompeten dan berintegritas. Kompeten, dia mampu bekerja, mengerti masalah ketatanegaraan, mengerti politik, sosiologi dan kebutuhan rakyat. Lalu berintegritas, dia jujur, niatnya baik, dan tidak koruptif,” harapanya.
(cip)
tulis komentar anda