Baliho Tokoh Politik Bertebaran di Tengah Pandemi, Pengamat: Akan Ada Efek Bumerang
Sabtu, 07 Agustus 2021 - 11:23 WIB
JAKARTA - Keberadaan baliho tokoh politik di tengah pandemi Covid-19 sekarang ini dinilai memiliki sisi negatif. Masyarakat diyakini akan menilai sejumlah tokoh yang ada di baliho tersebut tidak sensitif terhadap penderitaan rakyat.
"Menurut saya akan ada efek bumerang. Justru menyerang balik si tokoh yang ada di baliho itu. Orang enggak mempersepsi itu sebagai komitmen mereka untuk maju di 2024, tapi orang akan bisa mempersepsi itu sebagai tokoh yang enggak sensitif terhadap penderitaan rakyat," ujar Direktur Eksekutif Lembaga Survei KedaiKOPI Kunto Adi Wibowo kepada SINDOnews, Sabtu (7/8/2021).
Dia menambahkan, hidup sebagian besar masyarakat sedang susah di tengah pandemi. "Lagi PPKM, banyak warung tutup, tempat wisata enggak berjalan, terus duit dihambur-hamburkan untuk baliho. Nah ini mungkin yang ada di benak atau di persepsi pemilih," ujarnya.
Sejumlah tokoh politik di berbagai baliho itu, kata dia, mengharapkan popularitas. "Popularitas dapat, tapi elektabilitas itu akan malah berkurang, enggak malah nambah dan berkurang. Menurut saya itu yang harus diperhatikan ketika masang baliho waktu krisis pandemi ini, apalagi PPKM, ekonomi masyarakat juga sedang seperti ini," ungkapnya.
Dia pun menyarankan agar para tokoh politik lebih terjun langsung menemui masyarakat dengan memberikan bantuan yang dibutuhkan di tengah pandemi ini. "Dan saya yakin pemilih yang disasar oleh bantuan dari tokoh-tokoh ini walaupun tasnya atau goodie bag-nya disablon dengan wajah mereka, karena isinya memang dibutuhkan, itu akan lebih diingat oleh pemilih daripada baliho yang berjajar di pinggir jalan yang enggak akan membuat perut kenyang," pungkasnya.
"Menurut saya akan ada efek bumerang. Justru menyerang balik si tokoh yang ada di baliho itu. Orang enggak mempersepsi itu sebagai komitmen mereka untuk maju di 2024, tapi orang akan bisa mempersepsi itu sebagai tokoh yang enggak sensitif terhadap penderitaan rakyat," ujar Direktur Eksekutif Lembaga Survei KedaiKOPI Kunto Adi Wibowo kepada SINDOnews, Sabtu (7/8/2021).
Dia menambahkan, hidup sebagian besar masyarakat sedang susah di tengah pandemi. "Lagi PPKM, banyak warung tutup, tempat wisata enggak berjalan, terus duit dihambur-hamburkan untuk baliho. Nah ini mungkin yang ada di benak atau di persepsi pemilih," ujarnya.
Sejumlah tokoh politik di berbagai baliho itu, kata dia, mengharapkan popularitas. "Popularitas dapat, tapi elektabilitas itu akan malah berkurang, enggak malah nambah dan berkurang. Menurut saya itu yang harus diperhatikan ketika masang baliho waktu krisis pandemi ini, apalagi PPKM, ekonomi masyarakat juga sedang seperti ini," ungkapnya.
Dia pun menyarankan agar para tokoh politik lebih terjun langsung menemui masyarakat dengan memberikan bantuan yang dibutuhkan di tengah pandemi ini. "Dan saya yakin pemilih yang disasar oleh bantuan dari tokoh-tokoh ini walaupun tasnya atau goodie bag-nya disablon dengan wajah mereka, karena isinya memang dibutuhkan, itu akan lebih diingat oleh pemilih daripada baliho yang berjajar di pinggir jalan yang enggak akan membuat perut kenyang," pungkasnya.
(zik)
tulis komentar anda