Dialog dengan Rektor PTN/PTS se-Indonesia, Mahfud MD: Pemerintah Tidak Alergi Terhadap Kritik
Jum'at, 06 Agustus 2021 - 05:20 WIB

Menko Polhukam Mahfud MD berdialog dengan para rektor perguruan tinggi negeri dan swasta dalam rangka menjaga kondusivitas selama masa pandemi Covid-19. Foto: MNC Portal/Dok
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD berdialog dengan para rektor perguruan tinggi negeri dan swasta dalam rangka menjaga kondusivitas politik, hukum, dam keamanan selama masa pandemi Covid-19 , Kamis (5/8/2021).
Dalam dialog virtual yang juga dihadiri Mendikbudristek Nadiem Makarim ini, para pimpinan perguruan tinggi dari 820 kampus negeri maupun swasta itu, berkesempatan melakukan tanya jawab berbagai hal dengan pemerintah. Salah satu masalah yang mengemuka adalah ruang demokrasi dan kebebasan berpendapat di era pandemi.
Baca juga: Mahfud MD Harap Negara ASEAN Bisa Sinergi Atasi Pandemi hingga Terorisme
“Perlu ada kepastian, kaitan dengan kemerdekaan berbicara dan kebebasan mimbar, apakah nanti karena sedikit vokal, karena kondisi pandemi orang-orang sedang sensitif, nanti persoalannya berhadapan dengan aparat. Sehingga orang takut untuk menyampaikan kritik dan pendapat," tanya Rektor Universitas Muhammadiyah Tangerang, Ahmad Amarullah.
Kepada para rektor, Mahfud menegaskan masukan dan kritik adalah salah satu dasar dalam mengambil kebijakan untuk memperjuangkan kepentingan publik. Karena itu, pemerintah tidak alergi terhadap kritik. “Kita tidak menolak kritik sama sekali, jika tidak ada kritik, maka kita sulit mengambil kebijakan mengatasnamakan kepentingan publik," ujar Mahfud.
Mahfud juga mengaku sangat senang kalau ke kampus dan berdialog dengan mahasiswa yang kritis. Ia mangajak pimpinan perguruan tinggi memfasilitasi mereka yang kritis sekaligus difasilitasi untuk berfikir rasional dan bertanggung jawab.
Dalam dialog virtual yang juga dihadiri Mendikbudristek Nadiem Makarim ini, para pimpinan perguruan tinggi dari 820 kampus negeri maupun swasta itu, berkesempatan melakukan tanya jawab berbagai hal dengan pemerintah. Salah satu masalah yang mengemuka adalah ruang demokrasi dan kebebasan berpendapat di era pandemi.
Baca juga: Mahfud MD Harap Negara ASEAN Bisa Sinergi Atasi Pandemi hingga Terorisme
“Perlu ada kepastian, kaitan dengan kemerdekaan berbicara dan kebebasan mimbar, apakah nanti karena sedikit vokal, karena kondisi pandemi orang-orang sedang sensitif, nanti persoalannya berhadapan dengan aparat. Sehingga orang takut untuk menyampaikan kritik dan pendapat," tanya Rektor Universitas Muhammadiyah Tangerang, Ahmad Amarullah.
Kepada para rektor, Mahfud menegaskan masukan dan kritik adalah salah satu dasar dalam mengambil kebijakan untuk memperjuangkan kepentingan publik. Karena itu, pemerintah tidak alergi terhadap kritik. “Kita tidak menolak kritik sama sekali, jika tidak ada kritik, maka kita sulit mengambil kebijakan mengatasnamakan kepentingan publik," ujar Mahfud.
Mahfud juga mengaku sangat senang kalau ke kampus dan berdialog dengan mahasiswa yang kritis. Ia mangajak pimpinan perguruan tinggi memfasilitasi mereka yang kritis sekaligus difasilitasi untuk berfikir rasional dan bertanggung jawab.
Lihat Juga :