Partai Amanat Nasional Nggak Baper dengan Hasil Survei Indostrategic
Kamis, 05 Agustus 2021 - 12:31 WIB
JAKARTA - Partai Amanat Nasional (PAN) tidak kaget apalagi panik dan baper melihat elektabilitasnya hanya 1,5% pada hasil survei lembaga Indostrategic baru-baru ini. Sebab, survei tersebut bukan yang pertama kali memosisikan partai berlambang matahari terbit itu di bawah.
"PAN tidak kaget, tidak panik, dan juga tidak baper (Bawa perasaan, red) dengan hasil survei itu karena sejak 2004 hingga tahun 2021 saat ini ketika PAN disurvei, elektabilitasnya ya selalu berkisar antara 1 sampai 2% saja," ujar Juru Bicara PAN Viva Yoga Mauladi kepada SINDOnews, Kamis (5/8/2021).
Kata dia, PAN masif membuat program dan kegiatan masyarakat. "Tetapi ketika disurvei hasilnya selalu konstan, menjadi partai Nasakom, partai yang nasibnya satu koma saja, hahaha," ujar Yoga.
Yoga mengatakan, kalau berdasarkan survei yang dilakukan lembaga survei Indostrategic tersebut, sejak Pemilu 2004 PAN seharusnya tidak lolos ambang batas parlemen atau parliamentary threshold. "Kenyataannya hasil perolehan suara PAN di pemilu ternyata amat sangat berbeda dengan hasil survei," katanya.
Dia memaparkan, di Pemilu 2004 PAN memperoleh suara nasional sebesar 6,44%, Pemilu 2009 sebesar 6,01%, Pemilu 2014 sebesar 7,59%, dan Pemilu 2019 sebesar 6,84%. "Jadi, ada perbedaan sebesar 500% antara prediksi melalui hasil survei oleh para lembaga survei dengan hasil resmi pemilu yang ditetapkan oleh KPU. Aneh kan? Masak hasilnya berbeda 500% ketika PAN disurvei," ungkapnya.
Yoga yang juga Wakil Ketua Umum DPP PAN ini pun lantas memiliki beberapa pertanyaan atas sejumlah survei terdahulu yang dilakukan sejumlah lembaga survei. "Apakah lembaga survei itu tidak kredibel? Tidak berlandaskan pada kaidah ilmiah? Atau karena faktor lain? Salah satu alasan para surveyor ketika kami menanyakan mengapa hasil survei selalu berbeda dengan hasil pemilu," katanya.
Dia mengungkapkan, para surveyor itu menjawab karena yang berperan penting adalah pergerakan para Caleg PAN, sehingga hasil Pemilu berbeda dengan hasil survei. "Lha, lalu apakah para caleg dari partai politik lain saat kampanye pemilu tidur-tiduran saja? Hehehe. Kan sama-sama bergerak berkompetisi mencari suara di Dapil," imbuhnya.
Dia pun melabeli survei yang memosisikan PAN berada di bawah itu aneh. "Beberapa kali 'hasil survei aneh untuk PAN' kita tanyakan kepada surveyor, tetapi mereka tidak dapat memberi penjelasan secara scientifik, logis, ilmiah. Mereka tidak dapat mempertanggungjawabkan hasil survei yang diklaim telah melalui proses ilmiah akademis," kata Viva Yoga.
Maka itu, Yoga menjelaskan bahwa bagi PAN, apapun hasil survei yang dilakukan oleh lembaga survei tersebut tetap akan menjadi cermin evaluasi diri, sebagai input data bagi PAN untuk memperkaya informasi dalam membuat perencanaan strategis pemenangan pemilu 2024. PAN, lanjut dia, akan selalu mengapresiasi apa pun hasil lembaga survei.
Lebih lanjut dia mengatakan, PAN secara rutin dan berkala telah melakukan survei yang dilakukan oleh lembaga survei independen untuk mengetahui elektabilitas, prioritas program, dan variabel lain yang dibutuhkan partainya. "Dan hasil survei internal tersebut memang berbeda dengan rilis yang dilakukan oleh beberapa lembaga survei sejak tahun 2004 sampai sekarang," pungkasnya.
Diketahui, dalam survei Indostrategic yang dirilis beberapa hari lalu, PDIP ada di urutan pertama dengan elektabilitas 18,5 persen. Kemudian, di posisi kedua Partai Gerindra dengan elektabilitas 11,5 persen. Di posisi ketiga terdapat Partai Demokrat dengan perolehan suara sebesar 8,9%. Sementara, PAN dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ada di posisi terbawah dengan eletktabilitas 1,5 persen.
"PAN tidak kaget, tidak panik, dan juga tidak baper (Bawa perasaan, red) dengan hasil survei itu karena sejak 2004 hingga tahun 2021 saat ini ketika PAN disurvei, elektabilitasnya ya selalu berkisar antara 1 sampai 2% saja," ujar Juru Bicara PAN Viva Yoga Mauladi kepada SINDOnews, Kamis (5/8/2021).
Kata dia, PAN masif membuat program dan kegiatan masyarakat. "Tetapi ketika disurvei hasilnya selalu konstan, menjadi partai Nasakom, partai yang nasibnya satu koma saja, hahaha," ujar Yoga.
Yoga mengatakan, kalau berdasarkan survei yang dilakukan lembaga survei Indostrategic tersebut, sejak Pemilu 2004 PAN seharusnya tidak lolos ambang batas parlemen atau parliamentary threshold. "Kenyataannya hasil perolehan suara PAN di pemilu ternyata amat sangat berbeda dengan hasil survei," katanya.
Dia memaparkan, di Pemilu 2004 PAN memperoleh suara nasional sebesar 6,44%, Pemilu 2009 sebesar 6,01%, Pemilu 2014 sebesar 7,59%, dan Pemilu 2019 sebesar 6,84%. "Jadi, ada perbedaan sebesar 500% antara prediksi melalui hasil survei oleh para lembaga survei dengan hasil resmi pemilu yang ditetapkan oleh KPU. Aneh kan? Masak hasilnya berbeda 500% ketika PAN disurvei," ungkapnya.
Yoga yang juga Wakil Ketua Umum DPP PAN ini pun lantas memiliki beberapa pertanyaan atas sejumlah survei terdahulu yang dilakukan sejumlah lembaga survei. "Apakah lembaga survei itu tidak kredibel? Tidak berlandaskan pada kaidah ilmiah? Atau karena faktor lain? Salah satu alasan para surveyor ketika kami menanyakan mengapa hasil survei selalu berbeda dengan hasil pemilu," katanya.
Dia mengungkapkan, para surveyor itu menjawab karena yang berperan penting adalah pergerakan para Caleg PAN, sehingga hasil Pemilu berbeda dengan hasil survei. "Lha, lalu apakah para caleg dari partai politik lain saat kampanye pemilu tidur-tiduran saja? Hehehe. Kan sama-sama bergerak berkompetisi mencari suara di Dapil," imbuhnya.
Dia pun melabeli survei yang memosisikan PAN berada di bawah itu aneh. "Beberapa kali 'hasil survei aneh untuk PAN' kita tanyakan kepada surveyor, tetapi mereka tidak dapat memberi penjelasan secara scientifik, logis, ilmiah. Mereka tidak dapat mempertanggungjawabkan hasil survei yang diklaim telah melalui proses ilmiah akademis," kata Viva Yoga.
Maka itu, Yoga menjelaskan bahwa bagi PAN, apapun hasil survei yang dilakukan oleh lembaga survei tersebut tetap akan menjadi cermin evaluasi diri, sebagai input data bagi PAN untuk memperkaya informasi dalam membuat perencanaan strategis pemenangan pemilu 2024. PAN, lanjut dia, akan selalu mengapresiasi apa pun hasil lembaga survei.
Lebih lanjut dia mengatakan, PAN secara rutin dan berkala telah melakukan survei yang dilakukan oleh lembaga survei independen untuk mengetahui elektabilitas, prioritas program, dan variabel lain yang dibutuhkan partainya. "Dan hasil survei internal tersebut memang berbeda dengan rilis yang dilakukan oleh beberapa lembaga survei sejak tahun 2004 sampai sekarang," pungkasnya.
Diketahui, dalam survei Indostrategic yang dirilis beberapa hari lalu, PDIP ada di urutan pertama dengan elektabilitas 18,5 persen. Kemudian, di posisi kedua Partai Gerindra dengan elektabilitas 11,5 persen. Di posisi ketiga terdapat Partai Demokrat dengan perolehan suara sebesar 8,9%. Sementara, PAN dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ada di posisi terbawah dengan eletktabilitas 1,5 persen.
(zik)
Lihat Juga :
tulis komentar anda