Baliho Puan Maharani Bertebaran di Tengah Pandemi, Pengamat Ingatkan Rakyat Butuh Makan
Senin, 02 Agustus 2021 - 11:32 WIB
JAKARTA - Masifnya pemasangan baliho Ketua DPR RI Puan Maharani di berbagai daerah belakangan ini menyita perhatian. Apalagi, beberapa di antaranya menjadi sasaran aksi vandalisme.
Coret-coretan di baliho Puan Maharani itu pun terbilang kata-kata kotor atau fitnah. Lalu, kenapa baliho-baliho Puan Maharani itu dicoret-coret ?
"Kenapa di beberapa daerah ada baliho Puan yang dicoret-coret. Mungkin karena rakyat menganggapnya tak tepat di saat pandemi. Rakyat butuh makan, bukan butuh baliho," ujar pengamat politik Ujang Komarudin, Senin (2/8/2021).
Selain itu, dia menilai vandalisme terhadap baliho Puan Maharani itu menandakan bahwa putri Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri itu tidak disukai oleh sekelompok orang. "Pemasangan spanduk tersebut bagian dari langkah awal sosialisasi pencapresan," ujarnya.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) ini menilai, masifnya pemasangan baliho Puan Maharani di berbagai daerah merupakan bagian dari strategi sosialisasi konvensional. Ujang pun berpendapat bahwa pemasangan baliho sah-sah saja jika dilakukan sesuai ketentuan.
"Kita tahu Puan itu ingin menjadi capres atau cawapres, maka agar masyarakat lebih mengenal dirinya, maka dipasang itu baliho-baliho di seluruh negeri. Itu bisa juga upaya untuk mengangkat dan menaikkan elektabilitasnya yang selama ini masih mendem," ujarnya.
Coret-coretan di baliho Puan Maharani itu pun terbilang kata-kata kotor atau fitnah. Lalu, kenapa baliho-baliho Puan Maharani itu dicoret-coret ?
"Kenapa di beberapa daerah ada baliho Puan yang dicoret-coret. Mungkin karena rakyat menganggapnya tak tepat di saat pandemi. Rakyat butuh makan, bukan butuh baliho," ujar pengamat politik Ujang Komarudin, Senin (2/8/2021).
Selain itu, dia menilai vandalisme terhadap baliho Puan Maharani itu menandakan bahwa putri Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri itu tidak disukai oleh sekelompok orang. "Pemasangan spanduk tersebut bagian dari langkah awal sosialisasi pencapresan," ujarnya.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) ini menilai, masifnya pemasangan baliho Puan Maharani di berbagai daerah merupakan bagian dari strategi sosialisasi konvensional. Ujang pun berpendapat bahwa pemasangan baliho sah-sah saja jika dilakukan sesuai ketentuan.
"Kita tahu Puan itu ingin menjadi capres atau cawapres, maka agar masyarakat lebih mengenal dirinya, maka dipasang itu baliho-baliho di seluruh negeri. Itu bisa juga upaya untuk mengangkat dan menaikkan elektabilitasnya yang selama ini masih mendem," ujarnya.
(zik)
tulis komentar anda