Indonesia Kedatangan 45 Juta Dosis Vaksin Bulan Ini, Berikut Rinciannya
Senin, 02 Agustus 2021 - 10:02 WIB
JAKARTA - Indonesia terus berupaya mendatangkan vaksin Covid-19. Bulan Agustus ini, sebanyak 45 juta dosis vaksin Covid-19 (virus Corona) akan tiba di Indonesia. "Ada Sinovac 35 juta, AstraZeneca 6 juta, Pfizer 3-5 juta," ujar Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi, Minggu (1/8/2021).
"Tetapi minggu ini kami sudah mendistribusikan vaksin sebanyak 4 juta pada minggu ke-3 dan minggu depan sebanyak 6 juta dosis," tuturnya.
Diketahui bahwa rentang waktu pemberian dosis kedua vaksin Covid-19 adalah 28 hari setelah pemberian dosis pertama. "Kalaupun kita dalam kondisi tidak sehat, jadwal vaksinasi kedua dapat ditunda sampai kondisi lebih sehat dan lanjut dosis kedua, tetapi lebih cepat lebih baik mendekati jarak 28 hari," kata Siti Nadia.
Indonesia hingga 27 Juli setidaknya sudah mengamankan sebanyak 173,1 juta dosis vaksin Covid-19, yang terdiri dari 144,7 juta dosis dalam bentuk bulk dari Sinovac dan 28,6 juta dosis dalam bentuk finish product dari AstraZeneca Covax dan bilateral, Sinopharm dan Moderna.
144,7 dosis dalam kemasan bulk diperkirakan akan menjadi 117,3 juta dosis vaksin bentuk jadi. Hingga 29 Juli, 117,1 juta dosis bulk vaksin Covid-19 telah diproses di Bio Farma, dan menghasilkan sebanyak 92,1 juta dosis produk jadi. 74 juta dosis di antaranya sudah mendapatkan lot release dan 18,1 juta dosis dalam proses karantina.
Sekretaris Perusahaan sekaligus Juru Bicara PT Bio Farma Bambang Heriyanto menerangkan bahwa suatu vaksin baru akan bisa didistribusikan jika sudah melalui tahap-tahap tertentu, seperti proses fill and finish, packaging dan juga karantina uji untuk vaksin yang diterima dalam bentuk bulk. Sedangkan untuk vaksin yang diterima dalam bentuk finish product hanya akan melewati proses karantina.
“Bio Farma memiliki tanggung jawab untuk pelaksanaan distribusi vaksin hingga kabupaten/kota. Pelaksanaan distribusi tersebut tentu akan berdasarkan pada alokasi dan permintaan dari Kementerian Kesehatan,” ujar Bambang.
Dalam pendistribusian juga tetap harus memerhatikan ketersediaan atau stok vaksin yang siap didistribusikan atau sudah mendapatkan lot rilis dari Badan POM. Selain hal-hal tersebut, Bio Farma juga akan mempertimbangkan kapasitas penyimpanan di Dinas Kesehatan tempat tujuan.
Saat ini, Bio Farma terus melakukan proses pendistribusian vaksin Covid-19 ke seluruh provinsi di Indonesia. Sejak 26 Juli misalnya Bio Farma telah mendistribusikan vaksin ke 34 provinsi, antara lain sebanyak 2,1 juta vaksin AstraZeneca, kemudian diikuti 28 Juli 2021 sebanyak 1,6 juta terdiri dari vaksin AstraZeneca sebanyak 300,100 dosis dan Moderna sebanyak 1,3 juta dosis.
Pada 29 Juli Bio Farma juga telah mengirimkan sebanyak 3,2 juta dosis vaksin terdiri dari 1,2 juta dosis vaksin AstraZeneca, 1,9 juta dosis vaksin Covid-19, dan 47,400 dosis vaksin Moderna.
"Tetapi minggu ini kami sudah mendistribusikan vaksin sebanyak 4 juta pada minggu ke-3 dan minggu depan sebanyak 6 juta dosis," tuturnya.
Diketahui bahwa rentang waktu pemberian dosis kedua vaksin Covid-19 adalah 28 hari setelah pemberian dosis pertama. "Kalaupun kita dalam kondisi tidak sehat, jadwal vaksinasi kedua dapat ditunda sampai kondisi lebih sehat dan lanjut dosis kedua, tetapi lebih cepat lebih baik mendekati jarak 28 hari," kata Siti Nadia.
Indonesia hingga 27 Juli setidaknya sudah mengamankan sebanyak 173,1 juta dosis vaksin Covid-19, yang terdiri dari 144,7 juta dosis dalam bentuk bulk dari Sinovac dan 28,6 juta dosis dalam bentuk finish product dari AstraZeneca Covax dan bilateral, Sinopharm dan Moderna.
144,7 dosis dalam kemasan bulk diperkirakan akan menjadi 117,3 juta dosis vaksin bentuk jadi. Hingga 29 Juli, 117,1 juta dosis bulk vaksin Covid-19 telah diproses di Bio Farma, dan menghasilkan sebanyak 92,1 juta dosis produk jadi. 74 juta dosis di antaranya sudah mendapatkan lot release dan 18,1 juta dosis dalam proses karantina.
Sekretaris Perusahaan sekaligus Juru Bicara PT Bio Farma Bambang Heriyanto menerangkan bahwa suatu vaksin baru akan bisa didistribusikan jika sudah melalui tahap-tahap tertentu, seperti proses fill and finish, packaging dan juga karantina uji untuk vaksin yang diterima dalam bentuk bulk. Sedangkan untuk vaksin yang diterima dalam bentuk finish product hanya akan melewati proses karantina.
“Bio Farma memiliki tanggung jawab untuk pelaksanaan distribusi vaksin hingga kabupaten/kota. Pelaksanaan distribusi tersebut tentu akan berdasarkan pada alokasi dan permintaan dari Kementerian Kesehatan,” ujar Bambang.
Dalam pendistribusian juga tetap harus memerhatikan ketersediaan atau stok vaksin yang siap didistribusikan atau sudah mendapatkan lot rilis dari Badan POM. Selain hal-hal tersebut, Bio Farma juga akan mempertimbangkan kapasitas penyimpanan di Dinas Kesehatan tempat tujuan.
Saat ini, Bio Farma terus melakukan proses pendistribusian vaksin Covid-19 ke seluruh provinsi di Indonesia. Sejak 26 Juli misalnya Bio Farma telah mendistribusikan vaksin ke 34 provinsi, antara lain sebanyak 2,1 juta vaksin AstraZeneca, kemudian diikuti 28 Juli 2021 sebanyak 1,6 juta terdiri dari vaksin AstraZeneca sebanyak 300,100 dosis dan Moderna sebanyak 1,3 juta dosis.
Pada 29 Juli Bio Farma juga telah mengirimkan sebanyak 3,2 juta dosis vaksin terdiri dari 1,2 juta dosis vaksin AstraZeneca, 1,9 juta dosis vaksin Covid-19, dan 47,400 dosis vaksin Moderna.
(maf)
tulis komentar anda