Elektabilitas Parpol Cenderung Merosot di Masa Pandemi
Jum'at, 30 Juli 2021 - 19:25 WIB
JAKARTA - Lembaga survei Suara Milenial Institute merilis survei terbarunya yang bertajuk "Persepsi Milenial atas PPKM dan Parpol". Survei tersebut memotret elektabilitas partai politik di masa pandemi dan terlihat adanya penurunan elektabilitas partai-partai lama dibandingkan perolehan pada Pemilu Legislatif (Pileg) 2019.
Direktur Eksekutif Suara Milenial Institute, Muhammad Aderman menjelaskan, ketika ditanyakan kepada publik "partai mana yang akan anda pilih jika pemilu sekarang?" Ternyata partai-partai lama tidak mampu menjaga perolehan suaranya pada pemilu 2019 lalu.
“Walaupun PDIP masih menempati urutan pertama dalam tingkat elektabilitas, namun suaranya menurun menjadi 17,5%. Disusul oleh Partai Gerindra 10,5%, di urutan ketiga ada Partai Demokrat 6,9%. Kemudian PKS memperoleh 5,6%, dan Golkar meraih 5,2%,” kata Aderman dalam keterangannya, Jumat (30/7/2021).
Adapun elektabilitas parpol lainnya yakni, Partai Nasdem 3,8 %, PSI 3,2 %, Partai Perindo 2,8 %, PPP 1,7 %, PAN 1,7 %, Partai Gelora Indonesia 1,5 %, Partai Ummat 0,8 %, Partai Berkarya 0,5 %, Partai Masyumi Reborn 0,4 %, Partai Hanura 0,4 %, PBB 0,3 %, Partai Garuda 0,2 %, PKPI 0,1 % dan sebanyak 30,5 % tidak menjawab.
Menurut Aderman, menurunnya elektabilitas partai-partai yang pernah bertarung pada Pileg 2019 di masa pandemi ini, karena publik merasa belum melihat subangsih dan kepedulian partai-partai dalam meringankan beban masyarakat selama pandemi.
“Penurunan terjadi hampir di semua partai politik yang pernah bertung di pemilu 2019, karena publik belum melihat sejauhmana sumbangsih mereka dalam meringankan beban masayrakat,” terangnya.
Sebelumnya dijelaskan, survei ini dilakukan pada tanggal 15-22 Juli 2021 dengan pengambilan sampel menggunakan metode random sampling yang diwawancarai melalui telepon, dengan total responden sebanyak 1.000 reponden dengan toleransi kesalahan (margin of error) sebesar 3,01% dan tingkat kepercayaan 95%.
"Pada survei kali ini kita menemukan dua Temuan. Temuan pertama pendapat Milenial terhadap kebijakan PPKM yang dilakukan pemerintah, Temuan kedua Tentang elektabilitas partai politik yang mengalami penurunan dibandingkan dengan suara di pemilu 2019," paparnya.
Direktur Eksekutif Suara Milenial Institute, Muhammad Aderman menjelaskan, ketika ditanyakan kepada publik "partai mana yang akan anda pilih jika pemilu sekarang?" Ternyata partai-partai lama tidak mampu menjaga perolehan suaranya pada pemilu 2019 lalu.
“Walaupun PDIP masih menempati urutan pertama dalam tingkat elektabilitas, namun suaranya menurun menjadi 17,5%. Disusul oleh Partai Gerindra 10,5%, di urutan ketiga ada Partai Demokrat 6,9%. Kemudian PKS memperoleh 5,6%, dan Golkar meraih 5,2%,” kata Aderman dalam keterangannya, Jumat (30/7/2021).
Adapun elektabilitas parpol lainnya yakni, Partai Nasdem 3,8 %, PSI 3,2 %, Partai Perindo 2,8 %, PPP 1,7 %, PAN 1,7 %, Partai Gelora Indonesia 1,5 %, Partai Ummat 0,8 %, Partai Berkarya 0,5 %, Partai Masyumi Reborn 0,4 %, Partai Hanura 0,4 %, PBB 0,3 %, Partai Garuda 0,2 %, PKPI 0,1 % dan sebanyak 30,5 % tidak menjawab.
Menurut Aderman, menurunnya elektabilitas partai-partai yang pernah bertarung pada Pileg 2019 di masa pandemi ini, karena publik merasa belum melihat subangsih dan kepedulian partai-partai dalam meringankan beban masyarakat selama pandemi.
“Penurunan terjadi hampir di semua partai politik yang pernah bertung di pemilu 2019, karena publik belum melihat sejauhmana sumbangsih mereka dalam meringankan beban masayrakat,” terangnya.
Sebelumnya dijelaskan, survei ini dilakukan pada tanggal 15-22 Juli 2021 dengan pengambilan sampel menggunakan metode random sampling yang diwawancarai melalui telepon, dengan total responden sebanyak 1.000 reponden dengan toleransi kesalahan (margin of error) sebesar 3,01% dan tingkat kepercayaan 95%.
"Pada survei kali ini kita menemukan dua Temuan. Temuan pertama pendapat Milenial terhadap kebijakan PPKM yang dilakukan pemerintah, Temuan kedua Tentang elektabilitas partai politik yang mengalami penurunan dibandingkan dengan suara di pemilu 2019," paparnya.
(muh)
tulis komentar anda