Tak Bisa Prediksi Kapan Berakhir, Indonesia Akan Hidup Berdampingan dengan Corona?
Kamis, 29 Juli 2021 - 16:58 WIB
JAKARTA - Pandemi virus Corona (Covid-19) sudah berlangsung selama satu setengah tahun lamanya. Kasubbid Tracing, Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Penanganan Covid 19, Kusmedi Priharto pun mengatakan bahwa tidak ada yang bisa memprediksi sampai kapan pandemi Corona ini akan berlangsung.
Oleh karena itu, Kusmedi mengatakan, kini sewajarnya mempersiapkan diri untuk berdampingan dengan dengan Covid-19. "Sudah sewajarnya lah kita mempersiapkan diri kita untuk hidup berdampingan dengan Covid," tuturnya.
"Seperti pada waktu dulu ada flu Spanyol yang ada di Indonesia juga yang sampai dengan 100 tahun. Akhirnya bagaimanapun juga masyarakat harus beradaptasi terhadap kehidupan-kehidupan yang berhubungan dengan masalah penularan daripada Covid ini sendiri," ujar Kusmedi.
Kusmedi mengatakan, Covid-19 berbeda dengan virus-virus yang ada sebelumnya. "Satu hal yang perlu saya tegaskan kepada masyarakat, bahwa Covid ini berbeda," tegasnya.
"Virusnya seperti SARS-Cov-1 itu dia ada memiliki perantaranya yaitu unggas. Ada flu babi perantaranya babi, ada flu burung media perantaranya burung, ada demam berdarah media perantaranya nyamuk," tambahnya.
Kata dia, kalau media antaranya itu dibasmi, maka dia akan hilang penularannya. Sedangkan pada SARS-Cov-2 ini medianya adalah head to head, antara manusia dengan manusia.
"Sehingga kalau kita mau memutuskan, kan tidak mungkin kita menghilangkan manusianya," tegas Kusmedi.
Sehingga kata Kusmedi, semuanya sangat bergantung pada perilaku dalam menjaga penularan itu. "Kalau perilaku kita baik, maka angkanya akan turun. Ketika perilaku kita buruk untuk tidak bisa menjaga dengan baik cara mencegah cara penularannya maka angkanya akan naik," ungkapnya.
"Nah, itu harus dipahami oleh masyarakat. Jangan semua-semuanya diserahkan kepada pemerintah. Pemerintah sudah banyak berbuat terhadap hal tersebut. Tetapi yang menjadi masalah adalah bagaimana masyarakat menyikapi penularan antara orang ke orang tersebut," papar Kusmedi.
Oleh karena itu, Kusmedi mengatakan, kini sewajarnya mempersiapkan diri untuk berdampingan dengan dengan Covid-19. "Sudah sewajarnya lah kita mempersiapkan diri kita untuk hidup berdampingan dengan Covid," tuturnya.
"Seperti pada waktu dulu ada flu Spanyol yang ada di Indonesia juga yang sampai dengan 100 tahun. Akhirnya bagaimanapun juga masyarakat harus beradaptasi terhadap kehidupan-kehidupan yang berhubungan dengan masalah penularan daripada Covid ini sendiri," ujar Kusmedi.
Kusmedi mengatakan, Covid-19 berbeda dengan virus-virus yang ada sebelumnya. "Satu hal yang perlu saya tegaskan kepada masyarakat, bahwa Covid ini berbeda," tegasnya.
"Virusnya seperti SARS-Cov-1 itu dia ada memiliki perantaranya yaitu unggas. Ada flu babi perantaranya babi, ada flu burung media perantaranya burung, ada demam berdarah media perantaranya nyamuk," tambahnya.
Kata dia, kalau media antaranya itu dibasmi, maka dia akan hilang penularannya. Sedangkan pada SARS-Cov-2 ini medianya adalah head to head, antara manusia dengan manusia.
"Sehingga kalau kita mau memutuskan, kan tidak mungkin kita menghilangkan manusianya," tegas Kusmedi.
Sehingga kata Kusmedi, semuanya sangat bergantung pada perilaku dalam menjaga penularan itu. "Kalau perilaku kita baik, maka angkanya akan turun. Ketika perilaku kita buruk untuk tidak bisa menjaga dengan baik cara mencegah cara penularannya maka angkanya akan naik," ungkapnya.
"Nah, itu harus dipahami oleh masyarakat. Jangan semua-semuanya diserahkan kepada pemerintah. Pemerintah sudah banyak berbuat terhadap hal tersebut. Tetapi yang menjadi masalah adalah bagaimana masyarakat menyikapi penularan antara orang ke orang tersebut," papar Kusmedi.
(maf)
Lihat Juga :
tulis komentar anda