Pascaribuan Napi Dibebaskan, Polri Siaga Antisipasi Tindak Kriminal

Selasa, 21 April 2020 - 06:45 WIB
Jenderal bintang tiga ini secara tegas memperbolehkan anggotanya untuk menindak tegas pelaku kejahatan bila membahayakan masyarakat. “Juga mengimbau masyarakat agar lebih waspada supaya tidak menjadi korban kejahatan. Apabila pulang malam, sebaiknya jangan sendirian dan upayakan melewati rute yang aman,” tandasnya.

Kebijakan pembebasan napi umum dan napi anak ini mulai diberlakukan pada 2 April dan berlangsung hingga kemarin. Pembebasan ini tidak berlaku untuk napi kasus korupsi dan napi narkotika. Awalnya Menkumham Yasonna H Laoly menyebut jumlah napi yang akan dibebaskan sekitar 35.000. Namun, hingga kemarin jumlah yang dibebaskan sudah melebihi angka tersebut.

"Total data asimilasi dan integrasi adalah 38.822 napi," kata Kepala Bagian Humas Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS) Kemenkum HAM Rika Aprianti kepada wartawan kemarin.

Menurutnya, napi yang bebas itu terdiri atas napi umum dan napi anak dari 525 UPT LP di seluruh Indonesia.

Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni menyoroti tingginya angka kriminalitas di tengah pandemi Covid-19 ini. Dia mengaku prihatin karena banyak begal yang nekat melancarkan aksinya di jalan raya. Untuk itu, dia meminta agar aparat kepolisian bertindak tegas dengan menembak pelaku di tempat. Polri, menurut dia, harus memprioritaskan keamanan masyarakat.

“Prioritas utama kita saat ini adalah memastikan rasa aman di masyarakat. Keberadaan begal ini sudah sangat meresahkan, apalagi banyak beredar video mereka membegal dengan membawa celurit. Itu kan serem banget,” kata Sahroni kepada wartawan kemarin.

Menurut Bendahara Fraksi Nasdem ini, tindakan tegas terhadap para pelaku begal ini perlu dilakukan polisi agar memberi efek jera kepada kawanan begal lainnya dan orang-orang yang berniat melakukan tindakan kriminal lain.

“Saya mendukung polisi untuk mengambil tindakan tegas. Masalahnya, mereka bawa senjata tajam, terus terkenal sadis dalam melakukan aksinya. Jadi kalau memang ketahuan dan kabur, ya kalau perlu tembak di tempat, ditembak saja,” tegas Sahroni.

Sahroni setuju dengan pandangan bahwa salah satu penyebab tingginya kriminalitas belakangan ini tidak lepas dari program pembebasan terhadap ribuan napi; meskipun diakui pembebasan napi bukan faktor tunggal. “Ditambah juga dengan semakin sulitnya perekonomian masyarakat,” imbuhnya.

Dia mengingatkan kepada warga untuk selalu waspada, terutama jika sedang dalam perjalanan. Bahkan jika perlu, masyarakat tetap berada di rumah dan hanya keluar jika memang mendesak.(Kiswondari)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More