Ketua Komisi III DPR Minta Polisi Humanis Kawal New Normal
Rabu, 27 Mei 2020 - 19:04 WIB
JAKARTA - Pemerintah berencana menjalankan kebijakan kenormalan baru atau dikenal istilah new normal di tengah Pandemi Covid-19 atau virus Corona. Terkait hal tersebut, Ketua Komisi III DPR Herman Herry, mengingatkan aparat kepolisian yang dikerahkan untuk membantu adaptasi kehidupan masyarakat menuju tatanan kehidupan baru atau new normal untuk mengedepankan pendekatan humanis.
(Baca juga: Persiapan New Normal, Mal Hanya Diizinkan untuk Setengah dari Kapasitas)
Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini pun berharap, kehadiran aparat kepolisian secara fisik bisa mempercepat tumbuhnya sikap disiplin masyarakat saat beraktivitas. "Petugas kepolisian yang dikerahkan untuk adaptasi new normal ini fungsinya lebih kepada mengawasi penerapan protokol kesehatan sesuai PSBB," kata Herman dalam keterangan tertulisnya, Rabu (27/5/2020).
Adapun kehadiran aparat kepolisian itu, kata dia, tujuannya tak lain supaya masyarakat bisa segera betul-betul berdisiplin menerapkan pola pencegahan penyebaran Covid-19, sehingga kurva virus Corona bisa segera menurun.
"Dalam tugasnya di lapangan, aparat kepolisian harus mengedepankan pendekatan humanis. Ingatkan dengan baik warga yang tidak mengenakan masker, awasi fasilitas publik agar orang yang berada di dalamnya tidak melebihi kapasitas aman, atur antrean agar sesuai prinsip jaga jarak aman, serta memberi edukasi kepada warga soal pentingnya disiplin menerapkan protokol kesehatan," katanya.
Sekadar diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebelumnya menyebut bahwa anggota Polri dan TNI akan ditempatkan di sekitar 1.800 titik pada empat provinsi dan 25 kabupaten/kota mulai Selasa (26/5/2020). Total sekitar 240 ribu anggota Polri dan TNI akan diterjunkan pada fase persiapan new normal tersebut.
"Polri harus cermat dalam mengatur kebutuhan personel yang diterjunkan untuk membantu persiapan new normal ini. Begitu pun dengan kebutuhan petugas yang dikerahkan ke lapangan, mesti betul-betul dicukupi," tutur Herman, politikus asal Nusa Tenggara Timur itu.
Dirinya pun mengingatkan bahwa aparat kepolisian yang bertugas di lapangan mungkin akan menghadapi berbagai reaksi dari masyarakat. Kendati demikian, dia meminta aparat kepolisian tidak terpancing.
"Bagaimana pun reaksi dari masyarakat, petugas kepolisian harus tetap berpegang pada profesionalisme. Petugas yang diturunkan ke lapangan harus betul-betul mencamkan bahwa fungsi mereka kali ini fokus pada fungsi edukasi," pungkasnya.
(Baca juga: Persiapan New Normal, Mal Hanya Diizinkan untuk Setengah dari Kapasitas)
Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini pun berharap, kehadiran aparat kepolisian secara fisik bisa mempercepat tumbuhnya sikap disiplin masyarakat saat beraktivitas. "Petugas kepolisian yang dikerahkan untuk adaptasi new normal ini fungsinya lebih kepada mengawasi penerapan protokol kesehatan sesuai PSBB," kata Herman dalam keterangan tertulisnya, Rabu (27/5/2020).
Adapun kehadiran aparat kepolisian itu, kata dia, tujuannya tak lain supaya masyarakat bisa segera betul-betul berdisiplin menerapkan pola pencegahan penyebaran Covid-19, sehingga kurva virus Corona bisa segera menurun.
"Dalam tugasnya di lapangan, aparat kepolisian harus mengedepankan pendekatan humanis. Ingatkan dengan baik warga yang tidak mengenakan masker, awasi fasilitas publik agar orang yang berada di dalamnya tidak melebihi kapasitas aman, atur antrean agar sesuai prinsip jaga jarak aman, serta memberi edukasi kepada warga soal pentingnya disiplin menerapkan protokol kesehatan," katanya.
Sekadar diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebelumnya menyebut bahwa anggota Polri dan TNI akan ditempatkan di sekitar 1.800 titik pada empat provinsi dan 25 kabupaten/kota mulai Selasa (26/5/2020). Total sekitar 240 ribu anggota Polri dan TNI akan diterjunkan pada fase persiapan new normal tersebut.
"Polri harus cermat dalam mengatur kebutuhan personel yang diterjunkan untuk membantu persiapan new normal ini. Begitu pun dengan kebutuhan petugas yang dikerahkan ke lapangan, mesti betul-betul dicukupi," tutur Herman, politikus asal Nusa Tenggara Timur itu.
Dirinya pun mengingatkan bahwa aparat kepolisian yang bertugas di lapangan mungkin akan menghadapi berbagai reaksi dari masyarakat. Kendati demikian, dia meminta aparat kepolisian tidak terpancing.
"Bagaimana pun reaksi dari masyarakat, petugas kepolisian harus tetap berpegang pada profesionalisme. Petugas yang diturunkan ke lapangan harus betul-betul mencamkan bahwa fungsi mereka kali ini fokus pada fungsi edukasi," pungkasnya.
(maf)
Lihat Juga :
tulis komentar anda