Ketua DPD RI Minta Pemerintah Segera Atasi Kesulitan Pasien Dapat Pelayanan Kesehatan
Minggu, 11 Juli 2021 - 18:28 WIB
JAKARTA - Lonjakan kasus Covid-19 turut berimbas pada pasien penyakit lain. Pasalnya, banyak pasien kesulitan mendapatkan pelayanan kesehatan akibat rumah sakit penuh dengan penderita Corona. Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti meminta pemerintah segera mengatasi masalah ini.
Salah satu kisah pasien yang kesulitan mendapatkan pelayanan kesehatan terjadi di Bandung beberapa waktu lalu. Seorang warga meninggal dunia di taksi online karena tidak berhasil mendapat pelayanan dari rumah sakit akibat penuh. Pasien wanita lanjut usia bernama Kokom itu diketahui mengalami sesak napas.
"Ini menjadi ironi karena pasien harus mengembuskan napas terakhir di taksi online karena kesulitan mencari rumah sakit yang mau memberikan perawatan. Saya pahami saat ini rumah sakit sedang kewalahan akibat banyaknya kasus Covid-19, tapi seharusnya peristiwa seperti ini tidak perlu terjadi," tutur LaNyalla, Minggu (11/7/2021).
Sopir taksi online yang membawa Kokom berputar-putar Bandung, mengaku sempat terkendala penyekatan PPKM Darurat. LaNyalla mengatakan, pemerintah perlu memberikan sosialisasi lebih masif mengenai kondisi darurat yang bisa melewati pos penyekatan.
"Baik kepada petugas, maupun kepada masyarakat, jika dalam keadaan darurat seperti saat membawa pasien bisa diperkenankan lewat, bahkan seharusnya petugas juga ikut membantu," tuturnya.
Peristiwa lainnya juga terjadi di Depok, Jawa Barat. Seorang warga Depok berinisial AA (32) pengidap down syndrome, meninggal setelah kontak dengan keluarganya yang terkonfirmasi positif Covid-19. Ironisnya, korban tidak mendapatkan pelayanan dari puskesmas selama sakit. Jenazah AA pun sempat telantar selama beberapa jam karena tidak ada petugas yang datang untuk mengurus pemulasaraan jenazah.
"Kejadian seperti ini menjadi pekerjaan rumah perangkat desa atau pamong lingkungan. Pengurus RT/RW harus aktif memantau warganya. Selain itu jika ada warga yang sakit, khususnya dengan gejala Covid, pengurus RT/RW perlu berkoordinasi cepat dengan Satgas Covid kelurahan agar warganya itu cepat mendapat penanganan," kata LaNyalla.
Salah satu kisah pasien yang kesulitan mendapatkan pelayanan kesehatan terjadi di Bandung beberapa waktu lalu. Seorang warga meninggal dunia di taksi online karena tidak berhasil mendapat pelayanan dari rumah sakit akibat penuh. Pasien wanita lanjut usia bernama Kokom itu diketahui mengalami sesak napas.
"Ini menjadi ironi karena pasien harus mengembuskan napas terakhir di taksi online karena kesulitan mencari rumah sakit yang mau memberikan perawatan. Saya pahami saat ini rumah sakit sedang kewalahan akibat banyaknya kasus Covid-19, tapi seharusnya peristiwa seperti ini tidak perlu terjadi," tutur LaNyalla, Minggu (11/7/2021).
Sopir taksi online yang membawa Kokom berputar-putar Bandung, mengaku sempat terkendala penyekatan PPKM Darurat. LaNyalla mengatakan, pemerintah perlu memberikan sosialisasi lebih masif mengenai kondisi darurat yang bisa melewati pos penyekatan.
"Baik kepada petugas, maupun kepada masyarakat, jika dalam keadaan darurat seperti saat membawa pasien bisa diperkenankan lewat, bahkan seharusnya petugas juga ikut membantu," tuturnya.
Baca Juga
Peristiwa lainnya juga terjadi di Depok, Jawa Barat. Seorang warga Depok berinisial AA (32) pengidap down syndrome, meninggal setelah kontak dengan keluarganya yang terkonfirmasi positif Covid-19. Ironisnya, korban tidak mendapatkan pelayanan dari puskesmas selama sakit. Jenazah AA pun sempat telantar selama beberapa jam karena tidak ada petugas yang datang untuk mengurus pemulasaraan jenazah.
"Kejadian seperti ini menjadi pekerjaan rumah perangkat desa atau pamong lingkungan. Pengurus RT/RW harus aktif memantau warganya. Selain itu jika ada warga yang sakit, khususnya dengan gejala Covid, pengurus RT/RW perlu berkoordinasi cepat dengan Satgas Covid kelurahan agar warganya itu cepat mendapat penanganan," kata LaNyalla.
tulis komentar anda