Wali Kota Parepare Berinovasi Dirikan Gedung COVID Center

Selasa, 06 Juli 2021 - 20:14 WIB
Wali Kota Parepare Taufan Pawe dan desain bangunan COVID Center saat pemaparan dalam Indonesia Visionary Leader Season VIII tahun 2021 yang digelar oleh MNC Portal Indonesia secara virtual, Selasa (6/7/2021). Foto/Tangkapan Layar
JAKARTA - Kasus COVID-19 yang terus muncul dan banyaknya pasien yang harus menjalani perawatan isolasi di rumah sakit, membuat Wali Kota Parepare Taufan Pawe berinisiatif membangun Gedung COVID Center di wilayahnya.

Pasalnya, meski merupakan kota kecil yang memiliki empat kecamatan dengan 22 keluarahan, kota tempat kelahiran B.J Habibie ini adalah kota jasa dan memiliki rumah sakit rujukan bagi pasien COVID-19 dari 14 kabupaten yang ada di sekitarnya.

“Kami ingin penanganan COVID-19 terintegrasi. Makanya kita bangun COVID Center di RSUD Andi Makkasau sebagai bentuk komitmen kuat pemerintah daerah dalam menghadapi pandemi ini," kata Taufan dalam Indonesia Visionary Leader Season VIII tahun 2021 yang digelar oleh MNC Portal Indonesia secara virtual, Selasa (6/7/2021).



Menurutnya, Pemkot Parepare berkomitmen untuk selalu siap dan siaga memberikan pelayanan terbaik terkiat hak dasar kesehatan di masyarakat. Saat ini yang sedang dihadapi adalah COVID-19 maka penanganannya harus fokus. Oleh karenanya COVID Center yang akan memiliki empat lantai dibangun terpisah dari gedung rumah sakit. Itu agar penanganan pasien COVID-19 bisa terpusat dan pasien umum juga tidak memiliki kekhawatiran mereka bakal tertular.



Ke depan, lanjut dia, ketika COVID-19 berakhir bisa saja gedung tersebut menjadi pusat research dalam pengembangan ilmu kesehatan atau ruang perawatan lainnya. Namun untuk saat ini, pada saat bangunan tersebut selesai dibangun nantinya akan lebih difokuskan terlebih dahulu untuk ruang isolasi pasien COVID-19.

Taufan beralasan, sebagai kota transit dan kota jasa perniagaan, Parepare harus melakukan penguatan dalam hal infrastruktur pelayanan. Hal itu untuk memperkuat daya saing mengingat Parepare tidak memiliki sumber daya alam yang bisa dieksplorasi. Untuk itulah diperlukan inovasi supaya menjadi daerah penyangga yang aman, nyaman, mendapatkan multiflyer effect dari interaksi masyarakat di daerah tetangga.

"Karena hidup di daerah perlintasan maka analoginya teori telapak kaki. Yakni ingin agar telapak kaki daerah tetangga semua datang ke Parapare untuk membelanjakan uangnya. Apalagi kami juga menjanjikan keamanan, hasil survei tingkat rasa aman dan nyaman di masyarakat mencapai 97%."
(zik)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More