Kepala KSP Moeldoko mengawal program Presiden Jokowi, termasuk program Kartu Prakerja, memberikan kontribusi signifikan keberhasilan program tersebut. Foto/Ist
JAKARTA - Kesungguhan Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko terus mengawal program-program Presiden Joko Widodo (Jokowi), termasuk program Kartu Prakerja, memberikan kontribusi signifikan terhadap keberhasilan program tersebut.
Sebagai bagian dari kalangan milenial, Khairul mengapresiasi tinggi apa yang dilakukan pemerintah terhadap generasinya tersebut. Intensivikasi dan penggalakan Kartu Prakerja yang terus dilakukan tersebut, kata Khairul, memberikan kalangan milenial tambahan pengetahuan dan kecakapan kerja yang pada gilirannya lebih memberikan kepastian akan lapangan kerja.
Secara khusus Khairul menyoroti fenomena efektivitas kartu Prakerja terhadap calon dan mantan Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang menunjukkan perkembangan sangat signifikan. Khairul menunjuk data hasil evaluasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian periode 15 November - 15 Desember 2020, yang mencatat perkembangan jumlah penerima Kartu Prakerja yang mencapai 3,38 juta.
"Dari jumlah itu, sebanyak 337.154 orang atau 6,12 persen merupakan calon Pekerja Migran Indonesia atau PMI, dan 120.648 orang atau 2,19 persen merupakan mantan PMI. Artinya program Kartu Prakerja ini ini memberikan peluang kerja yang pasti, baik bagi calon maupun mantan PMI, karena mereka akan senantiasa mendapatkan pembinaan dan tambahan pengetahuan serta kecakapan yang akan menambah kualifikasi mereka di pasar kerja," ungkapnya.
Untuk itu, sebagai wakil dari kalangan milenial, menurut Khairul sudah pada tempatnya kalangan milenial berterima kasih kepada Presiden Jokowi yang dengan kepeduliannya yang tinggi menggagas program Kartu Prakerja tersebut. Selain itu, tak bisa pula dilupakan KSP Moeldoko yang dengan inisiatifnya yang tinggi dan penuh kesungguhan terus mengawal program yang nyata-nyata memberikan manfaat besar tersebut.
"Tentu saja, sikap salut dan rasa terima kasih itu layak pula diberikan kepada Kemenaker, pengelola Kartu Prakerja, dan BP2MI. Tanpa koordinasi dan kerja sama yang harmonis di antara para pengelola tersebut, kondisi ketenagakerjaan serta prestasi tinggi terkait Kartu Prakerja tersebut akan sukar terwujud," kata dia.
Sebagaimana secara umum diketahui, kerja sama dan kolaborasi di antara pengelola Kartu Prakerja dengan Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) tersebut terjalin harmonis mulai dari pendaftaran, pelatihan, hingga masuk learning management system dengan 92 layanan, terdiri dari target Juni 2021 sebanyak 23 layanan, dan Juli 2021 sebanyak 69 layanan.
Dengan harmonisasi di antara para pengelola Kartu Prakerja dan pengawalan tak henti dari KSP itulah yang memungkinkan terjadinya peralihan kualifikasi PMI, dari unskilled labor ke skilled labor. "Saat ini data menunjukkan, bahwa seperlima dari calon PMI berpendidikan sarjana atau S1," ucap Khairul.
Yang menurut Khairul juga menggembirakan, saat ini sebaran PMI menjangkau lebih dari 150 negara, yang memungkinkan mereka tidak hanya mempertinggi kemampuan kerja, melainkan pula memperoleh cakrawala yang lebih luas dengan pengalaman bekerja di luar negeri.
"Umumnya, tenaga kerja itu akan lebih memiliki rasa percaya diri yang tinggi, selain skill unik dan kompetensi tinggi setelah mereka bekerja di luar," jelas Khairul.
Ia juga menyatakan apresiasi tinggi kepada pengelola program Kartu Prakerja, yang memungkinkan para PMI yang baru pulang itu untuk terus dilatih dan melakukan reskilling, sambil menunggu usainya pandemi Covid-19.