Waspada! Varian Delta Covid-19 Sudah Bertransmisi Lokal di Kudus
Selasa, 15 Juni 2021 - 08:32 WIB
JAKARTA - Ketua Tim Peneliti WGS SARS-CoV-2 dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (UGM), dr Gunadi mengungkapkan bahwa varian Delta Covid-19 sudah bertransmisi lokal.
Hal ini dari hasil penelitian Whole Genome Sequencing (WGS) khusus di Kota Kudus, Jawa Tengah setelah terjadi lonjakan kasus Covid-19 pasca libur Lebaran. Bahkan, hasil penelitian ini juga digunakan rujukan Balai Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan (Balitbangkes).
Gunadi mengatakan faktor utama yang menyebabkan terjadinya lonjakan kasus karena adanya interaksi sosial yang masif dan pelanggaran protokol kesehatan saat libur Idul Fitri. Hal ini diperburuk dengan adanya varian virus baru yang lebih cepat penyebarannya.
Baca juga: Peneliti UGM: Peningkatan Kasus di Kudus Karena Varian Delta COVID-19
"Makin tinggi interaksi sosial yang terjadi, maka peluang terjadinya lonjakan kasus makin tinggi," katanya dikutip dari laman resmi Kemenkes, Selasa (15/6/2021).
Gunadi menyebut dari hipotesis penelitian bahwa varian Delta ini juga sudah bertransmisi lokal khususnya di daerah Kudus. "Hipotesisnya adalah varian Delta sudah bertransmisi secara lokal di daerah Kudus karena masif. Bukan tidak mungkin transmisi lokal varian Delta sudah terjadi di daerah lain di Indonesia, hanya kita belum mendeteksi saja," katanya.
Ia pun meminta kepada masyarakat adalah agar saat ini memperketat kembali protokol kesehatan dengan memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, ditambah menghindari kerumunan dan mengurangi perjalanan yang tidak perlu.
"Karena interaksi sosial yang tinggi ditambah tidak disiplin menjalankan protokol kesehatan meningkatkan transmisi virus sehingga mendorong lonjakan kasus," katanya.
Baca juga: Virus Corona Baru, Kemenkes: Waspada Super Spreader Varian Delta Covid-19
Hal ini dari hasil penelitian Whole Genome Sequencing (WGS) khusus di Kota Kudus, Jawa Tengah setelah terjadi lonjakan kasus Covid-19 pasca libur Lebaran. Bahkan, hasil penelitian ini juga digunakan rujukan Balai Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan (Balitbangkes).
Gunadi mengatakan faktor utama yang menyebabkan terjadinya lonjakan kasus karena adanya interaksi sosial yang masif dan pelanggaran protokol kesehatan saat libur Idul Fitri. Hal ini diperburuk dengan adanya varian virus baru yang lebih cepat penyebarannya.
Baca juga: Peneliti UGM: Peningkatan Kasus di Kudus Karena Varian Delta COVID-19
"Makin tinggi interaksi sosial yang terjadi, maka peluang terjadinya lonjakan kasus makin tinggi," katanya dikutip dari laman resmi Kemenkes, Selasa (15/6/2021).
Gunadi menyebut dari hipotesis penelitian bahwa varian Delta ini juga sudah bertransmisi lokal khususnya di daerah Kudus. "Hipotesisnya adalah varian Delta sudah bertransmisi secara lokal di daerah Kudus karena masif. Bukan tidak mungkin transmisi lokal varian Delta sudah terjadi di daerah lain di Indonesia, hanya kita belum mendeteksi saja," katanya.
Ia pun meminta kepada masyarakat adalah agar saat ini memperketat kembali protokol kesehatan dengan memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, ditambah menghindari kerumunan dan mengurangi perjalanan yang tidak perlu.
"Karena interaksi sosial yang tinggi ditambah tidak disiplin menjalankan protokol kesehatan meningkatkan transmisi virus sehingga mendorong lonjakan kasus," katanya.
Baca juga: Virus Corona Baru, Kemenkes: Waspada Super Spreader Varian Delta Covid-19
(abd)
Lihat Juga :
tulis komentar anda