KLHK Lakukan Rekayasa Hujan Basahi Gambut Riau
Senin, 25 Mei 2020 - 13:31 WIB
Sementara itu, Menteri LHK Siti Nurbaya mengapresiasi seluruh tim yang masih tetap bekerja di saat Lebaran. Ia berharap upaya itu mampu mencegah kebakaran lahan di musim kemarau nanti.
"Terima kasih pada dedikasi tim yang luar biasa. Tetap jaga keselamatan. Saya mendoakan semoga kerja terbaik bagi bangsa ini membawa manfaat bagi masyarakat, terutama di daerah rawan karhutla," kata Siti.
Dalam waktu dekat, Siti akan meminta kalangan dunia usaha melakukan transfer teknologi pemantauan Tinggi Muka Air Tanah (TMAT) gambut pada kelompok masyarakat. Sebab, banyak lahan HTI, HGU, bahkan lahan masyarakat berada di Kesatuan Hidrologis Gambut (KHG) yang harus dijaga.
Setelah kejadian 2015, setiap konsesi yang berada di KHG diwajibkan memiliki Titik Pemantauan Tinggi Muka Air Tanah (TP-TMAT). Hal itu untuk memastikan kebasahan gambut berada pada batas aman.
Saat ini, ada lebih dari 10.690 TP-TMAT di 280 perusahaan yang memiliki tanggung jawab menjaga dan memulihkan ekosistem gambut. "Transfer teknologi ini sangat penting artinya untuk upaya mencegah karhutla sejak dini karena gambut yang kering rentan terbakar, dan bila sudah terbakar sangat sulit dipadamkan," terang Siti.
Upaya rekayasa hujan yang dilakukan KLHK ini juga dibarengi dengan upaya tim satgas karhutla di darat, yang terus melakukan berbagai upaya pencegahan dengan melakukan monitoring titik panas (hotspot) dan ground check.
Berdasarkan data satelit, jumlah hotspot di Provinsi Riau pada 1 Januari-20 Mei 2020 mencapai 271 titik. Jumlah ini menurun bila dibandingkan pada periode sama tahun lalu dengan total 503 titik.
"Terima kasih pada dedikasi tim yang luar biasa. Tetap jaga keselamatan. Saya mendoakan semoga kerja terbaik bagi bangsa ini membawa manfaat bagi masyarakat, terutama di daerah rawan karhutla," kata Siti.
Dalam waktu dekat, Siti akan meminta kalangan dunia usaha melakukan transfer teknologi pemantauan Tinggi Muka Air Tanah (TMAT) gambut pada kelompok masyarakat. Sebab, banyak lahan HTI, HGU, bahkan lahan masyarakat berada di Kesatuan Hidrologis Gambut (KHG) yang harus dijaga.
Setelah kejadian 2015, setiap konsesi yang berada di KHG diwajibkan memiliki Titik Pemantauan Tinggi Muka Air Tanah (TP-TMAT). Hal itu untuk memastikan kebasahan gambut berada pada batas aman.
Saat ini, ada lebih dari 10.690 TP-TMAT di 280 perusahaan yang memiliki tanggung jawab menjaga dan memulihkan ekosistem gambut. "Transfer teknologi ini sangat penting artinya untuk upaya mencegah karhutla sejak dini karena gambut yang kering rentan terbakar, dan bila sudah terbakar sangat sulit dipadamkan," terang Siti.
Upaya rekayasa hujan yang dilakukan KLHK ini juga dibarengi dengan upaya tim satgas karhutla di darat, yang terus melakukan berbagai upaya pencegahan dengan melakukan monitoring titik panas (hotspot) dan ground check.
Berdasarkan data satelit, jumlah hotspot di Provinsi Riau pada 1 Januari-20 Mei 2020 mencapai 271 titik. Jumlah ini menurun bila dibandingkan pada periode sama tahun lalu dengan total 503 titik.
(zik)
tulis komentar anda