Bambang Pacul Sebut Puan Realistis Jadi Cawapres, Eks Sekjen PDIP: Bermanuver Sah Saja
Selasa, 08 Juni 2021 - 17:17 WIB
JAKARTA - Bocornya rekaman yang diduga suara Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) PDIP , Bambang Wuryanto (Bambang Pacul) menjadi perhatian media. Pasalnya, Bambang menyebut bahwa putri Ketua Umum (Ketum) PDIP, Puan Maharani sebagai calon wakil presiden (cawapres) pilihan seperti teh botol merek ternama karena realistis dengan hasil survei Puan.
Menanggapi hal itu, mantan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP, Tjahjo Kumolo mengatakan bahwa di dunia politik setiap orang sah saja untuk melakukan manuver ataupun berpolemik. Sama halnya seperti media yang bebas menanyakan berbagai pertanyaan dan memilih angle yang diinginkan.
"Di partai politik kan sah-sah aja orang bermanuver dan berpolemik politik sah-sah aja, namanya politik. Sama aja pers ajukan pertanyaan macem-macem, nanti angel news apa saja kan sah-sah aja. Ini pesanan atau tidak," ujar Tjahjo kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (8/6/2021).
Soal apakah nama Puan Maharani sudah menjadi nama capres atau cawapres yang akan diusung PDIP, menurut Tjahjo, hal itu nanti akan diumumkan langsung oleh Ketum PDIP, Megawati Soekarnoputri.
"Kan nanti diumumkan ketum," ucapnya.
Terkait berapa nama capres/cawapres yang muncul di PDIP, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) ini mengaku tidak tahu. Yang jelas, persyaratan dalam Undang-undang Pemilu Nomor 7 Tahun 2017 mengatakan bahwa pasangan capres-cawapres bisa diusung oleh parpol atau gabungan parpol.
"Zaman saya ketua timses (tim sukses) Pak Jokowi, perlu gabungan partai yaitu Nasdem, perlu Hanura, kemaren ditambah banyak sekali. Kalau partai pede, mencukupi persyaratan, sah-sah saja. Kalau enggak cukup, bisa gabungan parpol," terangnya.
Adapun isu Bambang Pacul dipanggil Megawati, Tjahjo menegaskan bahwa itu merupakan rahasia partai. Dirinya tidak bisa berkomentar mengenai hal itu.
"Itu rahasia partai, saya enggak bisa berkomentar," jawab mantan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) itu.
Menanggapi hal itu, mantan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP, Tjahjo Kumolo mengatakan bahwa di dunia politik setiap orang sah saja untuk melakukan manuver ataupun berpolemik. Sama halnya seperti media yang bebas menanyakan berbagai pertanyaan dan memilih angle yang diinginkan.
"Di partai politik kan sah-sah aja orang bermanuver dan berpolemik politik sah-sah aja, namanya politik. Sama aja pers ajukan pertanyaan macem-macem, nanti angel news apa saja kan sah-sah aja. Ini pesanan atau tidak," ujar Tjahjo kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (8/6/2021).
Soal apakah nama Puan Maharani sudah menjadi nama capres atau cawapres yang akan diusung PDIP, menurut Tjahjo, hal itu nanti akan diumumkan langsung oleh Ketum PDIP, Megawati Soekarnoputri.
"Kan nanti diumumkan ketum," ucapnya.
Terkait berapa nama capres/cawapres yang muncul di PDIP, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) ini mengaku tidak tahu. Yang jelas, persyaratan dalam Undang-undang Pemilu Nomor 7 Tahun 2017 mengatakan bahwa pasangan capres-cawapres bisa diusung oleh parpol atau gabungan parpol.
"Zaman saya ketua timses (tim sukses) Pak Jokowi, perlu gabungan partai yaitu Nasdem, perlu Hanura, kemaren ditambah banyak sekali. Kalau partai pede, mencukupi persyaratan, sah-sah saja. Kalau enggak cukup, bisa gabungan parpol," terangnya.
Adapun isu Bambang Pacul dipanggil Megawati, Tjahjo menegaskan bahwa itu merupakan rahasia partai. Dirinya tidak bisa berkomentar mengenai hal itu.
"Itu rahasia partai, saya enggak bisa berkomentar," jawab mantan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) itu.
(kri)
Lihat Juga :
tulis komentar anda