Gubernur Lemhannas Tekankan di Tengah Globalisasi, Pancasila Harus Membumi
Kamis, 03 Juni 2021 - 09:00 WIB
JAKARTA - Gubernur Lembaga Pertahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI), Letnan Jenderal TNI (Purn) Agus Widjojo menekankan bahwa Pancasila di tengah arus globalisasi harus membumi.
“Pancasila di tengah arus globalisasi ini harus ‘menginjak bumi’ agar maknanya lebih mendalam,” katanya di depan 900 pemuda peserta webinar 'Gebyar Wawasan Kebangsaan #GueCintaPancasila' secara daring di Jakarta, Rabu (2/6/2021).
Menurut Agus, membumikan Pancasila adalah tantangan ke depan menghadapi generasi milenial ke bawah yang lebih mengenal gawai. Generasi muda saat ini dihadapkan dengan kondisi bahwa korupsi di negeri kita masih di urutan terakhir.
“Era dulu di mana semua siswa wajib menghafal Pancasila, UUD 1945, menyanyikan lagu kebangsaan, era di mana nilai-nilai kebangsaan yang dulu sudah digaungkan. Kenyataannya, Indonesia sampai di usia 75 tahun ini masih belum beranjak menjadi negara maju,” kata Purnawirawan Perwira Tinggi Angkatan Darat tersebut.
Gubernur Lemhannas melihat bahwa masyarakat Indonesia kian jauh memaknai Pancasila secara utuh, utamanya di era teknologi digital. “Bahkan yang paling mendasar, menghafal lima sila Pancasila pun banyak yang kesulitan. Kalau isi Pancasila saja mereka tidak tahu, bagaimana memaknainya dalam kehidupan sehari-hari?” katanya.
Derasnya arus globalisasi rentan merusak jati diri bangsa. Maka dari itu perlu penyaringan melalui literasi media. Bila tidak, informasi yang tidak valid, mudah merasuk sendi-sendi kehidupan. Akibatnya, informasi yang tidak benar atau disebut Hoax, akan mencemari kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Ini jika kita menelan mentah-mentah informasi media sosial atau internet, tanpa menyaringnya dengan bijaksana, sangat berbahaya," kata Agus.
Nilai-nilai Pancasila, kata Agus, adalah sebagai penyaring dan penjaga kepribadian bangsa harusnya bisa membendung (dampak buruk) arus globalisasi itu. Untuk itulah perlu kembali menggaungkan di semua lini pemerintahan. Apalagi pengguna teknologi digital saat ini yang didominasi generasi milenial, yang kelak menjadi penerus bangsa. "Tentu, filter-filter bernama nilai-nilai Pancasila sangat diperlukan untuk generasi penerus bangsa ini," katanya.
“Pancasila di tengah arus globalisasi ini harus ‘menginjak bumi’ agar maknanya lebih mendalam,” katanya di depan 900 pemuda peserta webinar 'Gebyar Wawasan Kebangsaan #GueCintaPancasila' secara daring di Jakarta, Rabu (2/6/2021).
Menurut Agus, membumikan Pancasila adalah tantangan ke depan menghadapi generasi milenial ke bawah yang lebih mengenal gawai. Generasi muda saat ini dihadapkan dengan kondisi bahwa korupsi di negeri kita masih di urutan terakhir.
“Era dulu di mana semua siswa wajib menghafal Pancasila, UUD 1945, menyanyikan lagu kebangsaan, era di mana nilai-nilai kebangsaan yang dulu sudah digaungkan. Kenyataannya, Indonesia sampai di usia 75 tahun ini masih belum beranjak menjadi negara maju,” kata Purnawirawan Perwira Tinggi Angkatan Darat tersebut.
Gubernur Lemhannas melihat bahwa masyarakat Indonesia kian jauh memaknai Pancasila secara utuh, utamanya di era teknologi digital. “Bahkan yang paling mendasar, menghafal lima sila Pancasila pun banyak yang kesulitan. Kalau isi Pancasila saja mereka tidak tahu, bagaimana memaknainya dalam kehidupan sehari-hari?” katanya.
Derasnya arus globalisasi rentan merusak jati diri bangsa. Maka dari itu perlu penyaringan melalui literasi media. Bila tidak, informasi yang tidak valid, mudah merasuk sendi-sendi kehidupan. Akibatnya, informasi yang tidak benar atau disebut Hoax, akan mencemari kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Ini jika kita menelan mentah-mentah informasi media sosial atau internet, tanpa menyaringnya dengan bijaksana, sangat berbahaya," kata Agus.
Nilai-nilai Pancasila, kata Agus, adalah sebagai penyaring dan penjaga kepribadian bangsa harusnya bisa membendung (dampak buruk) arus globalisasi itu. Untuk itulah perlu kembali menggaungkan di semua lini pemerintahan. Apalagi pengguna teknologi digital saat ini yang didominasi generasi milenial, yang kelak menjadi penerus bangsa. "Tentu, filter-filter bernama nilai-nilai Pancasila sangat diperlukan untuk generasi penerus bangsa ini," katanya.
tulis komentar anda