Alquran Mukjizat Sepanjang Zaman

Jum'at, 30 April 2021 - 05:30 WIB
Begitu selesai Muhammad mengikuti Jibril membaca lima ayat Surat Al-Qalam tersebut, Jibril kemudian menghilang entah ke mana. Muhammad masih merasa ketakutan. Tubuhnya menggigil hebat. Keringat dingin mengalir deras dari pori-pori tubuhnya dan pacu jantungnya seakan berlarian.

Kemudian Muhammad pun bergegas pulang menemui Khadijah, istrinya, dengan hati yang diliputi rasa galau, cemas, dan ketakutan. Begitu sampai di rumah, ia masuk kamar dan merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. Katanya, “Selimuti aku, selimuti aku sekarang.”

Khadijah pun segera menyelimuti seluruh tubuh Muhammad rapat-rapat. Setelah rasa takutnya mereda, beliau menceritakan peristiwa yang dialaminya dan mengatakan, “Aku takut diriku. Aku khawatir sekali tadi.”

Khadijah kemudian mengatakan dengan lembut untuk membesarkan hati suaminya:

“Tidak, sayangku. Demi Allah, Dia tidak akan pernah merendahkanmu. Engkaulah orang yang akan mempersatukan dan mempersaudarakan umat manusia, memikul beban penderitaan orang lain, bekerja untuk mereka yang papa, menjamu tamu dan menolong orang-orang yang menderita demi kebenaran.”

Makna Turun Bertahap

Alquran tidak diturunkan kepada Nabi Muhammad sekaligus satu kitab lengkap seperti yang kita kenali kini. Namun, secara bertahap dan menurut tuntutan peristiwa yang melatarinya. Lama waktu Alquran hingga menjadi utuh ini adalah 22 tahun 2 bulan dan 22 hari. Alquran selesai diturunkan menjelang kewafatan Nabi Muhammad SAW pada 9 Zulhijah tahun 10 H yang bertepatan dengan 27 Oktober 632 M, dengan turunnya ayat yang terakhir yakni surah Al-Maidah ayat 3.

Pada saat Nabi Muhammad SAW mendapatkan wahyu pertama dan diangkat menjadi nabi akhir zaman, Nabi penyempurna ajaran-ajaran yang sebelumnya, dan mendapatkan kitab suci yang dijadikan anutan umat Islam di seluruh dunia sampai akhir kiamat. Karena kesempurnaan Alquran itulah, maka menjadikan Islam sebagai agama yang kaffah pada dimensi akidah, syariah, dan tasawuf, atau meliputi dimensi Islam, iman, dan ihsan. Kesempurnaan dimensi-dimensi itu menjadikan Islam sebagai agama yang menjadi pedoman dan solusi bagi kehidupan manusia sampai kapan pun. Inilah makna Nabi Muhammad sebagai khotamul ambiyak wal mursalin, yaitu sebagai penghulu dari semua nabi dan rasul.

Makna Alquran turun secara bertahap adalah memiliki pertautan antara masalah, situasi kondisi dan solusi yang dihadapi oleh umat manusia. Secara hakiki, setiap manusia dan golongan pada kurun tertentu memiliki masalah yang terus berkembang, Asbabun nuzul adalah menyibakkan masalah yang dihadapi oleh manusia atau golongan, karenanya memahami makna Alquran harus mengetahui sejarah diturunkannya ayat dan surat-surat yang memiliki kandungan kontekstual. Pertautan antara masalah dan situasi kondisi itulah hadir Alquran sebagai solusi dan jawaban untuk menjadi pegangan umat manusia. Bertahapnya turunnya ayat-ayat Alquran menjadikannya sebagai Kitab Suci yang sempurna dan menjadi mukjizat sepanjang zaman.

Substansi masalah manusia itu tidak akan berubah sepanjang zaman, yaitu masalah “kesenangan dunia” dengan segala bentuknya, yaitu keserakahan, kesenangan, dan kekuasaan. Kesenangan dunia inilah yang menjadikan antarmanusia konfliktif, ambisius, dan menghalalkan segala cara. Konsekuensi dari sikap kesenangan dunia adalah meniadakan orientasi kehidupan akhirat yang justru secara hakiki dan abadi melahirkan kim’yau sa’adah, yaitu kebahagiaan sejati yang abadi. Untuk bisa mencapai kebahagiaan sejati itu adalah berpegang teguh dan mengamalkan Alquran sebagai mukjizat sepanjang zaman. Wallahua’lam Bisshowab.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More