Pasca-KRI Nanggala Tenggelam, PKS Desak Pemerintah Modernisasi Alutsista
Rabu, 28 April 2021 - 14:10 WIB
JAKARTA - Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPR menilai pemerintah perlu mendorong modernisasi alat utama sistem persenjataan (Alutsista). Insiden karamnya Kapal Selam KRI Nanggala 402 sepatutnya mendorong Pemerintah melakukan modernisasi Alutsista.
Artinya kata dia, kualitas produk industri Hankam Indonesia ini sudah sangat baik. "Yang dibutuhkan adalah political will dan dukungan kebijakan pemerintah, agar jam terbang produksi industri Hankam tersebut semakin tinggi, sehingga semakin menghasilkan produk inovasi hankam yang berdaya saing tinggi," ujar Mulyanto.
Mulyanto menambahkan hasil riset dan pengembangan Hankam, baik yang dilakukan oleh lembaga riset maupun oleh industri Hankam perlu didorong untuk disempurnakan dan diproduksi secara domestik. "Pelaksanaannya tentu saja pada saat keuangan negara sudah membaik. Masak semangatnya kalah dengan jama’ah Masjid Jogokaryan, Yogyakarta," kata Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI Bidang Industri dan Pembangunan ini.
Mulyanto berharap ke depan melalui review kebijakan industri pertahanan nasional secara seksama, dapat didorong kebijakan anggaran yang kondusif untuk produksi Alutsista nasional secara domestik tersebut.
Untuk diketahui Nanggala 402 adalah kapal selam bermotor diesel-listrik tipe U-209 buatan Jerman, yang berusia mencapai 44 tahun. Padahal normalnya operasi kapal selam hanya sampai usia 25-30 tahun. Karenanya memerlukan perawatan yang intensif.
Alutsista lain diperkirakan memiliki usia dan model perawatan yang serupa. Karena itu pertimbangan untuk mereview kebijakan alutsisata dan industri pertahanan nasional menjadi penting untuk dilakukan dalam rangka membangun sistem pertahanan dan keamanan nasional yang tangguh.
Diberitakan sebelumnya, KRI Nanggala 402 dinyatakan hilang pada Rabu (22/4/2021). Di dalam pencarian, ditemukan barang-barang yang diyakini milik Nanggala 402 di sekitar dua mil dari posisi KRI Nanggala 402 menyelam.
Konfirmasi tersebut berhasil dilakukan melalui pemindaian menggunakan multibeam sonar dan magnetometer serta remote operation vehicle (ROV) milik kapal Singapura MV Swift Rescue, yang diturunkan ke lokasi di kedalaman 830 meter di utara perairan Bali.
Melalui visualisasi dengan menggunakan kamera tersebut diperoleh citra bawah air yang lebih detail. Terlihat KRI Nanggala 402 terbelah menjadi 3 bagian.
Baca Juga
Artinya kata dia, kualitas produk industri Hankam Indonesia ini sudah sangat baik. "Yang dibutuhkan adalah political will dan dukungan kebijakan pemerintah, agar jam terbang produksi industri Hankam tersebut semakin tinggi, sehingga semakin menghasilkan produk inovasi hankam yang berdaya saing tinggi," ujar Mulyanto.
Mulyanto menambahkan hasil riset dan pengembangan Hankam, baik yang dilakukan oleh lembaga riset maupun oleh industri Hankam perlu didorong untuk disempurnakan dan diproduksi secara domestik. "Pelaksanaannya tentu saja pada saat keuangan negara sudah membaik. Masak semangatnya kalah dengan jama’ah Masjid Jogokaryan, Yogyakarta," kata Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI Bidang Industri dan Pembangunan ini.
Mulyanto berharap ke depan melalui review kebijakan industri pertahanan nasional secara seksama, dapat didorong kebijakan anggaran yang kondusif untuk produksi Alutsista nasional secara domestik tersebut.
Untuk diketahui Nanggala 402 adalah kapal selam bermotor diesel-listrik tipe U-209 buatan Jerman, yang berusia mencapai 44 tahun. Padahal normalnya operasi kapal selam hanya sampai usia 25-30 tahun. Karenanya memerlukan perawatan yang intensif.
Alutsista lain diperkirakan memiliki usia dan model perawatan yang serupa. Karena itu pertimbangan untuk mereview kebijakan alutsisata dan industri pertahanan nasional menjadi penting untuk dilakukan dalam rangka membangun sistem pertahanan dan keamanan nasional yang tangguh.
Diberitakan sebelumnya, KRI Nanggala 402 dinyatakan hilang pada Rabu (22/4/2021). Di dalam pencarian, ditemukan barang-barang yang diyakini milik Nanggala 402 di sekitar dua mil dari posisi KRI Nanggala 402 menyelam.
Konfirmasi tersebut berhasil dilakukan melalui pemindaian menggunakan multibeam sonar dan magnetometer serta remote operation vehicle (ROV) milik kapal Singapura MV Swift Rescue, yang diturunkan ke lokasi di kedalaman 830 meter di utara perairan Bali.
Melalui visualisasi dengan menggunakan kamera tersebut diperoleh citra bawah air yang lebih detail. Terlihat KRI Nanggala 402 terbelah menjadi 3 bagian.
(maf)
tulis komentar anda