Gelar Doktor Habib Rizieq Sindir Kampus yang Hilang Sikap Kritis
Jum'at, 16 April 2021 - 17:27 WIB
JAKARTA - Kamis (15/4/2021) boleh jadi merupakan momentum paling emosional bagi Habib Rizieq Shihab . Di tengah tekanan psikis dan politis yang dirasakan begitu hebat, dia bisa menyelesaikan ujian akademisnya dengan baik dari dalam tahanan.
Lewat disertasi berjudul "Metodologi Pemilahan Antara Usul Dan Furu' Dalam Aqidah Dan Syari’ah Serta Akhlaq Menurut Ahlus Sunnah Wal Jama'ah", Habib Rizieq berhasil meraih gelar doktor dari Universiti Sains Islam Malaysia (USIM).
Aktivis dan pengamat politik Rocky Gerung menyebut keberhasilan Habib Rizieq menyelesaikan studi S3 tersebut menjadi inti yang menjawab proses peradilan terhadapnya. ”Habib Rizieq membuktikan bahwa dirinya intelektual dan seorang intelektual itu pasti berpikiran terbuka, tidak picik,” tutur Rocky dalam video di saluran youtube, Jumat (16/4/2021).
Rocky mengungkapkan, proses peradilan yang dialami Habib Rizieq sejatinya bermula dari tuduhan bahwa dia seolah-olah orang picik. Hanya memandang politik, ekonomi dan budaya hanya dari kacamata Islam. Tetapi gelar akademik yang baru diterimanya itu menjungkalkan tudingan miring tersebut. ”Tidak mungkin dia dapat gelar doktor kalau pikirannya picik, kan logikanya begitu,” katanya.
Menurut Rocky, apa yang diperoleh Habib Rizieq adalah hadiah yang bagus Indonesia. Tidak saja untuk kemajemukan tapi juga ilmu pengetahuan. Sebenarnya ini juga hadiah bagus untuk sikap metodologis kampus-kampus yang semakin kehilangan kritisisme,” ujar mantan pengajar kuliah filsafat UI ini.
Lewat disertasi berjudul "Metodologi Pemilahan Antara Usul Dan Furu' Dalam Aqidah Dan Syari’ah Serta Akhlaq Menurut Ahlus Sunnah Wal Jama'ah", Habib Rizieq berhasil meraih gelar doktor dari Universiti Sains Islam Malaysia (USIM).
Baca Juga
Aktivis dan pengamat politik Rocky Gerung menyebut keberhasilan Habib Rizieq menyelesaikan studi S3 tersebut menjadi inti yang menjawab proses peradilan terhadapnya. ”Habib Rizieq membuktikan bahwa dirinya intelektual dan seorang intelektual itu pasti berpikiran terbuka, tidak picik,” tutur Rocky dalam video di saluran youtube, Jumat (16/4/2021).
Rocky mengungkapkan, proses peradilan yang dialami Habib Rizieq sejatinya bermula dari tuduhan bahwa dia seolah-olah orang picik. Hanya memandang politik, ekonomi dan budaya hanya dari kacamata Islam. Tetapi gelar akademik yang baru diterimanya itu menjungkalkan tudingan miring tersebut. ”Tidak mungkin dia dapat gelar doktor kalau pikirannya picik, kan logikanya begitu,” katanya.
Menurut Rocky, apa yang diperoleh Habib Rizieq adalah hadiah yang bagus Indonesia. Tidak saja untuk kemajemukan tapi juga ilmu pengetahuan. Sebenarnya ini juga hadiah bagus untuk sikap metodologis kampus-kampus yang semakin kehilangan kritisisme,” ujar mantan pengajar kuliah filsafat UI ini.
(muh)
tulis komentar anda