HUT ke-69 Kopassus, Ini Kisah Heroik Prajurit Korps Baret Merah di Medan Operasi
Jum'at, 16 April 2021 - 05:37 WIB
Operasi Pembebasan KM Sinar Kudus dari Perompak Somalia
Operasi pembebasan kapal KM Sinar Kudus berawal ketika kapal yang membawa empat Warga Negara Indonesia (WNI) dan 22 orang warga negara asing yang sedang melakukan pelayaran dari Kolaka, Sulawesi Selatan menuju Rotterdam, Belanda dibajak oleh perompak Somalia di Kepulauan Seychelles, Somalia pada 16 Maret 2011.
Kabar pembajakan ini langsung mendapat tanggapan dari pemerintahan. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) langsung menggelar rapat terbatas dan memutuskan untuk mengambil opsi militer terhadap para perompak. Satgas Merah Putih yang terdiri dari Sat-81 Gultor Kopassus, Denjaka, Kopaska dan Batalyon Taifib Marinir kemudian melakukan operasi pembebasan.
Kontak tembak dengan para perompak pun tak terelakkan. Dalam operasi tersebut, empat perompak berhasil ditembak mati dan jatuh ke laut. Dari tangan para perompak, disita sejumlah peralatan seperti 1 unit speead boat, GPS Garmin, amunisi tajam kaliber 7,62 mm, selongsongamunisi kaliber 7,62 mm, baju loreng dan sebagainya.
Selanjutnya, para sandera kemudian dibawa ke sebuah kapal di Hobyo, sekitar 511 dari Ibu Kota Somalia, Mogadishu. Mereka kemudian dibawa ke safe house di Golkayo Town untuk selanjutnya menuju Wajir Airport yang berada di perbatasan Kenya dan Somalia. Mereka kemudian dibawa ke Bandara Nairobi, Kenya dan selanjutnya berhasil dibawa ke luar dari Somalia.
Operasi Mapenduma, Papua
Operasi Pembebasan Sandera Mapenduma adalah operasi militer untuk membebaskan peneliti dari Ekspedisi Lorentz 95 yang disandera Organisasi Papua Merdeka (OPM) pimpinan Kelly Kwalik di Desa Mapenduma, Kecamatan Tiom, Jayawijaya.
Aksi penculikan ini menyita perhatian dunia internasional. Bahkan, Sekjen PBB saat itu, Boutros Boutros Ghali dan Paus Johanes II ikut andil dalam upaya membujuk para penculik dari Organisasi Papua Merdeka (OPM) untuk membebaskan sandera. Selama 129 hari berbagai upaya mediasi dilakukan untuk membebaskan para sandera tersebut.
Operasi pembebasan kapal KM Sinar Kudus berawal ketika kapal yang membawa empat Warga Negara Indonesia (WNI) dan 22 orang warga negara asing yang sedang melakukan pelayaran dari Kolaka, Sulawesi Selatan menuju Rotterdam, Belanda dibajak oleh perompak Somalia di Kepulauan Seychelles, Somalia pada 16 Maret 2011.
Kabar pembajakan ini langsung mendapat tanggapan dari pemerintahan. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) langsung menggelar rapat terbatas dan memutuskan untuk mengambil opsi militer terhadap para perompak. Satgas Merah Putih yang terdiri dari Sat-81 Gultor Kopassus, Denjaka, Kopaska dan Batalyon Taifib Marinir kemudian melakukan operasi pembebasan.
Kontak tembak dengan para perompak pun tak terelakkan. Dalam operasi tersebut, empat perompak berhasil ditembak mati dan jatuh ke laut. Dari tangan para perompak, disita sejumlah peralatan seperti 1 unit speead boat, GPS Garmin, amunisi tajam kaliber 7,62 mm, selongsongamunisi kaliber 7,62 mm, baju loreng dan sebagainya.
Selanjutnya, para sandera kemudian dibawa ke sebuah kapal di Hobyo, sekitar 511 dari Ibu Kota Somalia, Mogadishu. Mereka kemudian dibawa ke safe house di Golkayo Town untuk selanjutnya menuju Wajir Airport yang berada di perbatasan Kenya dan Somalia. Mereka kemudian dibawa ke Bandara Nairobi, Kenya dan selanjutnya berhasil dibawa ke luar dari Somalia.
Operasi Mapenduma, Papua
Operasi Pembebasan Sandera Mapenduma adalah operasi militer untuk membebaskan peneliti dari Ekspedisi Lorentz 95 yang disandera Organisasi Papua Merdeka (OPM) pimpinan Kelly Kwalik di Desa Mapenduma, Kecamatan Tiom, Jayawijaya.
Aksi penculikan ini menyita perhatian dunia internasional. Bahkan, Sekjen PBB saat itu, Boutros Boutros Ghali dan Paus Johanes II ikut andil dalam upaya membujuk para penculik dari Organisasi Papua Merdeka (OPM) untuk membebaskan sandera. Selama 129 hari berbagai upaya mediasi dilakukan untuk membebaskan para sandera tersebut.
Lihat Juga :
tulis komentar anda