Respons Kubu AHY Soal Marzuki Alie Bandingkan Popularitas SBY dengan Megawati

Kamis, 08 April 2021 - 15:24 WIB
Mantan Sekjen Partai Demokrat, Marzuki Alie membandingkan popularitas Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Megawati Soekarnoputri. Foto/SINDOnews
JAKARTA - Pernyataan mantan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Marzuki Alie yang membandingkan popularitas Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Megawati Soekarnoputri ditanggapi oleh Kubu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Diketahui, Marzuki Alie mengungkapkan popularitas SBY sebelum menjadi presiden jauh di bawah Megawati, yakni sekitar 15%. Namun, kata Marzuki Alie, dengan membentuk jaringan partai, fans club, dan lainnya, secara perlahan SBY semakin dikenal dengan tagline SBY Demokrat, Demokrat SBY. Maka itu, kata Marzuki Alie, banyak barang bagus kalah karena masalah marketing.

"Ya, memang banyak produk atau tokoh politik secara kualitas biasa saja bahkan cenderung buruk sekalipun, jika dikemas dan dicitrakan dengan positioning yang tepat akan mendapat tempat di pikiran dan hati target audience atau masyarakat," ujar Deputi Strategi dan Kebijakan Balitbang DPP Demokrat kubu AHY Yan Harahap kepada SINDOnews, Kamis (8/4/2021).

Yan Harahap justru menilai SBY sudah sangat berkualitas. Yan Harahap menambahkan, kemasan SBY menawan dan strategi pemasarannya pun mumpuni. "Positioningnya jelas yakni cerdas, santun dan berwibawa, pada akhirnya mudah diterima pasar, dalam hal ini masyarakat pemilih di Indonesia," kata Yan Harahap.



Buktinya, kata Yan, SBY menjadi presiden dua periode yang dipilih langsung oleh rakyat Indonesia. "Dalam Marketing, positioning ini adalah promise atau janji," ungkapnya.

Dia melanjutkan, agar produk itu diterima di pasar, harus sesuai janji dan kenyataan. "Jika kita kaitkan tadi dengan SBY, sebagai peraih Adhi Makayasa tentu terbukti beliau cerdas. Tutur kata, sikap maupun perilaku beliau orang yang santun. Kalau soal wibawa jelas, secara kasat mata pun beliau gagah dan berwibawa," tuturnya.

Dalam politik, kata Yan, jika seorang tokoh politik dicitrakan atau diposisikan sebagai orang yang merakyat dan sederhana, harus benar sesuai dengan janji itu. "Prinsipnya jangan sampai ingkar janji. Misal seorang tokoh politik dicitrakan atau memiliki positioning sebagai orang yang merakyat, ya harus benar-benar merakyat. Jangan malah sebaliknya," pungkasnya.
(cip)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More