Aksi Terorisme Libatkan Milenial, Ketua DPD RI Miris
Jum'at, 02 April 2021 - 18:47 WIB
JAKARTA - Aksi penyerangan yang dilakukan wanita muda berinisial ZA, membuat Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, miris. Menurutnya, hal ini membuktikan generasi muda cukup rentan dengan penyebaran faham radikalisme.
"Kita sangat miris dengan perkembangan terorisme di Tanah Air. Pasalnya pelaku teroris merupakan usia milenial yang semestinya masa usia produktif dalam belajar dan bekerja," tutur LaNyalla, Jumat (2/4/2021).
Senator asal Jawa Timur ini mengajak generasi milenial untuk berhati-hati dalam menerima sebaran ajaran faham-faham garis keras. "Buat generasi milenial, saring dahulu informasi dan ajaran yang kalian dapat. Sebab, mereka akan mempengaruhi cara berfikir dan bertindak yang dapat merugikan diri sendiri, terlebih mengorbankan nyawa," ujarnya.
Alumnus Universitas Brawijaya Malang itu mencontohkan serangan terhadap Mabes Polri yang dilakukan ZA. "Berdasarkan informasi yang kita dapat, ZA belajar dari YouTube mengenai faham-faham radikal, khususnya ISIS. Kemudian ia menjadi penyerang tunggal pada kasus serangan Mabes Polri," tuturnya.
Mantan Ketua Umum PSSI ini minta kepada Kominfo untuk dapat melakukan penyaringan kanal-kanal YouTube, juga situs atau media sosial lainnya terkait faham-faham garis keras. "Tugas kita adalah melindungi generasi muda kita dari ajaran yang salah. Sebab, Informasi yang disampaikan BIN menyebutkan bahwa generasi milenial mudah terpapar radikalisme dari media sosial dengan rentang usia 17-24 tahun," terangnya.
LaNyalla juga meminta Kominfo, Polri, BIN dan Kementerian Pendidikan untuk lebih gencar memberikan informasi- informasi yang benar terkait terorisme. Dengan cara ini propaganda terorisme bisa diimbangi."Jika terorisme menyebar konten-konten dengan narasi ketidakadilan, kita dapat membuat narasi herois membela negara, prestasi dan menjaga keluarga atau konten lainnya," terang Ketua Dewan Kehormatan Kadin Jawa Timur itu.
"Kita sangat miris dengan perkembangan terorisme di Tanah Air. Pasalnya pelaku teroris merupakan usia milenial yang semestinya masa usia produktif dalam belajar dan bekerja," tutur LaNyalla, Jumat (2/4/2021).
Baca Juga
Senator asal Jawa Timur ini mengajak generasi milenial untuk berhati-hati dalam menerima sebaran ajaran faham-faham garis keras. "Buat generasi milenial, saring dahulu informasi dan ajaran yang kalian dapat. Sebab, mereka akan mempengaruhi cara berfikir dan bertindak yang dapat merugikan diri sendiri, terlebih mengorbankan nyawa," ujarnya.
Baca Juga
Alumnus Universitas Brawijaya Malang itu mencontohkan serangan terhadap Mabes Polri yang dilakukan ZA. "Berdasarkan informasi yang kita dapat, ZA belajar dari YouTube mengenai faham-faham radikal, khususnya ISIS. Kemudian ia menjadi penyerang tunggal pada kasus serangan Mabes Polri," tuturnya.
Mantan Ketua Umum PSSI ini minta kepada Kominfo untuk dapat melakukan penyaringan kanal-kanal YouTube, juga situs atau media sosial lainnya terkait faham-faham garis keras. "Tugas kita adalah melindungi generasi muda kita dari ajaran yang salah. Sebab, Informasi yang disampaikan BIN menyebutkan bahwa generasi milenial mudah terpapar radikalisme dari media sosial dengan rentang usia 17-24 tahun," terangnya.
LaNyalla juga meminta Kominfo, Polri, BIN dan Kementerian Pendidikan untuk lebih gencar memberikan informasi- informasi yang benar terkait terorisme. Dengan cara ini propaganda terorisme bisa diimbangi."Jika terorisme menyebar konten-konten dengan narasi ketidakadilan, kita dapat membuat narasi herois membela negara, prestasi dan menjaga keluarga atau konten lainnya," terang Ketua Dewan Kehormatan Kadin Jawa Timur itu.
(cip)
tulis komentar anda