Resmi Dilarang, Epidemiolog: Mudik Bisa Meningkatkan Kematian 10%
Sabtu, 27 Maret 2021 - 18:05 WIB
JAKARTA - Langkah pemerintah yang telah menerbitkan larangan mudik Lebaran 2021 mendapat apresiasi. Masyarakat harus sejalan lurus mengikuti perintah larangan mudik tersebut untuk menghindari varian baru COVID-19 .
Epidemiolog Griffith University, Dicky Budiman mengapresiasi pemerintah yang sudah mengabil kebijakan larangan mudik dengan pertimbangan sains dan masukan para ahli. Dicky mengajak masyarakat untuk menjadikan kebijakan tersebut sebagai komitmen dan konsisten bersama. Baca juga: Mudik Lebaran Dilarang, IDI: Sejalan dengan Upaya Menekan COVID-19
"Kita juga harus sosialisasikan di seluruh sektor. Masyarakat tentu perlu diberikan pemahaman bahwa imbauan ini bersifat wajib bahwa tidak ada pengecualian. Jika imbauan dan realita di lapangan berbeda maka berbahaya," ujar Dicky saat dihubungi MNC Portal melalui telepon, Jumat (27/3/2021).
Dia menyebut banyak potensi ancaman dari strain baru yang lebih cepat salah satunya varian dari B117. Upaya membatasi mobilisasi mobilitas manusia skala besar seperti mudik menjadi upaya efektif untuk mencegah penyebaran virus penyebab COVID-19.
"Saya mengingatkan bahwa studi epidemiologi menemukan bahwa arus pergerakan manusia yang besar seperti mudik bisa meningkatkan kematian 10 persen satu bulan pasca itu. Dan dengan strain baru ini meningkatkan kematian 60 persen," jelasnya.
Dia juga meminta agar pemerintah daerah memberikan dukungan berupa regulasi di setiap daerah untuk menghindari kejadian masyarakat pendatang.
"Kita harus upayakan kesadaran masyarakat. Jadi masyarakat merasa dalam kondisi seperti ini harus membatasi dan tidak bepergian. Ini yang harus kita bangun," tandasnya.
Epidemiolog Griffith University, Dicky Budiman mengapresiasi pemerintah yang sudah mengabil kebijakan larangan mudik dengan pertimbangan sains dan masukan para ahli. Dicky mengajak masyarakat untuk menjadikan kebijakan tersebut sebagai komitmen dan konsisten bersama. Baca juga: Mudik Lebaran Dilarang, IDI: Sejalan dengan Upaya Menekan COVID-19
"Kita juga harus sosialisasikan di seluruh sektor. Masyarakat tentu perlu diberikan pemahaman bahwa imbauan ini bersifat wajib bahwa tidak ada pengecualian. Jika imbauan dan realita di lapangan berbeda maka berbahaya," ujar Dicky saat dihubungi MNC Portal melalui telepon, Jumat (27/3/2021).
Dia menyebut banyak potensi ancaman dari strain baru yang lebih cepat salah satunya varian dari B117. Upaya membatasi mobilisasi mobilitas manusia skala besar seperti mudik menjadi upaya efektif untuk mencegah penyebaran virus penyebab COVID-19.
"Saya mengingatkan bahwa studi epidemiologi menemukan bahwa arus pergerakan manusia yang besar seperti mudik bisa meningkatkan kematian 10 persen satu bulan pasca itu. Dan dengan strain baru ini meningkatkan kematian 60 persen," jelasnya.
Dia juga meminta agar pemerintah daerah memberikan dukungan berupa regulasi di setiap daerah untuk menghindari kejadian masyarakat pendatang.
"Kita harus upayakan kesadaran masyarakat. Jadi masyarakat merasa dalam kondisi seperti ini harus membatasi dan tidak bepergian. Ini yang harus kita bangun," tandasnya.
(kri)
tulis komentar anda