Said Aqil Ajak Masyarakat dan Pemerintah Hadapi Tantangan di Tengah Pandemi
Selasa, 19 Mei 2020 - 19:21 WIB
JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj berharap pemerintah maupun masyarakat Indonesia agar dapat menghadapi tantangan baru di tengah pandemi Covid-19 ini. Itu didukung dengan membuka gerbang kehidupan normal yang baru atau The New Normal.
Hal itu dilakukan karena di tengah-tengah pandemi Covid-19 ini ekonomi melambat di berbagai sektor, lalu ancaman resesif global telah menjadi gelombang di depan jutaan mata. Tidak hanya itu, jutaan orang kehilangan pekerjaan dan sebagian lain kesulitan mengakses bahan pangan dan fasilitas kesehatan
"Setiap negara menghadapi tantangan masing-masing, begitu pula dengan Indonesia yang berjuang untuk menangani Covid-19 ini sekaligus berusaha membuka gerbang kehidupan normal yang baru, The New Normal, tatanan kehidupan yang bersandar pada protokol kesehatan yang ketat, interaksi antarmanusia sekaligus tata ekonomi dengan aturan main yang baru untuk mencapai titik keseimbangan," ujar Said Aqil dalam dialog Solidaritas Global: Nahdlatul Ulama dan Diplomasi Indonesia di Tengah Covid-19, Selasa (19/5/2020).
Motivasi untuk terus maju dan bangkit dari pandemi Covid-19 ini, kata Said Aqil, juga dikatakan di dalam Alquran. Semua pihak diminta untuk berjuang demi peradaban yang lebih baik. "Dalam Alquran dikatakan setiap ada tantangan kita harus mencoba berjuang menata kembali cara kehidupan yang baru termasuk dorongan dari Allah atau motivasi dari Islam, dari Tuhan, agar kita tetap berkemajuan, berperadaban cerdas menghadapi segala hal," ungkapnya.
Menurut Said Aqil, dunia membutuhkan cara baru dalam berinteraksi, khususnya interaksi antar manusia di level internasional. Dibutuhkan solidaritas global untuk bersama-sama menghadapi tantangan yang menghadang dan sekaligus mengkreasi solusi-solusi strategis untuk membantu sesama. "Nah, NU sebagai ormas berusaha ikut serta membangun solidaritas global dengan memaksimalkan jaringan pengurus cabang NU yang tersebar di berbagai negara lintas dunia," jelasnya. (
).
Hal tersebut didukung dengan prinsip yang telah dipetakan dan diajarkan oleh pendiri NU KH Hasyim Asy'ari. Hasyim Asy'ari, kata Said Aqil, berpesan bahwa puncaknya solidaritas adalah ukhuwah insaniyah, persaudaraan sesama umat manusia lebih dari persaudaraan umat Islam, lebih dari persaudaraan sesama bangsa tanah air.
"Solidaritas global ini bisa dimulai dengan langkah-langkah strategis dalam bantuan kemanusiaan dan charity sekaligus bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri RI melalui KBRI, KJRI untuk memaksimalkan program-program untuk membantu WNI di lintas negara maupun mengkreasi solidaritas kemanusiaan lintas negara."
Hal itu dilakukan karena di tengah-tengah pandemi Covid-19 ini ekonomi melambat di berbagai sektor, lalu ancaman resesif global telah menjadi gelombang di depan jutaan mata. Tidak hanya itu, jutaan orang kehilangan pekerjaan dan sebagian lain kesulitan mengakses bahan pangan dan fasilitas kesehatan
"Setiap negara menghadapi tantangan masing-masing, begitu pula dengan Indonesia yang berjuang untuk menangani Covid-19 ini sekaligus berusaha membuka gerbang kehidupan normal yang baru, The New Normal, tatanan kehidupan yang bersandar pada protokol kesehatan yang ketat, interaksi antarmanusia sekaligus tata ekonomi dengan aturan main yang baru untuk mencapai titik keseimbangan," ujar Said Aqil dalam dialog Solidaritas Global: Nahdlatul Ulama dan Diplomasi Indonesia di Tengah Covid-19, Selasa (19/5/2020).
Motivasi untuk terus maju dan bangkit dari pandemi Covid-19 ini, kata Said Aqil, juga dikatakan di dalam Alquran. Semua pihak diminta untuk berjuang demi peradaban yang lebih baik. "Dalam Alquran dikatakan setiap ada tantangan kita harus mencoba berjuang menata kembali cara kehidupan yang baru termasuk dorongan dari Allah atau motivasi dari Islam, dari Tuhan, agar kita tetap berkemajuan, berperadaban cerdas menghadapi segala hal," ungkapnya.
Menurut Said Aqil, dunia membutuhkan cara baru dalam berinteraksi, khususnya interaksi antar manusia di level internasional. Dibutuhkan solidaritas global untuk bersama-sama menghadapi tantangan yang menghadang dan sekaligus mengkreasi solusi-solusi strategis untuk membantu sesama. "Nah, NU sebagai ormas berusaha ikut serta membangun solidaritas global dengan memaksimalkan jaringan pengurus cabang NU yang tersebar di berbagai negara lintas dunia," jelasnya. (
Baca Juga
Hal tersebut didukung dengan prinsip yang telah dipetakan dan diajarkan oleh pendiri NU KH Hasyim Asy'ari. Hasyim Asy'ari, kata Said Aqil, berpesan bahwa puncaknya solidaritas adalah ukhuwah insaniyah, persaudaraan sesama umat manusia lebih dari persaudaraan umat Islam, lebih dari persaudaraan sesama bangsa tanah air.
"Solidaritas global ini bisa dimulai dengan langkah-langkah strategis dalam bantuan kemanusiaan dan charity sekaligus bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri RI melalui KBRI, KJRI untuk memaksimalkan program-program untuk membantu WNI di lintas negara maupun mengkreasi solidaritas kemanusiaan lintas negara."
(zik)
tulis komentar anda