Mahfud MD Pusing Banyak Alternatif Kebijakan Tak Sinkron
Selasa, 19 Mei 2020 - 14:19 WIB
"Memang kepentingan masyarakat itu ada yang tulus ya, ingin keselamatan publik, ada yang memang punya motif politik, ada yang punya agenda pribadi, agenda bisnisnya sendiri, agenda macam-macam, kan?" ucapnya.
"Pasti, pasti," timpal Deddy.
Menurut Mahfud, dalam kondisi seperti itu pemerintah harus tetap mengambil sebuah keputusan.
"Stres berlebihan itu ndak. Pusing itu dalam arti kita harus bagaimana mengatur ini agar kita bisa mengambil keputusan yang paling mendekati," ujarnya.
Mendengar penuturan Mahfud, Deddy menilai masyarakat juga ikut pusing melihat keputusan pemerintah yang berbeda-beda.
"Apakah tidak bisa satu keputusan, baru nyebar di media gitu Pak?" tanya Deddy lagi.
"Sekarang ini kan begini ya, mas deddy, sesuatu yang masih menjadi wacana pembicaraan, kadang kala udah bocor di masyarakat. Bocornya bukan dibocorkan oleh pejabat, kadangkala kan seperti zaman sekarang, nih kita pake virtual rapatnya, itu kan bisa bocor ke mana-mana," jawab Mahfud.
Mahfud menduga kebocoran informasi itu bisa saja dari para pendamping pejabat yang menggelar rapat dari rumah secara virtual.
"Nah, ketika ini sudah mulai bocor, muncul pertanyaan, lalu pejabat yang bersangkutan kadang kala lalu menjelaskan kan dalam keadaan gelagapan gitu, berbeda-beda," ungkapnya.
"Tetapi sebenarnya kalau keputusannya sih tidak pernah berbeda-beda. Ketika jadi wacana saja kemudian sering diperdebatkan orang," kata Mahfud meyakinkan.
"Pasti, pasti," timpal Deddy.
Menurut Mahfud, dalam kondisi seperti itu pemerintah harus tetap mengambil sebuah keputusan.
"Stres berlebihan itu ndak. Pusing itu dalam arti kita harus bagaimana mengatur ini agar kita bisa mengambil keputusan yang paling mendekati," ujarnya.
Mendengar penuturan Mahfud, Deddy menilai masyarakat juga ikut pusing melihat keputusan pemerintah yang berbeda-beda.
"Apakah tidak bisa satu keputusan, baru nyebar di media gitu Pak?" tanya Deddy lagi.
"Sekarang ini kan begini ya, mas deddy, sesuatu yang masih menjadi wacana pembicaraan, kadang kala udah bocor di masyarakat. Bocornya bukan dibocorkan oleh pejabat, kadangkala kan seperti zaman sekarang, nih kita pake virtual rapatnya, itu kan bisa bocor ke mana-mana," jawab Mahfud.
Mahfud menduga kebocoran informasi itu bisa saja dari para pendamping pejabat yang menggelar rapat dari rumah secara virtual.
"Nah, ketika ini sudah mulai bocor, muncul pertanyaan, lalu pejabat yang bersangkutan kadang kala lalu menjelaskan kan dalam keadaan gelagapan gitu, berbeda-beda," ungkapnya.
"Tetapi sebenarnya kalau keputusannya sih tidak pernah berbeda-beda. Ketika jadi wacana saja kemudian sering diperdebatkan orang," kata Mahfud meyakinkan.
Lihat Juga :
tulis komentar anda