Amien Rais Kehilangan Momentum, 'Saudara Muda' PAN Harus Miliki Tokoh Populer
Senin, 18 Mei 2020 - 18:54 WIB
JAKARTA - Jika jadi dibentuk, parpol baru yang bakal menjadi 'saudara muda' dari Partai Amanat Nasional (PAN) tidak akan mudah melalui pertarungan politik di Pemilu 2024. Butuh usaha keras dan tokoh baru yang kuat untuk menggaet massa.
Pengamat politik Cecep Hidayat mengatakan, para loyalis Amien Rais perlu membangun mesin partai yang cepat dalam waktu dua tahun. Baru tahun 2023 itu digunakan untuk konsolidasi dan kampanye.
"Dia harus memastikan mempunyai basis tradisional. Kalau enggak punya, partai akan sulit memperoleh basis massa. Basis massa apa? Apakah sebagian Muhammadiyah, Islam modernis, atau katanya Alumni 212. Pemetaan pendukungnya harus jelas," ujarnya saat dihubungi SINDOnews, Senin (18/5/2020).
Cecep menilai sulit bagi 'saudara muda' PAN jika hanya mengandalkan sosok Amien Rais. Ceruk pasarnya sudah makin mengecil. Amien Rais, menurutnya, sudah kehilangan momentum untuk berada di garis depan penarik massa. ( ).
"Karakter Amien Rais sudah kehilangan momentum. Kalau saja di awal reformasi 20 tahun lalu (masih). Ini muncul Generasi Z dan milenial yang enggak tahu Amien Rais. Amien Rais dianggap ekslusif, bukan sosok inklusif lagi," terang dosen Universitas Indonesia itu.
Bahkan, untuk masuk ke pasar Muhammadiyah sekalipun agak sulit. Alasannya, Amien Rais menjadi ketum 25 tahun lalu. Seiring berjalannya waktu, ketum baru silih berganti dan menancapkan akarnya.
"Ingat dalam satu organisasi mana pun enggak mono entitas, tidak dikuasai satu faksi. Akan tetapi, banyak faksi yang bisa jadi berbeda pilihan politiknya," tutur Cecep.
'Saudara muda' PAN memerlukan tokoh popular saat ini. Itu penting mengerek popularitas dan elektabilitas partai. Membangun sebuah partai adalah kerja politik jangka panjang yang harus ditopang 'vitamin' dan sumber daya logistik yang kuat.
Pertanyaannya, apakah Amien Rais dan para loyalisnya sudah mempunyai dua fondasi utama itu untuk bertarung pada Pemilu 2024? Jika belum, mereka membutuhkan orang yang telaten atau punya pengalaman dalam menggalang dana. "Bisa juga dari pengusaha yang mau investasi atau butuh perahu," ucapnya.
Pengamat politik Cecep Hidayat mengatakan, para loyalis Amien Rais perlu membangun mesin partai yang cepat dalam waktu dua tahun. Baru tahun 2023 itu digunakan untuk konsolidasi dan kampanye.
"Dia harus memastikan mempunyai basis tradisional. Kalau enggak punya, partai akan sulit memperoleh basis massa. Basis massa apa? Apakah sebagian Muhammadiyah, Islam modernis, atau katanya Alumni 212. Pemetaan pendukungnya harus jelas," ujarnya saat dihubungi SINDOnews, Senin (18/5/2020).
Cecep menilai sulit bagi 'saudara muda' PAN jika hanya mengandalkan sosok Amien Rais. Ceruk pasarnya sudah makin mengecil. Amien Rais, menurutnya, sudah kehilangan momentum untuk berada di garis depan penarik massa. ( ).
"Karakter Amien Rais sudah kehilangan momentum. Kalau saja di awal reformasi 20 tahun lalu (masih). Ini muncul Generasi Z dan milenial yang enggak tahu Amien Rais. Amien Rais dianggap ekslusif, bukan sosok inklusif lagi," terang dosen Universitas Indonesia itu.
Bahkan, untuk masuk ke pasar Muhammadiyah sekalipun agak sulit. Alasannya, Amien Rais menjadi ketum 25 tahun lalu. Seiring berjalannya waktu, ketum baru silih berganti dan menancapkan akarnya.
"Ingat dalam satu organisasi mana pun enggak mono entitas, tidak dikuasai satu faksi. Akan tetapi, banyak faksi yang bisa jadi berbeda pilihan politiknya," tutur Cecep.
'Saudara muda' PAN memerlukan tokoh popular saat ini. Itu penting mengerek popularitas dan elektabilitas partai. Membangun sebuah partai adalah kerja politik jangka panjang yang harus ditopang 'vitamin' dan sumber daya logistik yang kuat.
Pertanyaannya, apakah Amien Rais dan para loyalisnya sudah mempunyai dua fondasi utama itu untuk bertarung pada Pemilu 2024? Jika belum, mereka membutuhkan orang yang telaten atau punya pengalaman dalam menggalang dana. "Bisa juga dari pengusaha yang mau investasi atau butuh perahu," ucapnya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda