Pelatihan Prakerja Dikuasai 8 Mitra Raksasa, Pengelola Lembaga Kursus Menjerit
Sabtu, 18 April 2020 - 00:37 WIB
JAKARTA - Pemerintah menggandeng delapan mitra platform digital untuk menyediakan pelatihan kerja secara daring kepada peserta program Kartu Prakerja. Padahal jumlah pelatihannya mencapai 2.055 jenis.
Delapan mitra platform yang bekerja sama dengan pemerintah dalam program kartu prakerja, yakni Tokopedia, Ruang Guru, Mau Belajar Apa, Bukalapak, Pintaria, Sekolahmu, Pijar Mahir, dan Kemnaker.go.id.
Dari delapan mitra tersebut, terdapat 198 lembaga yang akan terlibat dalam pelatihan digital atau daring. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam video conference, Kamis (16/4/2020), menyatakan, total peserta gelombang awal sebanyak 200 ribu orang.
Penguasaan program pelatihan hanya oleh segelintir mitra raksasa tersebut membuat pengelola lembaga kursus di daerah menjerit. "OMG!!!! Kartu Prakerja ini benar2 diluncurkan n gol tanpa tender???? info yg berharga ini, secara kita pelaku bisnis super mikro, seperti "dibutakan" mata kita oleh ketidakjelasan aturan2 permen atau lainnya...ternyata sudah terstruktur n masif??? ????," ungkap Siti Nurul Hidayah, pengelola Lembaga Kursus Bahasa Inggris Gazebo English Course di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur dalam akun Facebook miliknya, dan mengizinkan SINDOnews untuk mengutipnya, Jumat (17/4/2020).
Nurul mengatakan, beberapa lembaga kursus dan pelatihan di seluruh Indonesia, dalam beberapa hari ini, berbondong-bondong mengadakan telekonferensi via Zoom untuk membahas penguasaan program pelatihan daring hanya dengan menggandeng delapan platform raksasa yang ditunjuk menjadi media provider Kartu Prakerja.
Nurul yang telah 20 tahun mengelola kursus dan pelatihan di pelosok Trenggalek, mengaku jarang mengejar proyek multi nasional seperti pelatihan dalam program Prakerja.
Dia menganggap pelibatan delapan mitra besar oleh pemerintah sebagai kebijakan yang benar-benar tidak adil. Diakuinya para mitra raksasa tersebut memang penyelenggara pelatihan daring yang sudah profesional karena itu menjadi fokus dari bidang pekerjaan mereka.
"Tapi, ada lebih dari 19 ribu kursus se- Indonesia, yang kira-kira 90%-nya tutup sementara dan terpaksa merumahkan staf mereka tanpa gaji!!! Memang kursus-kursus tersebut, masih belajar daring, beberapa sudah pro, tapi kok pelibatannya sangat minimalis ya??? Whyyy??????" tanyanya heran.
Untuk kursus miliknya, saat ini masih berjalan dengan angka 90% keikutsertaan para siswa reguler yang sebelumnya belajar offline, beralih ke daring total. Diakuinya, pandemi corona cukup mengusik ketenangan semua pengelola lini usaha super mikro seperti dirinya.
Doktor lulusan Australia ini berharap ada perbaikan kebijakan dari pemerintah dengan tidak hanya merangkul perusahaan raksasa yang jelas sudah kaya raya, namun harus menggandeng para pelaku UMKM/usaha mikro yang sangat terdampak Covid-19,. "Salam smangat!!! Tetap berusaha bikin kursus daring yg bagus n pro, berjuangggg!!!" pungkasnya.
Delapan mitra platform yang bekerja sama dengan pemerintah dalam program kartu prakerja, yakni Tokopedia, Ruang Guru, Mau Belajar Apa, Bukalapak, Pintaria, Sekolahmu, Pijar Mahir, dan Kemnaker.go.id.
Dari delapan mitra tersebut, terdapat 198 lembaga yang akan terlibat dalam pelatihan digital atau daring. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam video conference, Kamis (16/4/2020), menyatakan, total peserta gelombang awal sebanyak 200 ribu orang.
Penguasaan program pelatihan hanya oleh segelintir mitra raksasa tersebut membuat pengelola lembaga kursus di daerah menjerit. "OMG!!!! Kartu Prakerja ini benar2 diluncurkan n gol tanpa tender???? info yg berharga ini, secara kita pelaku bisnis super mikro, seperti "dibutakan" mata kita oleh ketidakjelasan aturan2 permen atau lainnya...ternyata sudah terstruktur n masif??? ????," ungkap Siti Nurul Hidayah, pengelola Lembaga Kursus Bahasa Inggris Gazebo English Course di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur dalam akun Facebook miliknya, dan mengizinkan SINDOnews untuk mengutipnya, Jumat (17/4/2020).
Nurul mengatakan, beberapa lembaga kursus dan pelatihan di seluruh Indonesia, dalam beberapa hari ini, berbondong-bondong mengadakan telekonferensi via Zoom untuk membahas penguasaan program pelatihan daring hanya dengan menggandeng delapan platform raksasa yang ditunjuk menjadi media provider Kartu Prakerja.
Nurul yang telah 20 tahun mengelola kursus dan pelatihan di pelosok Trenggalek, mengaku jarang mengejar proyek multi nasional seperti pelatihan dalam program Prakerja.
Dia menganggap pelibatan delapan mitra besar oleh pemerintah sebagai kebijakan yang benar-benar tidak adil. Diakuinya para mitra raksasa tersebut memang penyelenggara pelatihan daring yang sudah profesional karena itu menjadi fokus dari bidang pekerjaan mereka.
"Tapi, ada lebih dari 19 ribu kursus se- Indonesia, yang kira-kira 90%-nya tutup sementara dan terpaksa merumahkan staf mereka tanpa gaji!!! Memang kursus-kursus tersebut, masih belajar daring, beberapa sudah pro, tapi kok pelibatannya sangat minimalis ya??? Whyyy??????" tanyanya heran.
Untuk kursus miliknya, saat ini masih berjalan dengan angka 90% keikutsertaan para siswa reguler yang sebelumnya belajar offline, beralih ke daring total. Diakuinya, pandemi corona cukup mengusik ketenangan semua pengelola lini usaha super mikro seperti dirinya.
Doktor lulusan Australia ini berharap ada perbaikan kebijakan dari pemerintah dengan tidak hanya merangkul perusahaan raksasa yang jelas sudah kaya raya, namun harus menggandeng para pelaku UMKM/usaha mikro yang sangat terdampak Covid-19,. "Salam smangat!!! Tetap berusaha bikin kursus daring yg bagus n pro, berjuangggg!!!" pungkasnya.
(thm)
tulis komentar anda