SBY Tak Ingin seperti Amien Rais yang Ditendang dari PAN
Kamis, 25 Februari 2021 - 10:01 WIB
JAKARTA - Perasaan risau dan masih berjalannya upaya kudeta kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Partai Demokrat diyakini mendorong Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) turun gunung menyikapi persoalan itu. Selain itu, SBY diyakini merasa terpanggil, sehingga turun gunung.
"Karena SBY merasa risau dan terpanggil atas isu kudeta yang terjadi di Partai Demokrat," ujar Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) Ujang Komarudin, Kamis (25/2/2021).
(Baca: Kisruh Demokrat, SBY Turun Gunung Artinya Lawan Makin Membesar)
Ujang menilai SBY sebagai pendiri Partai Demokrat tentu tak mau partai berlambang mercy itu diambilalih oleh orang yang bukan kader dan orang yang tak pernah berdarah-darah dan berkeringat di partai. "SBY juga tentu tak mau tergusur dari partai yang didirikannya tersebut," ungkapnya.
Menurut dia, kejadian Amien Rais yang tergusur dari Partai Amanat Nasional (PAN) yang telah didirikannya, menjadi pengalaman berharga bagi SBY. Di samping itu, kata Ujang, turun gunung SBY itu karena melihat gerakan kudeta itu masih terus berjalan, walaupun under ground.
"Jika itu dibiarkan, maka Partai Demokrat bisa kecolongan. Oleh karena itu, SBY ambil sikap," kata direktur Indonesia Political Review ini.
"Karena SBY merasa risau dan terpanggil atas isu kudeta yang terjadi di Partai Demokrat," ujar Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) Ujang Komarudin, Kamis (25/2/2021).
(Baca: Kisruh Demokrat, SBY Turun Gunung Artinya Lawan Makin Membesar)
Ujang menilai SBY sebagai pendiri Partai Demokrat tentu tak mau partai berlambang mercy itu diambilalih oleh orang yang bukan kader dan orang yang tak pernah berdarah-darah dan berkeringat di partai. "SBY juga tentu tak mau tergusur dari partai yang didirikannya tersebut," ungkapnya.
Menurut dia, kejadian Amien Rais yang tergusur dari Partai Amanat Nasional (PAN) yang telah didirikannya, menjadi pengalaman berharga bagi SBY. Di samping itu, kata Ujang, turun gunung SBY itu karena melihat gerakan kudeta itu masih terus berjalan, walaupun under ground.
"Jika itu dibiarkan, maka Partai Demokrat bisa kecolongan. Oleh karena itu, SBY ambil sikap," kata direktur Indonesia Political Review ini.
(muh)
tulis komentar anda