Max Sopacua Beberkan Cara SBY Ubah Demokrat Jadi Partai Dinasti

Selasa, 23 Februari 2021 - 14:53 WIB
Menurutnya, sebagai akibat sinergisitas putra-putra terbaik itulah, mulai dari kepemimpinan nasional SBY dan bergabungnya putra-putra terbaik di masing-masing daerah, maka Partai Demokrat menjadi partai besar dan partai pemenang di Pemilu 2009.

"Usai 2009, selanjutnya berubah menjadi babak baru, setelah Anas Urbaningrum digantikan SBY menjadi Ketua Umum produk KLB (kongres luar biasa) di Bali 2013 dan putranya Edy Baskoro Yudhoyono tetap menjadi Sekretaris Jenderal. Maka mulai saat itulah masyarakat menyetempel Partai Demokrat adalah partai keluarga," katanya.

Pada Kongres 2015 di Surabaya, lanjutnya, SBY kembali dikukuhkan sebagai Ketua Umum, setelah mengadang paksa pencalonan Marzuki Alie. "Padahal SBY pada KLB Bali berjanji, tujuan mengganti Anas Urbaningrum hanya untuk mengantarkan sampai Kongres 2015. Padahal seandainya SBY memiliki etika moral politik dan kepemimpinan yang baik, tentunya mempersilakan Marsuki Alie untuk menjadi Ketua Umum di KLB Bali 2012 tersebut, mengingat Marzuki Alie adalah runner up pada Kongres di Bandung 2010," kata Max.

"Siapa sangka guru politik yang selalu menanamkan jujur cerdas dan santun kepada kader Demokrat, ternyata beliau sendiri yang tidak jujur," ujarnya.

Max mengungkapkan, dalam kepengurusan DPP 2015-2020 jabatan strategis di jajaran pengurus DPP dikuasai oleh keluarga. Dia menjelaskan, partai yang dikelola dengan manajemen keluarga terbukti tidak bisa membesarkan dan memenangkan Partai Demokrat. Terlebih setelah sejak kepemimpinan SBY hingga ke kongres AHY 2020 menjadi Ketua Umum Partai Demokrat dengan cara aklamasi yang dipaksakan.

"Kongres jadi-jadian, tidak ada tata tertib, tidak ada pertanggung jawaban keuangan dan program, bahkan AD/ART (Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga) 2020 dibuat di luar setelah kongres sesuai dengan versi dan kemauan SBY," kata Max.

Maka, menurutnya, hal itulah yang melandasi kader Partai Demokrat menggugat melalui Kongres Luar Biasa (KLB) jilid 2. Saat ini pun terdapat dua kubu yang berseberangan. "Pertama, kubu dinasti SBY adalah kelompok kader yang ingin mempertahankan kemapanan Partai Demokrat untuk tetap menjadi partai dinasti SBY," ujar Max.

"Kedua, kubu garis lurus yaitu kelompok kader yang berkehendak menyelamatkan, mengembalikan dan meluruskan cita-cita Partai Demokrat sebagaimana awal didirikan yaitu sebagai partai modern dan partai terbuka," katanya.
(abd)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More