Berhasil Atasi Kudeta, Demokrat Jangan Andalkan Lagi Senioritas
Minggu, 14 Februari 2021 - 15:01 WIB
“Sejauh ini secara umum dari kepengurusan 34 provinsi dan ratusan kabupaten, Partai Demokrat cukup berhasil melakukan regenerasi,” imbuh Ubedilah.
Dia menjelaskan data dalam riset kami menunjukkan bahwa rata-rata usia pengurus Partai Demokrat hingga tingkat daerah mereka berusia 42 tahun, ada yang 20-an hingga 70-an. "Dari situ AHY sebagai Ketum nampaknya berhasil memimpin kepengurusannya yang sebagian besar anak-abak muda melewati tantangan Pilkada dan juga upaya percobaan ambil alih paksa beberapa waktu lalu,” ucapnya.
Tetapi, Ubedilah mengingatkan kemungkinan besar tantangan dan ujian akan terus berdatangan mengingat Partai Demokrat memilih jalan demokrasi di luar kekuasaan. “Boleh jadi ada kader-kader yang sudah merasa mapan karena merasa diri senior atau merasa besar padahal sesungguhnya dibesarkan oleh partai, lalu merasa tidak sreg dengan penyegaran kepemimpinan ini. Inil membuka celah bagi pihak-pihak eksternal untuk mengeksploitasi demi kepentingan politiknya sendiri,” terangnya.
Dia mengingatkan pola serupa pernah terjadi pada partai-partai lain. “Teguran Presiden Jokowi pada Moeldoko menegaskan bahwa memang terjadi upaya campur tangan eksternal pada urusan internal Partai Demokrat,” kata Ubedilah.
Ubedilah mengakui posisi Partai Demokrat yang berada di luar pemerintahan kerap mengambil sikap berseberangan dengan pemerintah tapi tren elektabilitas partai serta Ketumnya melalui sejumlah survei terus naik, membuat Partai Demokrat berpotensi untuk terus diincar sebagai sasaran untuk digoyang kepengurusannya.
“Secara normatif, oposisi yang kuat dibutuhkan untuk demokrasi yang sehat. Tetapi realita politik kita bisa berbeda. Partai Demokrat harus mengantisipasi kemungkinan terulangnya upaya menggoyahkan partai, dengan berbagai cara," tutupnya.
Dia menjelaskan data dalam riset kami menunjukkan bahwa rata-rata usia pengurus Partai Demokrat hingga tingkat daerah mereka berusia 42 tahun, ada yang 20-an hingga 70-an. "Dari situ AHY sebagai Ketum nampaknya berhasil memimpin kepengurusannya yang sebagian besar anak-abak muda melewati tantangan Pilkada dan juga upaya percobaan ambil alih paksa beberapa waktu lalu,” ucapnya.
Tetapi, Ubedilah mengingatkan kemungkinan besar tantangan dan ujian akan terus berdatangan mengingat Partai Demokrat memilih jalan demokrasi di luar kekuasaan. “Boleh jadi ada kader-kader yang sudah merasa mapan karena merasa diri senior atau merasa besar padahal sesungguhnya dibesarkan oleh partai, lalu merasa tidak sreg dengan penyegaran kepemimpinan ini. Inil membuka celah bagi pihak-pihak eksternal untuk mengeksploitasi demi kepentingan politiknya sendiri,” terangnya.
Dia mengingatkan pola serupa pernah terjadi pada partai-partai lain. “Teguran Presiden Jokowi pada Moeldoko menegaskan bahwa memang terjadi upaya campur tangan eksternal pada urusan internal Partai Demokrat,” kata Ubedilah.
Ubedilah mengakui posisi Partai Demokrat yang berada di luar pemerintahan kerap mengambil sikap berseberangan dengan pemerintah tapi tren elektabilitas partai serta Ketumnya melalui sejumlah survei terus naik, membuat Partai Demokrat berpotensi untuk terus diincar sebagai sasaran untuk digoyang kepengurusannya.
“Secara normatif, oposisi yang kuat dibutuhkan untuk demokrasi yang sehat. Tetapi realita politik kita bisa berbeda. Partai Demokrat harus mengantisipasi kemungkinan terulangnya upaya menggoyahkan partai, dengan berbagai cara," tutupnya.
(kri)
tulis komentar anda