Sejumlah Kader Persoalkan Hasil Muktamar dan Susunan Pengurus PPP

Selasa, 09 Februari 2021 - 18:46 WIB
Partai Persatuan Pembangunan. Foto/Istimewa
JAKARTA - Sejumlah kader senior Partai Persatuan Pembangunan menyatakan kekecewaannya atas hasil Muktamar IX dan Susunan Pengurus DPP PPP Periode 2019-2025.

Mereka yang mengatasnamakan Gerakan Penyelamatan PPP merasa ditinggalkan oleh Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa.

”Para senior, ulama PPP, tokoh pejuang partai, sebagian besar pengurus harian DPP 2016-2020 dan simpatisan PPP tersentak kaget dan penuh penasaran serta sangat kecewa melihat hasil Muktamar IX dan susunan pengurus harian DPP PPP karena meninggalkan kader–kader pejuang partai yang punya dedikasi dan sudah teruji,” tutur Ketua DPP Bidang Hubungan Antar Lembaga PPP periode 2016-2020 Rusli Efendi di Jakarta, Selasa (9/2/2021).



Dia menilai susunan kepengurusan DPP kali ini tidak mencerminkan unsur-unsur fusi sesuai dengan sejarah PPP. ”Bahkan yang ironisnya lagi, mengambil kader-kader partai lain yang juga pernah gagal di partai sebelumnya. Bahkan ada yang ternyata terdapat pengurus harian yang merupakan pasangan suami-istri, sementara katanya ingin merampingkan pengurus. Hal tersebut sangat kontradiktif,” tuturnya.



Karena itu, sejumlah komponen, tokoh senior dan kader partai malakukan silaturahim sebagai bagian tanggung jawab moral dan panggilan sejarah untuk berkontribusi dan menyelamatkan PPP dalam menghadapi Pemilu 2024, serta tetap terus berkhitmad pada umat, bangsa, dan negara sebagai partai berbasis Islam yang didirikan para ulama. Sejumlah komponen tersebut menamakan diri ”Kembali ke PPP 1973” yang di dalamnya terdiri dari para tokoh fusi pendiri partai, komponen Kembali Khittoh PPP, dan sejumlah komponen lain.

”Kami memberanikan diri dan mohon izin pada senior dan pejuang-pejuang PPP dengan segala kelebihan dan kekurangan kami, dan kita semua mengambil bagian memulai perjuangan dengan tetap berharap terus semua komponen. Gerakan ini kami sebut Gerakan Penyelamatan PPP,” katanya.

Menurut dia, gerakan ini bukan didasarkan atas dasar kebencian dan kekecewaan semata pada hasil Muktamar IX dan Susunan Pengurus DPP PPP 2020-2025, tapi lebih atas panggilan sejarah penyelamatan partai.

Ketua DPP Ekonomi dan Industri PPP Periode 2016-2020 Rudiman menambahkan, susunan kepengurusan DPP kali ini justru memasukkan orang-orang yang bukan kader PPP. Ada pasangan suami istri, ada mantan Wakil Ketua Umum Partai Hanura Bambu Apus/versi Daryatmo, Patrika S Andi Paturusi sebagai salah satu ketua. Ada pula mantan caleg PKB.
(dam)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More