Pandemi di Indonesia Berakhir 10 Tahun Lagi, IDI: Bisa Keliru, Bisa Benar

Senin, 08 Februari 2021 - 08:53 WIB
Seniman Amin Badai (43) dari kampung rumah kita atau kampung pin saat melukis mural yang bertemakan kampanye melawan COVID-19 di kawasan Tanah Tinggi, Tangerang, Banten, Rabu (20/1/2021). FOTO/DOK.SINDOnews/YORRI FARLI
JAKARTA - Indonesia dianalisa harus menunggu 10 tahun lebih untuk bisa bebas dari pandemi COVID-19 . Hal itu berdasarkan kecepatan vaksinasi yang dianalisa oleh Bloomberg Vaccine Tracer. Benarkah?

Ketua Satuan Tugas COVID-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Zubairi Djoerban mengatakan jika analisa itu bisa keliru, tapi juga bisa benar.

"Analisis itu bisa keliru bisa benar. Kenapa? Amerika Serikat saja belum bebas dari influenza meski vaksinnya sudah lama ditemukan. Fakta lain, influenza memakan korban jiwa puluhan ribu orang tiap tahunnya di sana. Notabene mereka adalah negara yang disebut maju dan kaya," kata Zubairi dari keterangan yang diterima MNC Portal Indonesia, Senin (8/2/2021).





Selain itu, Zubairi mengatakan jika berbicara mengenai penyakit HIV/AIDS, hingga saat ini belum ada negara di dunia maju yang bisa mengatasinya. "Yang kedua, mari kita bicara penyakit HIV/AIDS. Apakah negara maju mampu mengatasinya? Tidak juga," katanya.

"Sejak kasus pertama dilaporkan pada 1981, belum juga teratasi sampai sekarang. Padahal, umur penyakitnya kan sudah 40 tahun dan masih saja banyak kasusnya," kata Zubairi.

Lalu, kata Zubairi, jika ada analisis yang menyatakan bahwa perlu 10 tahun untuk Indonesia terbebas pandemi COVID-19, ada kemungkinan benar.



"Ya kalau analisis menyatakan Indonesia baru bisa bebas pandemi 10 tahun lagi, ya kemungkinan benar. Apalagi melihat fakta penyakit flu dan AIDS yang sampai sekarang belum juga teratas," katanya.

Selain itu, Zubairi mengatakan jika ada negara-negara lain yang diprediksi bisa mengatasi pandemi Covid-19 lebih cepat juga kemungkinan salah.

"Tapi, negara-negara lain yang diprediksi lebih cepat mengatasi pandemi COVID-19 ini juga kemungkinan salah. Kenapa? Ya saya pernah bilang bahwa Covid-19 ini berpotensi menjadi endemi baru, penyakit yang hanya ada di lokasi atau populasi tertentu," papar Zubairi.
(abd)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More