Menakar Peluang Moeldoko di Pilpres 2024
Sabtu, 06 Februari 2021 - 07:20 WIB
JAKARTA - Isu kudeta di Partai Demokrat menyeret nama Kepala Staf Kepresidenan Jenderal TNI (Purn) Moeldoko. Moeldoko disebut hendak menggunakan Partai Demokrat sebagai 'panggung politik' menuju kontestasi Pilpres 2024 . Lalu, sebesar apa peluang Moeldoko di Pilpres 2024 ?
Direktur Eksekutif Sudut Demokrasi Riset dan Analisis (SUDRA) Fadhli Harahab menyatakan, tanpa dukungan parpol, mustahil mantan Panglima TNI itu dapat mencalonkan diri sebagai kandidat capres atau cawapres di Pilpres 2024 .
Baca juga: Soal Moeldoko, Demokrat Ingatkan Lengsernya Megawati di KLB PDI oleh Soerjadi
"Bukan cuma dukungan, tetapi juga harus mencapai presidential threshold (PT), untuk itu figur potensial mestinya menduduki posisi sentral di parpol seperti menjadi ketum," ujarnya saat dihubungi SINDOnews, Sabtu (6/2/2021).
Baca juga: Sekjen Demokrat Nilai Sikap Moeldoko Bisa Diikuti oleh Pejabat Lain
Fadhli mengatakan, meski Moeldoko cukup populer dan memiliki elektabilitas, tanpa dukungan parpol tak akan bisa ikut meramaikan pesta demokrasi lima tahunan tersebut. "Okelah dia populer, elektabilitas dan kapabilitas juga punya, tanpa dukungan parpol, sia-sia. Sama halnya dengan kepala daerah yang saat ini memiliki potensi itu, termasuk Pak Gatot Nurmantyo yang digadang-gadang berhasrat nyapres," terangnya.
Terlebih, nama Moeldoko belum sekalipun muncul sebagai calon yang memiliki elektabilitas versi lembaga survei. Dari sejumlah rilis survei, nama Moeldoko kerap 'absen', jika dibandingkan dengan AHY.
"Saya pikir butuh kerja keras lebih untuk mengerek elektabilitasnya supaya masuk setidaknya lima besar. Nah, isu kudeta ini jika terus dikapitalisasi akan untungkan Moeldeoko dan Demokrat," tandasnya.
Lihat Juga: Menteri Rosan Harap Investasi ke Indonesia Meningkat usai Donald Trump Menangi Pilpres AS 2024
Direktur Eksekutif Sudut Demokrasi Riset dan Analisis (SUDRA) Fadhli Harahab menyatakan, tanpa dukungan parpol, mustahil mantan Panglima TNI itu dapat mencalonkan diri sebagai kandidat capres atau cawapres di Pilpres 2024 .
Baca juga: Soal Moeldoko, Demokrat Ingatkan Lengsernya Megawati di KLB PDI oleh Soerjadi
"Bukan cuma dukungan, tetapi juga harus mencapai presidential threshold (PT), untuk itu figur potensial mestinya menduduki posisi sentral di parpol seperti menjadi ketum," ujarnya saat dihubungi SINDOnews, Sabtu (6/2/2021).
Baca juga: Sekjen Demokrat Nilai Sikap Moeldoko Bisa Diikuti oleh Pejabat Lain
Fadhli mengatakan, meski Moeldoko cukup populer dan memiliki elektabilitas, tanpa dukungan parpol tak akan bisa ikut meramaikan pesta demokrasi lima tahunan tersebut. "Okelah dia populer, elektabilitas dan kapabilitas juga punya, tanpa dukungan parpol, sia-sia. Sama halnya dengan kepala daerah yang saat ini memiliki potensi itu, termasuk Pak Gatot Nurmantyo yang digadang-gadang berhasrat nyapres," terangnya.
Terlebih, nama Moeldoko belum sekalipun muncul sebagai calon yang memiliki elektabilitas versi lembaga survei. Dari sejumlah rilis survei, nama Moeldoko kerap 'absen', jika dibandingkan dengan AHY.
"Saya pikir butuh kerja keras lebih untuk mengerek elektabilitasnya supaya masuk setidaknya lima besar. Nah, isu kudeta ini jika terus dikapitalisasi akan untungkan Moeldeoko dan Demokrat," tandasnya.
Lihat Juga: Menteri Rosan Harap Investasi ke Indonesia Meningkat usai Donald Trump Menangi Pilpres AS 2024
(zik)
tulis komentar anda