Harlah ke-95, NU Diharapkan Satukan Umat Menghadapi Covid-19
Minggu, 31 Januari 2021 - 01:06 WIB
JAKARTA - Sekretaris Badan Pembinaan dan Pengembangan Organisasi Majelis Ulama Indonesia (BPPO MUI) Faozan Amar menilai Nahdlatul Ulama (NU) dalam sejarahnya berhasil menyatukan umat dalam melawan penjajah. Kini tugas NU diharapkan menyatukan umat dalam menghadapi wabah Covid-19.
Faozan mengatakan, sejak berdiri pada 31 Januari 1926, NU dianggap tetap istikamah berjuang di jalan kebangsaan. Selain itu, jargon hubul wathan minal iman yang digaungkan NU diharapkan bisa diimplementasikan dalam pelbagai kehidupan berbangsa dan bernergara, yang mencakup dinamikanya. "Dulu ketika NU berdiri, para ulama bangkit melawan penjajahan Belanda sebagai musuh bersama bangsa dan serbuan aliran Wahabi, yang dianggap merusak tatanan keislaman yang ada," ujar Faozan Amar dalam keterangan yang diterima, Sabtu (30/1/2021).
Sekarang setelah 95 tahun NU berdiri dan Indonesia 75 tahun merdeka, bangsa ini tengah menghadapi musuh bersama, yakni wabah Covid-19. Dia menyampaikan, wabah ini telah memporak-porandakan benteng pertahanan ekonomi, kesehatan, pendidikan, sosial dan sebagainya. "Karena itu, NU harus mampu membangkitkan umatnya agar dapat mencegah penyebaran wabah Covid-19 dan dampak yang ditimbulkannya sehingga tidak semakin meluas," ujar pria yang juga Ketua Bidang Pendidikan dan Pelatihan PP Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) itu.
Faozan juga melihat banyak kader NU yang duduk di pemerintahan. Maka dengan segala sumber daya dan akses yang dimiliki, akan memudahkan bagi NU untuk membangkitkan umatnya melawan wabah Corona. "Maka dengan semangat taawun atau tolong menolong dan gotong royong dari seluruh komponen bangsa dengan bimbingan para ulama, kita optimistis bangsa Indonesia akan mampu menghadapi wabah dengan baik, seraya berdoa agar wabah pandemi ini segera berlalu," harap Faozan.
Faozan juga menyampaikan selamat Harlah Ke-95 NU yang jatuh pada Minggu (31/1) besok. "Semoga terus berkhidmah dengan menyebarkan aswaja meneguhkan komitmen kebangsaan," kata dia.
Faozan mengatakan, sejak berdiri pada 31 Januari 1926, NU dianggap tetap istikamah berjuang di jalan kebangsaan. Selain itu, jargon hubul wathan minal iman yang digaungkan NU diharapkan bisa diimplementasikan dalam pelbagai kehidupan berbangsa dan bernergara, yang mencakup dinamikanya. "Dulu ketika NU berdiri, para ulama bangkit melawan penjajahan Belanda sebagai musuh bersama bangsa dan serbuan aliran Wahabi, yang dianggap merusak tatanan keislaman yang ada," ujar Faozan Amar dalam keterangan yang diterima, Sabtu (30/1/2021).
Sekarang setelah 95 tahun NU berdiri dan Indonesia 75 tahun merdeka, bangsa ini tengah menghadapi musuh bersama, yakni wabah Covid-19. Dia menyampaikan, wabah ini telah memporak-porandakan benteng pertahanan ekonomi, kesehatan, pendidikan, sosial dan sebagainya. "Karena itu, NU harus mampu membangkitkan umatnya agar dapat mencegah penyebaran wabah Covid-19 dan dampak yang ditimbulkannya sehingga tidak semakin meluas," ujar pria yang juga Ketua Bidang Pendidikan dan Pelatihan PP Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) itu.
Faozan juga melihat banyak kader NU yang duduk di pemerintahan. Maka dengan segala sumber daya dan akses yang dimiliki, akan memudahkan bagi NU untuk membangkitkan umatnya melawan wabah Corona. "Maka dengan semangat taawun atau tolong menolong dan gotong royong dari seluruh komponen bangsa dengan bimbingan para ulama, kita optimistis bangsa Indonesia akan mampu menghadapi wabah dengan baik, seraya berdoa agar wabah pandemi ini segera berlalu," harap Faozan.
Faozan juga menyampaikan selamat Harlah Ke-95 NU yang jatuh pada Minggu (31/1) besok. "Semoga terus berkhidmah dengan menyebarkan aswaja meneguhkan komitmen kebangsaan," kata dia.
(cip)
tulis komentar anda