Habib Ali Assegaf Wafat, Novel Bamukmin: Beliau Waliyullah

Sabtu, 16 Januari 2021 - 14:25 WIB
Wasekjen Persaudaraan Alumni 212, Novel Bamukmin menyebut Habib Ali sebagai panutan dan rujukan bagi para pemuka agama dan pendakwah. Foto/SINDOnews
JAKARTA - Ulama kharismatik Sayyidil Walid Al-Habib Ali bin Abdurrahman Assegaf meninggal dunia. Ia dimakamkan di Kompleks Pemakaman Habib Kuncung, Rawajati, Pancoran, Jakarta Selatan, Sabtu (16/1/2021).

Wasekjen Persaudaraan Alumni 212, Novel Bamukmin menyebut Habib Ali sebagai panutan dan rujukan bagi para pemuka agama dan pendakwah. Menurut dia, Habib Ali sudah mencapai derajat waliyullah atau wali Allah. Dalam kajian tawasuf, waliyullah adalah orang yang sangat dekat dengan Allah SWT. Seorang waliyullah hanya senantiasa bergantung pada Allah SWT. Hatinya selalu tertambat dengan Allah Ta'ala. (Baca juga: Gemuruh Takbir Sambut Jenazah Habib Ali Abdurrahman Assegaf)

"Beliau (Habib Ali) ulama panutan dan rujukan dan memang presidennya para dai' dan derajat keulamaan beliau, ilmu beliau keistiqomahan beliau serta perjuangan beliau dan sudah mencapai derajat waliyullah," ucap Novel kepada MNC News Portal. (Baca juga: AHY Kenang Habib Ali bin Abdurrahman Assegaf: Sosok yang Bersahaja)

Habib Ali, kata Novel, memiliki ilmu yang sangat mumpuni yang diturunkan dari ayahnya yang juga merupakan waliyullah min aulia illah. "Dan pastinya rujukan kami di FPI dan 212," imbuhnya.



Novel menyebut, Habib Ali merupakan salah satu magnet dalam aksi bela Islam 212. Habib Ali juga dekat dengan siapapun, baik ulama maupun pejabat. "Setingkat Presiden pernah bertemu dengan beliau," terangnya.

Kata Novel, Imam Besar FPI Habib Rizieq Syihab langsung mengunjungi Habib Ali ketika tiba di Indonesia. Habib Ali adalah orang pertama yang dikunjungi Habib Rizieq. "Habib Ali lah yang teristimewa memberikan sambutan dan dukungan kepada IB HRS sampai sampai beliau menangis tersedu-sedu," jelas dia.

Dengan wafatnya Habib Ali, Novel berujar umat Islam sangat kehilangan ulama kharismatik di saat kondisi negara sedang kritis keagamaan serta kritis multidimensi. Menurutnya musibah besar adalah ketika wafatnya ulama satu demi satu. "Ini yang artinya Allah telah mencabut ilmunya sedikit demi sedikit sebagai pertanda akhir zaman yang sangat dekat," tutupnya.
(cip)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More