Soal Reshuffle Kabinet, Pengamat: Jokowi Menang 2-0 Atas Prabowo-Sandi

Kamis, 07 Januari 2021 - 20:53 WIB
Presiden Jokowi mengumumkan menteri-menteri barunya yang akan masuk dalam Kabinet Indonesia Maju beberapa waktu lalu. Foto/SINDOnews
JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Negeri Semarang Cahyo Seftyono, menilai jika pertarungan politik diibaratkan seperti pertandingan sepak bola maka pertarungan antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan lawan politiknya Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, maka Jokowi menang 2-0.

(BACA JUGA : Emak-emak Heboh, BLT Ibu Rumah Tangga Kapan Cair? )

Walaupun penampilannya terkesan lugu, kata Cahyo, Jokowi cerdik dan pandai bersiasat. “Kepiawaian Jokowi menaklukkan rival tangguhnya dalam Pilpres 2019 yang lalu, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno merupakan contoh gamblang. Sesumbar Prabowo bahwa dirinya akan timbul-tenggelam bersama rakyat, dan kata-kata manis Sandi bahwa dia tak tertarik masuk kabinet, sirna sudah. Keduanya kini melempar handuk, duduk manis dengan baju putih, menjadi bawahan langsung Jokowi,” urai dosen Kebijakan Publik ini, Kamis (7/1/2021). (Baca juga: Reshuffle dan Harapan 2021)



Cahyo mengingatkan betapa kerasnya cercaan kedua tokoh itu terhadap Jokowi dalam Pilpres 2019 lalu. Tapi hanya dalam setahun, kata-kata tajam mereka berubah menjadi pujian dan sanjungan setinggi langit kepada mantan rivalnya itu. “Banyak orang kini risih mendengar sanjungan Prabowo pada Jokowi. Seperti lagu Macane Dadi Kucing (macannya jadi kucing), yang populer dikalangan masyarakat luas. Ini mungkin tak ada duanya di dunia,” ungkap Cahyo yang sering meneliti isu-isu politik local ini. (Baca juga: Prabowo-Sandi Masuk Kabinet, Tak Ada Lawan Abadi dalam Politik)

Dengan gayanya yang khas dan tenang, Jokowi memainkan strategi memangku lawan dengan memberi pangkat atau jabatan sehingga lawannya senang, padahal Jokowi menang lebih besar. "Seolah-olah seperti diangkat tapi sebenarnya dijatuhkan," kata Cahyo. (Baca juga: Sandi Masuk Kabinet Jokowi, Siapa Diuntungkan di Pilpres 2024?)

Dalam analisa Cahyo, masuknya Prabowo dan Sandi ke Kabinet Jokowi ini membuat keduanya kalah dua kali. Pertama, Prabowo-Sandi dikalahkan Jokowi pada Pilpres 2019. Kalau hanya ini, kata Cahyo, kedua tokoh politik ini bisa saja maju lagi di tahun 2024, apalagi Jokowi tak lagi jadi rival. “Kedua, sekarang berapa banyak rakyat yang masih percaya kepada dua politisi ini? Prabowo dan Sandi dianggap ingkar janji, mengkhianati para pendukungnya, yang dulu berjuang habis-habisan. Mereka bilang berjuang untuk rakyat, tapi ujungnya hanya untuk kepentingan pribadinya. Karakter Prabowo dan Sandi jatuh dan hancur, oleh perbuatan mereka sendiri,” ucapnya.

(BACA JUGA : Sambangi Labuan Bajo, Ini Agenda Menparekraf Sandi Uno )

Cahyo tidak tahu pasti apakah manuver Jokowi menjadikan Prabowo dan Sandi sebagai menteri itu untuk memperkuat basis dukungan terhadapnya, atau memang untuk menghancurkan karakter dan nama baik bekas penantangnya itu. Dalam amatan Cahyo, para pendukung Prabowo-Sandi yang besarnya sekitar 45% dari total pemilih pilpres 2019 tidak serta merta berbalik mendukung.

(BACA JUGA : Deretan Sekjen Parpol yang Menjabat sebagai Anggota DPR, Siapa Saja? )

Di media sosial maupun di pasar, terminal, pengajian, arisan dan ruang-ruang publik lainnya, kritik terhadap pemerintah masih lantang. Yang jelas, kata Cahyo, Jokowi berhasil mengalahkan suara Prabowo-Sandi dalam pilpres dan kini berhasil meruntuhkan reputasi keduanya dimata para pendukungnya. “Apapun yang ada dalam pikiran Pak Jokowi, maupun Pak Prabowo dan Sandi, yang jelas saat ini Jokowi menang lagi dan Prabowo-Sandi kalah lagi. Kalah dua kali. Selamat Pak Jokowi,” kata Cahyo.
(cip)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More