Denny JA dan Era Baru Penulis Entrepreneur
Selasa, 05 Januari 2021 - 20:25 WIB
Menurut Satrio, pertama kali Denny JA mengemukakan gagasan intelektual Entrepreneur di publik ketika dia menulis di buku 70 tahun Djohan Effendi, tahun 2009.
Djohan Effendi dikenal salah satu penggagas pembaharuan Islam di samping Nurcholish Madjid, Abdurahman Wahid, dan Ahmad Wahib. Djohan juga pernah menjadi menteri ketika Gus Dur menjadi presiden.
Dikenal hidup sangat bersahaja, Djohan Effendi meneruskan tradisi intelektual yang asketis. Dalam buku 70 tahun Djohan Effendi, Denny menulis. “Saya mengagumi tradisi hidup bersahaja Djohan Effendi. Tapi saya secara sadar memilih jalam hidup yang berbeda.”
“Ada pilihan lain. Menjadi intelektual,” tulis Denny,
“tapi juga kaya raya. Sehingga sang intelektual dapat membangun perpustakaan untuk publik, membiayai film yang bagus, hingga membantu puluhan anak yatim untuk bersekolah,” lanjutnya.
Denny JA tak hanya menuliskan gagasannya. Dia mencontohkan. Di samping produktif menulis, Denny pun produktif hidup di dunia bisnis.
Denny pun kaya raya. Lalu Denny menghabiskan miliaran rupiah mendorong sosialisasi Pancasila. Ia habiskan miliaram rupiah untuk menggerakkan puisi esai. Juga diketahui luas, Denny menjadi dermawan membantu banyak kehidupan para aktivis dan penulis.
Denny JA juga dikatakannya sebagai founding father profesi konsultan politik Indonesia. Dikenal juga sebagai pelopor puisi esai. Juga Ia dianggap pelopor meme politik di Indonesia.
Djohan Effendi dikenal salah satu penggagas pembaharuan Islam di samping Nurcholish Madjid, Abdurahman Wahid, dan Ahmad Wahib. Djohan juga pernah menjadi menteri ketika Gus Dur menjadi presiden.
Dikenal hidup sangat bersahaja, Djohan Effendi meneruskan tradisi intelektual yang asketis. Dalam buku 70 tahun Djohan Effendi, Denny menulis. “Saya mengagumi tradisi hidup bersahaja Djohan Effendi. Tapi saya secara sadar memilih jalam hidup yang berbeda.”
“Ada pilihan lain. Menjadi intelektual,” tulis Denny,
“tapi juga kaya raya. Sehingga sang intelektual dapat membangun perpustakaan untuk publik, membiayai film yang bagus, hingga membantu puluhan anak yatim untuk bersekolah,” lanjutnya.
Denny JA tak hanya menuliskan gagasannya. Dia mencontohkan. Di samping produktif menulis, Denny pun produktif hidup di dunia bisnis.
Denny pun kaya raya. Lalu Denny menghabiskan miliaran rupiah mendorong sosialisasi Pancasila. Ia habiskan miliaram rupiah untuk menggerakkan puisi esai. Juga diketahui luas, Denny menjadi dermawan membantu banyak kehidupan para aktivis dan penulis.
Denny JA juga dikatakannya sebagai founding father profesi konsultan politik Indonesia. Dikenal juga sebagai pelopor puisi esai. Juga Ia dianggap pelopor meme politik di Indonesia.
(dam)
tulis komentar anda