Mengukur Peluang AHY di 2024 Jika Diduetkan dengan Beberapa Figur Ini
Minggu, 03 Januari 2021 - 08:54 WIB
Kedua, soal dukungan parpol atau gabungan parpol. Menurut analis politik asal UIN Jakarta itu, praktis baru hanya partai Demokrat yang mendukungnya sebagai kandidat capres/cawapres mendatang.
"Artinya Demokrat harus bisa merangkul parpol untuk dapat menembus presidential threshold. Di sini butuh figur SBY turun gunung," katanya. ( )
Ketiga, gengsi politik. Fadhli mengatakan, Partai Demokrat harus bisa menundukkan gengsi politik tokoh pendamping AHY jika ingin menjadi kandidat.
"Meski AHY adalah Ketum Demokrat. Tetapi dia belum pernah teruji memimpin pemerintahan sipil. Kemudian ujug-ujug ingin disandingkan dengan salah salah satu tokoh politik yang punya pengalaman dan kapabilitas kuat, seperti kepala daerah atau profesional muda, tentu ini akan memunculkan gengsi politik," ujarnya.
Apalagi kalau bicara pragmatisme parpol, tentu saja mereka akan lebih memilih berkoalisi dengan figur yang kemungkinan besar menang. Dia menyebutkan, ada beberapa figur yang terpotret dalam lembaga survei bisa menjadi pendamping AHY.
Misalnya, kata Fadhli, mantan Menteri Kelautan, Susi Pudjiastuti dan Menteri BUMN, Erick Thohir, meski peluang ini juga relatif kecil. Mengingat, Susi berpotensi terasosiasikan dengan partai Demokrat, dan Erick dengan Partai Golkar. ( )
Namun demikian, lanjut Fadhli berbagai kemungkinan masih bisa terjadi, mengingat Pilpres 2024 masih jauh. Partai Demokrat harus bisa menjadi kunci apabila ingin meloloskan AHY sebagai salah satu kandidat.
"Dinamika politik itu bisa berubah dalam hitungan menit. Partai Demokrat harus bisa menjadi pemain kunci untuk dapat meloloskan AHY sebagai kandidat," katanya.
"Artinya Demokrat harus bisa merangkul parpol untuk dapat menembus presidential threshold. Di sini butuh figur SBY turun gunung," katanya. ( )
Ketiga, gengsi politik. Fadhli mengatakan, Partai Demokrat harus bisa menundukkan gengsi politik tokoh pendamping AHY jika ingin menjadi kandidat.
"Meski AHY adalah Ketum Demokrat. Tetapi dia belum pernah teruji memimpin pemerintahan sipil. Kemudian ujug-ujug ingin disandingkan dengan salah salah satu tokoh politik yang punya pengalaman dan kapabilitas kuat, seperti kepala daerah atau profesional muda, tentu ini akan memunculkan gengsi politik," ujarnya.
Apalagi kalau bicara pragmatisme parpol, tentu saja mereka akan lebih memilih berkoalisi dengan figur yang kemungkinan besar menang. Dia menyebutkan, ada beberapa figur yang terpotret dalam lembaga survei bisa menjadi pendamping AHY.
Misalnya, kata Fadhli, mantan Menteri Kelautan, Susi Pudjiastuti dan Menteri BUMN, Erick Thohir, meski peluang ini juga relatif kecil. Mengingat, Susi berpotensi terasosiasikan dengan partai Demokrat, dan Erick dengan Partai Golkar. ( )
Namun demikian, lanjut Fadhli berbagai kemungkinan masih bisa terjadi, mengingat Pilpres 2024 masih jauh. Partai Demokrat harus bisa menjadi kunci apabila ingin meloloskan AHY sebagai salah satu kandidat.
"Dinamika politik itu bisa berubah dalam hitungan menit. Partai Demokrat harus bisa menjadi pemain kunci untuk dapat meloloskan AHY sebagai kandidat," katanya.
(abd)
tulis komentar anda