Cak Imin Simbol Politik NU, Wajar Masuk Bursa Capres 2024
Kamis, 31 Desember 2020 - 16:42 WIB
(Baca: Survei Capres 2024 SMRC, Bye...bye... Prabowo)
Di sisi lain, kata Hasan, dari nama-nama yang beredar di sejumlah survei, memang belum ada nama tokoh yang menonjol. Berbeda dengan ketika Pilpres 2019, dimana nama Joko Widodo (Jokowi) sebagai capres petahana saat itu sangat menonjol. Begitu pula nama Prabowo Subianto saat itu.
"Dari berbagai survei yang ada itu belum muncul nama-nama baru. Nama-nama yang lama masih sangat dominan, dan kalau kita lihat di antara nama-nama lama yang beredar itu belum ada yang sangat dominan. Nah, proses menuju 2024 itulah yang akan mengerucutkan nama-nama yang akan diusung oleh parpol menjadi capres," tuturnya.
(Baca juga : Prabowo Tak Boleh Alergi Duetkan Ganjar-Sandi di Pilpres 2024 )
Menurutnya, fase 2021-2023 masih dalam tataran konsolidasi partai dalam mencari sosok yang paling memungkinkan untuk diusung menjadi capres dan cawapres. "Kenapa demikian? Karena saya melihat partai-partai ini belum konfiden untuk mengusung calon-calonnya apakah dari kader partai sendiri, ketum partai atau dari tokoh-toko yang punya irisan dengan parpol tersebut," katanya.
(Baca: Risma Berpotensi Jadi Pesaing, Loyalis Anies Baswedan Bersyukur)
Senada dengan Hasan, pakar komunikasi politik Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komaruddin mengatakan, Cak Imin merupakan tokoh lama yang selalu hidup dalam segala zaman dan selalu eksis dalam perpolitikan nasional. "Siapapun pemerintahannya, dia selalu ada di pemerintahan dan selalu hoki. Kalau kemudian nama Cak Imin ini muncul sebagai fenomena baru di survei dengan merangsek ke posisi tiga besar, itu sesuatu kejadian yang biasa," tuturnya.
Ujang mengatakan, hal ini terjadi lantaran basis masa NU sangat besar, dan nama Cak Imin bisa diasosiasikan sebagai tokoh politik NU. "Itu sudah tidak diragukan lagi. Misalnya fenomena Helmy Faishal Zaini yang di DPR kemudian menjadi Sekjen PBNU, saya melihat NU ya PKB, PKB ya NU, itu secara politik walaupun selalu dibantah," katanya.
(Baca juga : Gus Baha Dinobatkan sebagai Dai of The Year 2020 oleh ADDAI )
Dengan basis masa yang cukup kuat, menurut Ujang, maklum jika nama Cak Imin didorong dalam bursa kandidat capres atau cawapres pada Pilpres 2024 mendatang. "Dorongan dari kelompoknya dan itu sangat wajar karena dia memiliki basis massa yang riil yang banyak. Kalau bicara politik di NU maka Cak Imin adalah tokoh NU yang paling menonjol pasca KH Ma'ruf Amin," kata Ujang.
Di sisi lain, kata Hasan, dari nama-nama yang beredar di sejumlah survei, memang belum ada nama tokoh yang menonjol. Berbeda dengan ketika Pilpres 2019, dimana nama Joko Widodo (Jokowi) sebagai capres petahana saat itu sangat menonjol. Begitu pula nama Prabowo Subianto saat itu.
"Dari berbagai survei yang ada itu belum muncul nama-nama baru. Nama-nama yang lama masih sangat dominan, dan kalau kita lihat di antara nama-nama lama yang beredar itu belum ada yang sangat dominan. Nah, proses menuju 2024 itulah yang akan mengerucutkan nama-nama yang akan diusung oleh parpol menjadi capres," tuturnya.
(Baca juga : Prabowo Tak Boleh Alergi Duetkan Ganjar-Sandi di Pilpres 2024 )
Menurutnya, fase 2021-2023 masih dalam tataran konsolidasi partai dalam mencari sosok yang paling memungkinkan untuk diusung menjadi capres dan cawapres. "Kenapa demikian? Karena saya melihat partai-partai ini belum konfiden untuk mengusung calon-calonnya apakah dari kader partai sendiri, ketum partai atau dari tokoh-toko yang punya irisan dengan parpol tersebut," katanya.
(Baca: Risma Berpotensi Jadi Pesaing, Loyalis Anies Baswedan Bersyukur)
Senada dengan Hasan, pakar komunikasi politik Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komaruddin mengatakan, Cak Imin merupakan tokoh lama yang selalu hidup dalam segala zaman dan selalu eksis dalam perpolitikan nasional. "Siapapun pemerintahannya, dia selalu ada di pemerintahan dan selalu hoki. Kalau kemudian nama Cak Imin ini muncul sebagai fenomena baru di survei dengan merangsek ke posisi tiga besar, itu sesuatu kejadian yang biasa," tuturnya.
Ujang mengatakan, hal ini terjadi lantaran basis masa NU sangat besar, dan nama Cak Imin bisa diasosiasikan sebagai tokoh politik NU. "Itu sudah tidak diragukan lagi. Misalnya fenomena Helmy Faishal Zaini yang di DPR kemudian menjadi Sekjen PBNU, saya melihat NU ya PKB, PKB ya NU, itu secara politik walaupun selalu dibantah," katanya.
(Baca juga : Gus Baha Dinobatkan sebagai Dai of The Year 2020 oleh ADDAI )
Dengan basis masa yang cukup kuat, menurut Ujang, maklum jika nama Cak Imin didorong dalam bursa kandidat capres atau cawapres pada Pilpres 2024 mendatang. "Dorongan dari kelompoknya dan itu sangat wajar karena dia memiliki basis massa yang riil yang banyak. Kalau bicara politik di NU maka Cak Imin adalah tokoh NU yang paling menonjol pasca KH Ma'ruf Amin," kata Ujang.
tulis komentar anda