Cak Imin Simbol Politik NU, Wajar Masuk Bursa Capres 2024
loading...
A
A
A
JAKARTA - Nama Abdul Muhaimin Iskandar alias Cak Imin masuk dalam daftar kandidat calon presiden (capres) potensial untuk bertarung pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 berdasarkan hasil polling online terbaru SINDOnews. Nama Wakil Ketua DPR itu merangsek di deretan atas, tepatnya di posisi tiga setelah Gubernur Jawa tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan .
(Baca juga : AHY Dirikan Komunitas Overlanding Indonesia Bagi Pecinta Jelajah Nusantara )
Digelar sejak 24 November 2020, polling untuk mencari Calon Presiden 2024 itu telah menjaring total responden sebanyak 3.244 orang hingga akhir Desember ini.
(Baca: Ganjar Pranowo Kian Melejit, Cak Imin Ramaikan Bursa Calon Presiden 2024)
Ganjar konsisten di urutan nomor satu dengan perolehan suara 37%. Sementara Anies Baswedan dipilih oleh 22% responden. Sementara Cak Imin merangsek ke posisi tiga besar dengan perolehan suara 11%, menggeser tokoh kuat lainnya yaitu Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dengan perolehan suara survei 8%, dan politik muda yang juga Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) 5%.
Sementara nama Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang sebelumnya menduduki posisi tiga, kali ini terlempar dari deretan top 5. Menteri Pertahanan ini berada di urutan enam dengan prosentase 4%.
(Baca juga : Partai Gelora Indonesia Tancap Gas, Partai Ummat Deklarasi Tahun Depan )
CEO Alvara Research Center Hasanuddin Ali mengatakan, wajar jika nama Cak Imin yang juga Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu masih dilihat publik sebagai tokoh capres potensial. Sebab, menurut Hasan, harus diakui bahwa hingga saat ini, representasi politik Nahdlatul Ulama (NU) itu ada di sosok Cak Imin.
"Kalau kita lihat sampai hari ini, tokoh NU yang dan juga tokoh politik atau tokoh politik dari NU yang paling menonjol sampai hari ini ya Cak Imin, itu harus diakui. Belum ada satu tokoh NU yang semenonjol Cak Imin," kata Hasanuddin Ali, Kamis (31/12/2020).
(Baca: Survei Capres 2024 SMRC, Bye...bye... Prabowo)
Di sisi lain, kata Hasan, dari nama-nama yang beredar di sejumlah survei, memang belum ada nama tokoh yang menonjol. Berbeda dengan ketika Pilpres 2019, dimana nama Joko Widodo (Jokowi) sebagai capres petahana saat itu sangat menonjol. Begitu pula nama Prabowo Subianto saat itu.
"Dari berbagai survei yang ada itu belum muncul nama-nama baru. Nama-nama yang lama masih sangat dominan, dan kalau kita lihat di antara nama-nama lama yang beredar itu belum ada yang sangat dominan. Nah, proses menuju 2024 itulah yang akan mengerucutkan nama-nama yang akan diusung oleh parpol menjadi capres," tuturnya.
(Baca juga : Prabowo Tak Boleh Alergi Duetkan Ganjar-Sandi di Pilpres 2024 )
Menurutnya, fase 2021-2023 masih dalam tataran konsolidasi partai dalam mencari sosok yang paling memungkinkan untuk diusung menjadi capres dan cawapres. "Kenapa demikian? Karena saya melihat partai-partai ini belum konfiden untuk mengusung calon-calonnya apakah dari kader partai sendiri, ketum partai atau dari tokoh-toko yang punya irisan dengan parpol tersebut," katanya.
(Baca: Risma Berpotensi Jadi Pesaing, Loyalis Anies Baswedan Bersyukur)
Senada dengan Hasan, pakar komunikasi politik Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komaruddin mengatakan, Cak Imin merupakan tokoh lama yang selalu hidup dalam segala zaman dan selalu eksis dalam perpolitikan nasional. "Siapapun pemerintahannya, dia selalu ada di pemerintahan dan selalu hoki. Kalau kemudian nama Cak Imin ini muncul sebagai fenomena baru di survei dengan merangsek ke posisi tiga besar, itu sesuatu kejadian yang biasa," tuturnya.
Ujang mengatakan, hal ini terjadi lantaran basis masa NU sangat besar, dan nama Cak Imin bisa diasosiasikan sebagai tokoh politik NU. "Itu sudah tidak diragukan lagi. Misalnya fenomena Helmy Faishal Zaini yang di DPR kemudian menjadi Sekjen PBNU, saya melihat NU ya PKB, PKB ya NU, itu secara politik walaupun selalu dibantah," katanya.
(Baca juga : Gus Baha Dinobatkan sebagai Dai of The Year 2020 oleh ADDAI )
Dengan basis masa yang cukup kuat, menurut Ujang, maklum jika nama Cak Imin didorong dalam bursa kandidat capres atau cawapres pada Pilpres 2024 mendatang. "Dorongan dari kelompoknya dan itu sangat wajar karena dia memiliki basis massa yang riil yang banyak. Kalau bicara politik di NU maka Cak Imin adalah tokoh NU yang paling menonjol pasca KH Ma'ruf Amin," kata Ujang.
(Baca juga : AHY Dirikan Komunitas Overlanding Indonesia Bagi Pecinta Jelajah Nusantara )
Digelar sejak 24 November 2020, polling untuk mencari Calon Presiden 2024 itu telah menjaring total responden sebanyak 3.244 orang hingga akhir Desember ini.
(Baca: Ganjar Pranowo Kian Melejit, Cak Imin Ramaikan Bursa Calon Presiden 2024)
Ganjar konsisten di urutan nomor satu dengan perolehan suara 37%. Sementara Anies Baswedan dipilih oleh 22% responden. Sementara Cak Imin merangsek ke posisi tiga besar dengan perolehan suara 11%, menggeser tokoh kuat lainnya yaitu Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dengan perolehan suara survei 8%, dan politik muda yang juga Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) 5%.
Sementara nama Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang sebelumnya menduduki posisi tiga, kali ini terlempar dari deretan top 5. Menteri Pertahanan ini berada di urutan enam dengan prosentase 4%.
(Baca juga : Partai Gelora Indonesia Tancap Gas, Partai Ummat Deklarasi Tahun Depan )
CEO Alvara Research Center Hasanuddin Ali mengatakan, wajar jika nama Cak Imin yang juga Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu masih dilihat publik sebagai tokoh capres potensial. Sebab, menurut Hasan, harus diakui bahwa hingga saat ini, representasi politik Nahdlatul Ulama (NU) itu ada di sosok Cak Imin.
"Kalau kita lihat sampai hari ini, tokoh NU yang dan juga tokoh politik atau tokoh politik dari NU yang paling menonjol sampai hari ini ya Cak Imin, itu harus diakui. Belum ada satu tokoh NU yang semenonjol Cak Imin," kata Hasanuddin Ali, Kamis (31/12/2020).
(Baca: Survei Capres 2024 SMRC, Bye...bye... Prabowo)
Di sisi lain, kata Hasan, dari nama-nama yang beredar di sejumlah survei, memang belum ada nama tokoh yang menonjol. Berbeda dengan ketika Pilpres 2019, dimana nama Joko Widodo (Jokowi) sebagai capres petahana saat itu sangat menonjol. Begitu pula nama Prabowo Subianto saat itu.
"Dari berbagai survei yang ada itu belum muncul nama-nama baru. Nama-nama yang lama masih sangat dominan, dan kalau kita lihat di antara nama-nama lama yang beredar itu belum ada yang sangat dominan. Nah, proses menuju 2024 itulah yang akan mengerucutkan nama-nama yang akan diusung oleh parpol menjadi capres," tuturnya.
(Baca juga : Prabowo Tak Boleh Alergi Duetkan Ganjar-Sandi di Pilpres 2024 )
Menurutnya, fase 2021-2023 masih dalam tataran konsolidasi partai dalam mencari sosok yang paling memungkinkan untuk diusung menjadi capres dan cawapres. "Kenapa demikian? Karena saya melihat partai-partai ini belum konfiden untuk mengusung calon-calonnya apakah dari kader partai sendiri, ketum partai atau dari tokoh-toko yang punya irisan dengan parpol tersebut," katanya.
(Baca: Risma Berpotensi Jadi Pesaing, Loyalis Anies Baswedan Bersyukur)
Senada dengan Hasan, pakar komunikasi politik Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komaruddin mengatakan, Cak Imin merupakan tokoh lama yang selalu hidup dalam segala zaman dan selalu eksis dalam perpolitikan nasional. "Siapapun pemerintahannya, dia selalu ada di pemerintahan dan selalu hoki. Kalau kemudian nama Cak Imin ini muncul sebagai fenomena baru di survei dengan merangsek ke posisi tiga besar, itu sesuatu kejadian yang biasa," tuturnya.
Ujang mengatakan, hal ini terjadi lantaran basis masa NU sangat besar, dan nama Cak Imin bisa diasosiasikan sebagai tokoh politik NU. "Itu sudah tidak diragukan lagi. Misalnya fenomena Helmy Faishal Zaini yang di DPR kemudian menjadi Sekjen PBNU, saya melihat NU ya PKB, PKB ya NU, itu secara politik walaupun selalu dibantah," katanya.
(Baca juga : Gus Baha Dinobatkan sebagai Dai of The Year 2020 oleh ADDAI )
Dengan basis masa yang cukup kuat, menurut Ujang, maklum jika nama Cak Imin didorong dalam bursa kandidat capres atau cawapres pada Pilpres 2024 mendatang. "Dorongan dari kelompoknya dan itu sangat wajar karena dia memiliki basis massa yang riil yang banyak. Kalau bicara politik di NU maka Cak Imin adalah tokoh NU yang paling menonjol pasca KH Ma'ruf Amin," kata Ujang.
(muh)