Obituari Muladi, Mantan Menteri yang Sempat Tidak Lulus SD dan SMP

Kamis, 31 Desember 2020 - 09:11 WIB
Putra terbaik bangsa, Prof. Dr. H. Muladi SH meninggal dunia pada usia 77 tahun di RSPAD Gatot Subroto, Kamis (31/12/2020). Foto/SINDOnews
JAKARTA - Salah satu putra terbaik bangsa, Prof. Dr. H. Muladi SH meninggal dunia pada usia 77 tahun di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Kamis (31/12/2020). Sebelum meninggal, Muladi sempat berjuang melawan Covid-19 yang menjangkitinya sejak 11 Desember 2020.

Semasa hidupnya, pria kelahiran Surakarta, Jawa Tengah, 26 Mei 1943 itu memiliki karir yang cukup cemerlang. Berdasarkan sumber Wikipedia, Muladi pernah menjabat sebagai Gubernur Lemhannas terlama (2005–2011). Selain itu, politikus senior Partai Golkar itu juga pernah menduduki posisi sangat strategis sebagai Menteri Kehakiman (kini disebut Menteri Hukum dan HAM) merangkap Menteri Sekretaris Negara pada masa Kabinet Reformasi Pembangunan. (Baca juga: Breaking News, Mantan Menteri Kehakiman Muladi Wafat)





Sebelum menjabat menteri, ia adalah Rektor Universitas Diponegoro. Muladi pernah menjabat Ketua Institute for Democracy and Human Rights di The Habibie Center, Jakarta. Muladi bahkan masih terus aktif berkarir hingga usia senjanya. Bahkan, namanya tercatat sebagai Ketua Tim Perumus Revisi Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP) yang sempat menuai polemik di masyarakat hingga pengesahannya ditunda. (Baca juga: Hendropriyono Ajak Masyarakat Kenang Kebaikan Almarhum Muladi)

Kala itu, Muladi yang terlibat langsung dalam pembahasan akademik dalam merumuskan revisi KUHP menyatakan bahwa naskah akademik RKUHP tersebut lengkap 40 tahun. "Ada naskah akademik, ada catatan-catatan di DPR dialog-dialognya di pemerintah maupun di DPR lengkap," terang Muladi usai menjadi pembicara "Dialog RUU KUHP" di Fakultas Hukum Universitas Diponegoro, Rabu (2/10/2019) silam.

Sosok Muladi dikenal dengan gaya bicaranya yang keras menggelegar, terutama saat marah. Tetapi, ia sesungguhnya berhati lembut serta tidak tahan melihat ketidakadilan dan pelanggaran hak asasi manusia.

Muladi merupakan putra bungsu dari tiga bersaudara pasangan Dasijo Darmo Suwito dan Sartini. Ayahnya yang asli Jawa Timur bekerja sebagai reserse polisi. Karena orang tuanya yang pindah tugas sehingga membawanya tinggal di Semarang. Muladi kecil dikenal nakal. Karena kenakalannya itu, Muladi dua kali tidak lulus sekolah, yaitu ketika SD dan SMP.

Meski tidak lulus SMP, Muladi tetap bisa melanjutkan sekolah ke sebuah SMA swasta yaitu SMA Institut Indonesia. Ia kemudian diterima di Fakultas Ekonomi dan Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat Universitas Diponegoro, Semarang. Dia memilih untuk kuliah di Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat (saat ini disebut dengan nama Fakultas Hukum).

Semasih mahasiswa, Muladi aktif sebagai Anggota Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), tahun 1963-1968. Ia juga pernah menjadi Komandan Batalyon IV, Resimen Mahasiswa Semarang (1964–1967). Selain itu, sambil kuliah, dia bekerja sebagai karyawan OPS Minyak dan Gas Bumi, Jawa Tengah (1966–1969).

Dalam hal olahraga, Muladi muda menyukai karate dan judo. Pemegang sabuk hitam ini bahkan menjadi atlet judo nasional. Sebelum aktif di dunia politik, ia berkarir di Universitas Diponegoro sebagai dosen. Ia datang ke Jakarta ketika menjadi anggota MPR-RI pada tahun 1997. Setelah itu, ia dan keluarganya tinggal di Jakarta.

Pada usia 21 tahun, Muladi menikahi adik kelasnya, Nany Ratna Asmara, tepatnya pada tanggal 22 Maret 1964. Pernikahannya tersebut membuahkan empat orang putri, yaitu Rina Irawanti, Diah Sulistyani, Aida Fitriani, dan Erlina Kumala Esti. Dua anak pertama dan anak bungsunya mengikuti jejak Muladi mendalami bidang hukum. Putri keduanya, Diah Sulistyani, mengikuti jejaknya menjadi seorang akademisi.
(cip)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More