Fahri Hamzah Kritik Mahfud MD: Kekuasaan Tak Pernah Bisa Bertahan

Rabu, 30 Desember 2020 - 20:12 WIB
Mantan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengkritik Menkopolhukam Mahfud MD yang tidak membuka ruang tanya jawab saat mengumumkan pembubaran FPI. Foto/ist
JAKARTA - Politikus Partai Gelora Fahri Hamzah langsung melontarkan kritiknya terhadap Menkopolhukam Mahfud MD saat mengumumkan keputusan pembubaran Front Pembela Islam (FPI).

(Baca juga : Pembubaran FPI Picu Polemik, Pakar Pidana: Permainan Politik yang Sarkas )

Fahri menilai sebagai cendekiawan seharusnya Mahfud bisa membawa persoalan FPI pada jalan dialog. Dia mengingatkan bahwa saat konferensi pers Mahfud didampingi orang-orang pintar bergelar doktor dan guru besar, sebagaimana Mahfud sendiri. Bagi Fahri, itu menunjukkan bahwa keputusan yang akan diumumkan merupakan hasil olah pikir para cendekiawan.

(Baca:FPI Dibubarkan, Amnesty Internasional: Makin Menggerus Kebebasan Sipil)

Tetapi dia kecewa begitu Mahfud dalam konferensi per mengatakan bahwa pembubaran FPI adalah keputusan pemerintah dan meminta pers menyiarkan tanpa kesempatan tanya jawab.



Sayang sekali, gesture orang2 pintar tidak gemar membuka dialog. Sayang sekali karena kekuasaan dianggap lebih penting dari ilmu pengetahuan. Percayalah pak prof, ilmulah yang punya masa depan, kekuasaan tidak pernah bisa bertahan. Seharusnya dialog adalah jalan kita,” cuit @FahriHamzah, Rabu (30/12/2020) petang.

(Baca juga : FPI Berubah Jadi Front Persatuan Islam, Fadli Zon Ucapkan Selamat )

Fahri mengingatkan Mahfud bahwa dulu mereka mengkritik praktik kekuasaan yang selalu menyimpang sehingga dialog dan demokrasi dipilih sebagai jalan. "Prof @mohmahfudmd lupa bahwa salah satu sebab kita mengambil dialog keterbukaan dan demokrasi sebagai jalan adalah karena kita sering melihat keluasaan selalu menyimpang. Ini pengalaman bangsa kita, pengalaman agama dan juga pengalaman ummat manusia. Apakah bapak belum paham?” tulis Fahri.

(Baca:Petamburan Tiba-tiba Disweeping Polisi-TNI, FPI: Tidak Tahu Kenapa)
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More