Reshuffle Kedua Bayangi Menteri Kabinet Indonesia Maju
Minggu, 27 Desember 2020 - 16:58 WIB
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) pekan lalu melantik enam menteri dan lima wakil menteri (wamen) hasil reshuffle pertama pada Kabinet Indonesia Maju. Pakar komunikasi politik dari Universitas Mercu Buana (UMB) Jakarta Heri Budianto memprediksi reshuffle kabinet masih akan membayangi para menteri Jokowi.
"Menurut saya masih akan ada reshuffle selanjutnya," kata Heri kepada SINDOnews, Minggu (27/12/2020).
Menurut pria yang akrab disapa Herbud ini, ada tiga alasan Jokowi akan melakukan reshuffle kedua. Pertama, penanganan pandemi Covid-19 dan dampak ekonominya, mengingat pandemi ini masih berlangsung dan vaksinnya masih menunggu izin edar. Pandemi Covid-19 jadi ujian berat bagi semua pemerintahan.
"Bergantung situasi penanggulangan pandemi dan kondisi ekonomi. Karena ini ujian terberat bagi kabinet, jika tak mampu mengatasi maka reshuffle akan terjadi," terangnya.
( ).
Kedua, Jokowi juga masih perlu mengakomodir para relawan dan kelompok politik lainnya yang belum terpuaskan dengan struktur kabinet saat ini. Sehingga, waktu reshuffle kedua ini bergantung pada Jokowi sesuai dengan kondisi dan kebutuhan.
"Waktunya (untuk reshuffle kedua) sangat bergantung pada kondisi dan kebutuhan," kata Direktur Eksekutif PolcoMM Institute ini.
( ).
Terakhir, reshuffle kedua ini juga menjadi peringatan bagi menteri-menteri yang masih bermain dengan korupsi. Jadi, para menteri harus berhati-hati dalam menjalankan tugas Presiden Jokowi, karena reshuffle bisa dilakukan kapan saja.
"Tinggal nunggu waktu, cepat atau lambat. Jika ada menteri bermain-main dengan korupsi akan terbuka (untuk di-reshuffle)," pungkasnya.
"Menurut saya masih akan ada reshuffle selanjutnya," kata Heri kepada SINDOnews, Minggu (27/12/2020).
Menurut pria yang akrab disapa Herbud ini, ada tiga alasan Jokowi akan melakukan reshuffle kedua. Pertama, penanganan pandemi Covid-19 dan dampak ekonominya, mengingat pandemi ini masih berlangsung dan vaksinnya masih menunggu izin edar. Pandemi Covid-19 jadi ujian berat bagi semua pemerintahan.
"Bergantung situasi penanggulangan pandemi dan kondisi ekonomi. Karena ini ujian terberat bagi kabinet, jika tak mampu mengatasi maka reshuffle akan terjadi," terangnya.
( ).
Kedua, Jokowi juga masih perlu mengakomodir para relawan dan kelompok politik lainnya yang belum terpuaskan dengan struktur kabinet saat ini. Sehingga, waktu reshuffle kedua ini bergantung pada Jokowi sesuai dengan kondisi dan kebutuhan.
"Waktunya (untuk reshuffle kedua) sangat bergantung pada kondisi dan kebutuhan," kata Direktur Eksekutif PolcoMM Institute ini.
( ).
Terakhir, reshuffle kedua ini juga menjadi peringatan bagi menteri-menteri yang masih bermain dengan korupsi. Jadi, para menteri harus berhati-hati dalam menjalankan tugas Presiden Jokowi, karena reshuffle bisa dilakukan kapan saja.
"Tinggal nunggu waktu, cepat atau lambat. Jika ada menteri bermain-main dengan korupsi akan terbuka (untuk di-reshuffle)," pungkasnya.
(zik)
tulis komentar anda