Diperkirakan Sudah Masuk Indonesia, Virus Inggris Bisa Ganggu Vaksinasi Covid-19
Sabtu, 26 Desember 2020 - 05:16 WIB
JAKARTA - Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman memperkirakan varian baru Covid-19 dari Inggris telah menyebar ke Indonesia. Sebab varian yang lebih mudah menular sudah dilaporkan sejak September lalu. Terlebih negara tetangga Singapura telah mengkonfirmasi kasus pertama varian tersebut di negaranya.
(Baca juga : Epidemiolog: Tak Lama Lagi Ledakan Kasus Covid-19 Terjadi di Jawa )
"Terkait Covid baru ini sangat besar kemungkinan sudah masuk di Indonesia. Karena sudah terjadinya di September dan dilaporkan Desember," kata Dicky, Sabtu (26/12/2020).
(Baca: Menkes Minta Para Ahli Pelajari Varian Baru Covid-19 dari Inggris)
Mengapa di Indonesia mutasi virus corona yang lebih ganas itu belum ditemukan? Dicky menyebut jumlah testing dan sistem deteksi dini Covid-19 Indonesia yang belum memadai menjadi penyebabnya. Selain itu, kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan sistem pengetatan di perbatasan dan pintu masuk Indonesia yang relatif longgar juga berpotensi mengakibatkan virus tersebut telah berada di Tanah Air.
(Baca juga : Sadis, Milisi Houthi Pukuli Ibu Hamil Hingga Tewas di Depan Anak-anaknya )
"Memang ini tidak menyebabkan keparahan besar. Tapi dengan semakin efektif dan efesiennya dia melakukan replikasi dan infeksi ini akan berdampak pada sistem pelayanan kesehatan," jelas dia.
Dicky menilai sampai saat ini pandemi Covid-19 Indonesia belum terkendali. Masuknya varian baru Covid-19 berpotensi mengganggu keberhasilan program vaksinasi Covid-19 ke depan. "Dan ini akan mengganggu dari keberhasilan program vaksinasi. Tapi menganggu vaksin Covid-19 ya belum tentu. Tapi kalau mengganggu program vaksinasi ya jelas karena meningkatkan angka reproduksi dengan misalnya angka 2 bisa jadi 3," tuturnya.
(Baca: Setelah Inggris dan Afsel, Varian Virus COVID-19 Juga Ditemukan di Nigeria)
Menurut Dicky, varian baru Covid-19 berdampak pada harus semakin tinggi dan terencananya efikasi vaksin Covid-19. Varian baru Covid-19 juga bakal menyerang kelompok produktif dan aktif sehingga semakin memberatkan situasi pandemi Covid-19 di Tanah Air. "Ini menambah lagi memberatkan dan memperburuk pandemi kita. Saya tidak menakut-nakuti tapi itu lah yang harus direspons," pungkasnya.
(Baca juga : Epidemiolog: Tak Lama Lagi Ledakan Kasus Covid-19 Terjadi di Jawa )
"Terkait Covid baru ini sangat besar kemungkinan sudah masuk di Indonesia. Karena sudah terjadinya di September dan dilaporkan Desember," kata Dicky, Sabtu (26/12/2020).
(Baca: Menkes Minta Para Ahli Pelajari Varian Baru Covid-19 dari Inggris)
Mengapa di Indonesia mutasi virus corona yang lebih ganas itu belum ditemukan? Dicky menyebut jumlah testing dan sistem deteksi dini Covid-19 Indonesia yang belum memadai menjadi penyebabnya. Selain itu, kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan sistem pengetatan di perbatasan dan pintu masuk Indonesia yang relatif longgar juga berpotensi mengakibatkan virus tersebut telah berada di Tanah Air.
(Baca juga : Sadis, Milisi Houthi Pukuli Ibu Hamil Hingga Tewas di Depan Anak-anaknya )
"Memang ini tidak menyebabkan keparahan besar. Tapi dengan semakin efektif dan efesiennya dia melakukan replikasi dan infeksi ini akan berdampak pada sistem pelayanan kesehatan," jelas dia.
Dicky menilai sampai saat ini pandemi Covid-19 Indonesia belum terkendali. Masuknya varian baru Covid-19 berpotensi mengganggu keberhasilan program vaksinasi Covid-19 ke depan. "Dan ini akan mengganggu dari keberhasilan program vaksinasi. Tapi menganggu vaksin Covid-19 ya belum tentu. Tapi kalau mengganggu program vaksinasi ya jelas karena meningkatkan angka reproduksi dengan misalnya angka 2 bisa jadi 3," tuturnya.
(Baca: Setelah Inggris dan Afsel, Varian Virus COVID-19 Juga Ditemukan di Nigeria)
Menurut Dicky, varian baru Covid-19 berdampak pada harus semakin tinggi dan terencananya efikasi vaksin Covid-19. Varian baru Covid-19 juga bakal menyerang kelompok produktif dan aktif sehingga semakin memberatkan situasi pandemi Covid-19 di Tanah Air. "Ini menambah lagi memberatkan dan memperburuk pandemi kita. Saya tidak menakut-nakuti tapi itu lah yang harus direspons," pungkasnya.
(muh)
tulis komentar anda